TigaPuluhDua

2K 84 6
                                    

Zidan memandang Nafa dari tempat duduknya, "Cantik." Gumamnya sepelan mungkin.

Wira yang sedang makan tiba-tiba langsung tersedak ketika mendengar Zidan menggumamkan kata tersebut.

"Kalo makan pelan-pelan!!" Ucap Radit sambil menepuk-nepuk punggung Wira.

"Nih." Arya menyodorkan minum kepada Wira dan langsung ditenggak olehnya.

"Lo kenapa?" Kali ini Zidan bertanya,dan langsung mendapat pelototan dari Wira.

"Lo nanya gue kenapa?" Zidan mengangguk dengan wajahnya yang polos.

"Lo bilang Nafa cantik. Siapa yang gak kaget coba." Mata Radit dan Arya yang semula fokus pada handphone masing-masing langsung menatap Zidan dengan pandangan aneh.

"Lo bilang apa?"

"Ha?"

Plakk..

Arya langsung memukul belakang kepala Zidan. Kesal dengan tanggapan Zidan yang absurd.

"Gue jadi curiga,jangan-jangan lo naksir sama Nafa." Hening ketika Arya selesai mengucapkan perkataannya.

"Gue duluan." Radit bangkit,meninggalkan ketiga temannya yang sedang menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Lo sih,asal ceplos aja." Ucap Zidan kesal.

"Lagian elo,dapet asumsi darimana sampe bilang kayak gitu. Muka aja sok dingin padahal mulutnya kayak mercon."

Plakk...

Arya memukul punggung Wira yang sedari tadi tidak berhenti berceloteh memarahi dirinya, "Bacot."

"Lo hobi banget mukul ya,Ar." Arya menatap Wira datar.

"Gue pusing deh liat kalian bertengkar kayak gini." Zidan bangkit meninggalkan Arya dan Wira.

"Elo sih." Arya tidak membalas ucapan Wira dan ikut pergi meninggalkan Wira seorang diri.

"Kenapa semua ninggalin gue?" Wira berkomat-kamit kesal,menyusul sahabatnya yang dengan tega meninggalkannya dikantin sendirian.

***

Radit duduk di pojok kelas,memikirkan ucapan Arya yang mungkin memang benar. Bukannya Radit egois,tapi Radit masih sayang dengan Nafa walaupun ia sudah ditolak.

"Woy,ngelamun aja lo." Suara Zidan menyentak kesadaran Radit.

"Udahlah,lo gak usah mikirin omongan Arya tadi." Radit hanya menganggukkan kepalanya,malas menjawab.

"Kalaupun lo suka sama dia,gue gak bisa ngelarang. Itu hak lo,perasaan lo." Tubuh Zidan meremang mendengar ucapan Radit.

"Gue gak suka sama dia."

Radit tersenyum miring, "Sampe kapan lo mau lari dari kenyataan? Perhatian lo selama ini udah nunjukin kalo lo ada rasa sama Nafa."

"Gue....gue......"

Radit menepuk pundak Zidan, "Udahlah,lo kalo suka sama Nafa ungkapin,lagian dia kan juga suka sama lo. Jadi gak usah ragu. Gak usah mikirin perasaan gue."

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang