EmpatPuluhDelapan

949 52 1
                                    

Nafa mengernyit aneh,apa maksud pertanyaan Zidan barusan?

"Jadi,kita mau kemana? Kalau pergi dulu gimana? Lagipula belum terlalu sore." Zidan melirik jam dipergelangan tangan kirinya. Pukul dua siang.

Nafa memikirnya ajakan Zidan barusan. Boleh saja,tapi pasti rasanya canggung. Apalagi hari ini Zidan banyak bicara. Tidak seperti biasanya.

"Gue mau pulang aja."

Zidan menggeleng keras,menolak ajakan Nafa untuk langsung pulang, "Gak gak. Gue mau ajak lo pergi. Sebentar aja,please?" Mohon Zidan sambil mengatupkan kedua tangannya.

Ingin menolak,tapi Nafa tidak kuasa karena Zidan sampai harus memohon untuk ikut pergi dengannya.

Menghembuskan nafas kasar,akhirnya Nafa mengangguk untuk menyetujui ajakan Zidan, "Yaudah ayo pergi!" Zidan langsung menarik Nafa untuk berdiri dan menuju parkiran.

Nafa hanya mengikuti langkah kaki Zidan yang mengajaknya ke tempat parkir mobil. Parkir mobil?

"Hari ini gue bawa mobil karena motor gue masuk bengkel,lagi." Nafa hanya mengangguk singkat. Zidan menghentikan langkahnya didepan mobil Pajero berwarna hitam.

"Ini mobil lo?" Sebenarnya pertanyaan Nafa tidak berguna,jelas saja ini mobil Zidan karena ia sudah membuka kunci otomatis mobilnya.

"Pertanyaan lo gak perlu gue jawab. Cepetan masuk!" Zidan membuka pintu penumpang dan mendorong Nafa masuk. Setelah itu Zidan mengitari mobilnya,duduk di kursi kemudi dan memasang seatbelt.

"Pasang seatbelt lo. Atau mau gue pasangin?" Nafa buru-buru memasangnya sebelum Zidan mengacaukan debaran jantungnya lagi.

"Mau kemana?" Tanya Nafa setelah hampir lima menit menyusuri jalan yang ramai dengan Zidan yang fokus dengan kemudinya.

"Nanti juga lo tau." Setelah itu Nafa diam. Teringat sesuatu,Nafa segera mengirimi mamanya pesan untuk memberitahu bahwa ia akan pulang terlambat.

***

Selama perjalanan hanya ditemani keheningan. Karena Zidan yang sibuk menyetir dan Nafa yang menatap keluar jendela.

Zidan yang tahu bahwa Nafa bosan,berinisiatif menyalakan radio di dashboard mobilnya.

Kau...

Diam-diam aku jatuh cinta,kepadamu

Nafa mengalihkan pandangannya ke depan ketika bait pertama dinyanyikan. Ada desiran aneh saat lagu ini diputar.

Ku.. bosan sudah ku menyimpan rasa,kepadamu

Tapi tak mampu

Ku berkata didepanmu

Kenapa lirik lagu ini seakan menyindirnya? Oke,dia akui rasa untuk Zidan masih ada. Bahkan sampai sekarang. Rasa itu tidak pernah mati,sekalipun perlakuan buruk pernah didapatkan Nafa.

Aku tak mudah mencintai

Tak mudah bilang cinta

Kali ini giliran yang Zidan terpukau dengan lagu ini,mendengar tiap bait yang dinyanyikan membuatnya merasakan getaran aneh dihatinya.

Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta

Liriknya sangat pas dengan Zidan. Ia ingat,terakhir kali ia jatuh cinta itu sudah lama sekali. Bahkan bisa dikatakan bahwa itu adalah cinta monyet.

Tuhan tolong dengarkan ku

Beri aku dia

Semoga Tuhan mengabulkan doa-doanya yang selalu ia panjatkan dalan sujudnya. Walaupun ia tahu,bahwa didalam agamanya tidak ada yang namanya pacaran.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang