SembilanBelas

2.1K 103 0
                                    

Selama perjalanan pulang,Nafa terus meringis karena tamparan Zidan yang masih terasa berkedut di pipinya.

Sesekali Nafa memegangi bekas tamparan Zidan. Franda yang melihat melalui kaca spion hanya tersenyum miris.

'Lo terluka karena sayang sama orang yang salah.' Batin Franda

Nafa beruntung kali ini,karena Franda sedang tidak membawa motor. Jadilah mereka pulang bersama dengan membawa motor Nafa.

"Nda,kok ini kearah rumah gue?" Nafa bertanya ketika motor yang dikendarai Franda membawanya pulang kerumah.

"Ya terus lo mau pulang kemana? Kerumah gue? Gak mungkin. Bisa-bisa lo diserang berbagai pertanyaan sama nyokap gue."

Nafa menghembuskan nafasnya, "Terus nanti lo pulangnya gimana?" Franda tampak berpikir kemudian menjawabnya.

"Jalan kaki lah. Lagian gak terlalu jauh."

Nafa turun ketika sudah sampai didepan garasi rumahnya, "Gak mau gue anter?" Tapi Franda menggeleng dan mendongkrak motor Nafa yang sudah terparkir rapi digarasi.

"Gak usah,lo langsung masuk aja. Gue pulang yahh. Byee..." Franda melambaikan tangan dan langsung hilang dari hadapan Nafa.

"Nafa udah pulang?" Dan tanpa diketahui,Desi sudah berada didepan pintu sambil bersidekap dada.

"Udah,ma. Nafa masuk dulu ya." Belum sempat melangkah,Desi sudah mencekal tangan Nafa terlebih dahulu.

"Pipi kamu kenapa?" Tanya Desi curiga. Dengan perlahan Nafa melepaskan cekalan mamanya.

"Gak papa,tadi kepeleset terus jatuh dilantai. Jadi gini deh." Kata Nafa sambil menyengir agar Desi percaya.

Desi memicingkan matanya curiga,tidak percaya terhadap perkataan Nafa barusan.

"Yakin jatuh?" Nafa mengangguk mantap,kemudian Desi juga ikut mengangguk.

"Lain kali hati-hati." Nafa mengangguk.

"Kalo gitu Nafa masuk dulu ya,ma." Dan Nafa langsung masuk menuju kamarnya.

'Maaf ya ma,Nafa udah bohong sama mama.'

***

Saat sedang berjalan di koridor sekolah yang masih sepi,tiba-tiba ada suara yang memanggil Nafa.

"Naf...tunggu!!" Nafa menoleh dan berhenti untuk menunggu seseorang yang sedang berjalan kearahnya.

"Kenapa?" Tanya Nafa ketika orang tersebut sudah ada dihadapannya.

"Kenapa lo berubah?"

Nafa mengeryitkan alisnya, "Berubah gimana maksud lo?"

"Kenapa lo gak pernah mau gue ajak pulang bareng? Kenapa lo selalu menghindar dari gue kalo disekolah?" Berbagai pertanyaan keluar,membuat Nafa jadi bingung bagaimana menjawabnya.

Nafa menghela nafas, "Maaf kalo selama ini lo ngerasa kayak gitu,gue gak maksud. Dan untuk tawaran pulang bareng,gue gak bisa,kan gue udah bawa kendaraan sendiri."

'Dan gue gak mau berurusan sama temen lo itu.' Lanjutnya dalam hati.

"Besok kan hari minggu,lo ada acara gak?"

Nafa tampak berpikir kemudian menggeleng, "Gak ada. Tapi gue mau belajar buat ujian minggu depan."

"Jalan sama gue ya? Ada yang mau gue omongin sama lo. Gue jemput jam 2 siang. Dahh...." Setelah mengatakannya Radit langsung berlari menuju kelasnya.

Nafa yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala sambil berdecak, "Dasar Radit."

Dan Nafa melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang