DuaPuluhLima

2.3K 102 1
                                    

'Kenapa rasanya hari ini sangat cepat berlalu? Padahal aku ingin hari ini menjadi hari terindah dalam hidupku.' -Zidan Zahwan R.

⬜◻◼◼◻⬜

Setelah hampir lima menit mereka berpelukan,akhirnya Zidan yang lebih dulu melepaskan pelukan mereka.

Zidan merasa canggung,karena tadi ia sempat membalas pelukan Nafa dan mencium puncak kepalanya ringan.

Sebenarnya Zidan tidak mau melepaskan pelukannya,tapi ia cukup sadar diri bahwa ini masih ditempat umum dan tidak seharusnya melakukan hal seperti itu.

Nafa juga terdiam,bagaimana bisa ia memeluk orang yang selama ini membencinya? Orang yang jelas-jelas sudah melukai hatinya.

"Gue anterin pulang." Kata Zidan,Nafa melirik sebentar kemudian mengerjapkan matanya tidak percaya.

"Gue pulang sendiri aja." Nafa langsung mendapat tatapan tajam dari Zidan setelah mengatakannya.

"Lo mau digangguin lagi sama mereka? Gak ada penolakan. Ayo ikut gue." Nafa bahkan belum sempat protes,tapi Zidan sudah menarik tangannya terlebih dahulu.

Jantung Nafa berdegup kencang,ketika tangan Zidan menggenggam tangannya. Rasanya seperti mimpi.

"Naik." Nafa sampai tidak sadar jika dia dan Zidan sudah berada didepan motor kesayangan milik Zidan.

"Tapi....."

"Gak ada penolakan!!" Tegas Zidan saat Nafa akan membantahnya.

Nafa menghela nafas, "Keadaan gue lagi kacau gini,gue gak mau buat mama gue khawatir. Jadi jangan anterin gue kerumah dulu."

Zidan yang mengerti langsung menganggukkan kepalanya, "Yaudah,gue bakal anterin lo kemanapun lo mau."

Mata Nafa membulat sempurna, "Serius?!! Kalo gitu anterin gue ke kedai Overo's, kedai langganan gue sama Franda. Nanti gue traktir deh."

Zidan menaiki motornya dan mulai menstarternya, "Lo mau berdiri disitu terus?" Nafa tersadar dan langsung tersenyum kikuk.

Nafa menatap dirinya sendiri,membuat Zidan mengernyit bingung, "Kenapa?" Satu pertanyaan langsung muncul begitu saja dari bibir Zidan.

"Eh anu...itu...." Nafa gugup untuk mengatakan bahwa roknya pasti akan tersingkap ketika dirinya menaiki motor Zidan.

Zidan yang pada dasarnya memang tidak pandai untuk menangkap kode dari perempuan hanya mengidikkan bahunya tidak peduli.

"Cepetan,keburu sore." Buru-buru Nafa melepas cardigan yang dipakainya,dan mengikatkan dipinggangnya.

Zidan yang melihat gerakan Nafa terdiam,lalu bertanya, "Ngapain lo lepas?"

'Ya tuhan,ampuni Zidan yang tidak peka ini.' Batin Nafa berteriak kesal.

"Terus nanti kalo rok gue kesingkap gimana?" Tanya Nafa dengan nada kesal.

"Ya gak gimana-gimana." Jawab Zidan cuek. Nafa yang mendengarnya hanya berdecak kesal.

"Cepetan naik!" Nafa memutar bola matanya ketika mendengar perintah Zidan yang menyuruhnya untuk cepat.

"Sabar.." Nafa segera menaiki motor Zidan sambil berpegangan pada kedua bahu Zidan.

'Deg'

Zidan merasa seperti tersengat listrik ketika kedua tangan Nafa memegang bahunya. Tubuhnya menegang menerima sentuhan ringan tersebut.

"Udah." Zidan tersentak ketika Nafa sudah duduk dibelakangnya dengan tenang.

Buru-buru Zidan menyalakan motornya, "Pegangan,Fa." Hati Nafa berdesir ketika Zidan memanggilnya 'Fa'.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang