Sepuluh

2.5K 116 0
                                    

"Lo utang penjelasan sama gue!" Baru saja Nafa memasuki kelas tapi Franda sudah meminta penjelasan.

Nafa mengerutkan keningnya,penjelasan apa lagi yang Franda minta? Bukankah kemarin dia sudah menjelaskan semuanya secara detail?

"Penjelasan apa lagi sih? Kemarin kan udah gue jelasin semuanya."

"Bukan yang itu bego." Nafa menjadi bingung,kalau bukan masalah Zidan,lalu Franda meminta penjelasan apa lagi?

"Terus yang mana?" Franda menoyor kepala Nafa karena masih belum mengerti juga.

"Lo bener-bener gak tau hal apa yang mesti lo jelasin ke gue?" Nafa menggeleng pelan.

Franda menepuk jidatnya, "Haduh,lo itu pikunnya udah akut ya. Itu loh yang kemarin.."

"Langsung to the point aja deh,gak usah berbelit-belit ngomongnya. Gue bingung." Sekali lagi,Franda menepuk jidatnya.

"Kenapa lo bisa pulang sama Radit?" Nafa memutar bola matanya,ternyata Franda menanyakan hal yang tidak penting,menurutnya.

"Yaelah lo nanya gitu doang? Gak penting,mau gue pulang sama Radit kek mau pulang sama abang ojek. Ya suka-suka gue lah."

Franda menggeram marah, "Oh jadi gitu ya lo sekarang. Udah gak mau cerita lagi sama gue."

"Bukan gitu. Gue cuma males aja cerita. Gak penting juga." Franda memalingkan wajahnya. Enggan untuk menatap Nafa.

Nafa yang melihatnya mendesah pelan, "Kemarin ban motor gue bocor. Terus Radit nawarin gue bareng." Seketika Franda langsung menoleh kearah Nafa.

Franda memelototkan matanya, "Terus lo langsung mau aja gitu diajak bareng sama Radit?"

"Awalnya gue gak mau. Tapi karena Radit terus maksa yaudah gue mau."

"Lo tau darimana kalo kemarin gue pulang bareng Radit?" Franda terkekeh. Jenis kekehan yang menyebalkan menurut Nafa.

"Rahasia dong." Nafa melempar buku tulis yang berada ditangannya tepat diwajah Franda.

"Anjirr... Nafa sialan!!" Nafa tertawa saat mendengar Franda merutuki dirinya.

"Eh tapi gue seriusan loh. Lo tau darimana coba? Gue kan belum bilang apa-apa ke elo."

"Kemarin waktu gue mau kerumah lo,gue liat lo naik motor sama cowok. Gue kira itu Zidan. Tapi setelah gue liat lagi,ternyata itu bukan motornya Zidan." Nafa mengangguk.

"Terus lo tau darimana kalo itu Radit?" Franda menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil terkekeh.

"Emm... dari postur tubuh sama warna motornya. Gue yakin banget kalo itu Radit,dan ternyata emang beneran Radit. Terus juga dari 4 sekawan yang warna motornya putih kan cuma Radit." Sekali lagi Nafa menganggukkan kepalanya. Yang dikatakan Franda memang benar semua.

"Oh gitu." Franda mencebikkan bibirnya.

"Gue udah ngomong panjang kali lebar dan lo cuma respon 'oh gitu'? Sakit hati gue dengernya." Nafa terkekeh,menurutnya Franda terlalu mendramatisir suaranya.

"Alay lo." Nafa mengucapkannya sambil menoyor kepala Franda.

***

"Lo pulang sama siapa,Fa?" Nafa menoleh,kemudian mengidikkan bahunya.

"Gak tau gue. Motor masih dibengkel. Kayaknya naik angkot deh." Franda mengangguk,kemudian terlintas sebuah ide dikepalanya.

"Gimana kalo lo kerumah gue dulu? Rumah gue sepi,gak ada siapa-siapa." Nafa tampak berpikir kemudian mengangguk.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang