EmpatBelas

2.2K 110 4
                                    

"NAFA!!!" Suara Radit menggelegar keseluruh penjuru koridor,membuat beberapa pasang mata menoleh kearahnya.

Yang dipanggilpun ikut menoleh, "Kenapa,Dit?" Tanya Nafa ketika Radit sudah berada dihadapannya.

"Huh.....bentar gue nafas huh... dulu huh...." Jawab Radit sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan karena berlari mengejar Nafa.

"Jadi,kenapa lo manggil gue?" Tanya Nafa ketika Radit sudah selesai mengatur nafasnya.

"Nanti pulang bareng gue yak?"

Nafa menggeleng, "Gak bisa,Dit. Gue bawa motor sendiri." Radit menghembuskan nafasnya.

"Yaudah deh kalo gitu. Tapi lain kali bisa kan?" Nafa tampak berpikir,kemudian menganggukkan kepalanya.

"Kalo gitu gue duluan ya. Byee.." Nafa ikut melambaikan tangannya ketika Radit melambaikan tangan kearahnya.

Setelah Radit sudah tak terlihat,Nafa kembali melanjutkan langkah menuju kelas XI IPA 3,kelasnya.

Selama menuju kelasnya,Nafa mendengar banyak sekali yang membicarakan Zidan. Awalnya Nafa memang tak peduli,tapi ada satu pembicaraan yang membuatnya tertarik.

Nafa memelankan langkahnya agar bisa mendengar apa yang sedang dibicarakan.

"Eh,gue denger-denger katanya Zidan sama Vania lagi pdkt ya?"

"Ah,masak sih? Vania anak cheers? Yang kelas XI IPA 4 itu?"

"Iyaa. Masak lo gak tau sih?"

"Cuma mastiin aja. Siapa tau ada Vania yang lain."

Cukup. Nafa sudah tidak mau mendengarnya lagi. Nafa mempercepat langkahnya. Dia sudah tidak mau mendengar apapun tentang Vania dan Zidan yang membuat telinganya panas.

"Hai Nafaa..." Suara Franda terdengar ketika Nafa baru sampai di ambang pintu.

"Tumben lo udah dateng? Kesambet,huh?" Tanya Nafa ketika tahu bahwa Franda sudah bertengger manis di kursinya. Padahal ini baru pukul 06.35

'Pasti ada sesuatu nih." Batin Nafa

"Apaan sih lo. Gue dateng pagi salah. Siang malah salah. Salah mulu gue." Jawab Franda dengan mengerucutkan bibirnya.

"Elah gitu aja ngambek."

"Fa,pinjem pr sejarah dong."

Benar dugaan Nafa. Franda tidak akan datang pagi jika tidak ada sesuatu yang mendesak.

"Ternyata bener feeling gue. Lo dateng pagi pasti ada apa-apa." Franda hanya menunjukkan cengirannya bodohnya.

"Cenayang lo ya?" Nafa terkekeh ketika Franda mengatakannya sebagai cenayang.

Lalu Nafa membuka tasnya,mengambil buku tulis sejarah dan melemparkannya kepada Franda.

"Fa? Mana jawabannya?" Nafa menoleh dan segera mencarikan pr yang Franda inginkan.

Nafa membolak-balikkan bukunya, "Kayaknya kemarin udah gue bua.."

Nafa menepuk jidatnya, "Ya ampun Frandaa!! Gue lupa nyalin." Mata Franda langsung melotot ketika Nafa memberitahunya.

"HAH?! MAMPUS KITA,FA!!!" Franda berteriak heboh lalu segera melirik jam di pergelengan tangannya.

'Masih ada waktu 25 menit lagi.' Batin Franda.

Lalu Franda segera mengajak Nafa untuk mengerjakan prnya secepat kilat.

"Lo yakin? 25 menit cukup? Ini pr gak cuma selembar dua lembar doang,Nda. Pertanyaannya emang cuma 5,tapi jawabannya itu loh."

Franda tampak berpikir,menimang-nimang pernyataan Nafa barusan, "Iya juga sih. Tapi gak ada salahnya coba. Udah deh kalo kita ngomong terus gak bakal selesai."

Lalu Nafa melirik jam dipergelangan tangannya, "20 menit lagi atau gak sama sekali."

Nafa dan Franda segera mengambil mengerjakan prnya dengan jawaban dari internet dan beberapa dari temannya.

Baru 3 nomor terselesaikan,tapi bel masuk sudah berbunyi.

Kring...kring...kring...

"Bel sialan!!" Franda menggerutu ketika suara bel berbunyi.

"Ini belum selesai gimana dong?" Nafa hanya menghela nafas pasrah,mungkin dia akan mendapat hukuman lagi?

"Yaudah terima aja. Kalo dihukum ya dijalani." Pasrah Nafa. Mungkin dirinya dan Franda akan terkena hukuman kali ini.

***

Bel istirahat bagaikan surga bagi siswa-siswi di SMA Pelita,karena mereka bisa terlepas dari pelajaran yang melelahkan walaupun hanya sebentar.

Nafa dan Franda pun melangkahkan kakinya menuju kantin dan memesan nasi goreng.

Franda membuka suara untuk memecah keheningan antara dirinya dan Nafa.

"Masak ya,gebetan lo lagi pdkt sama anak cheers. Lo tau gak sih?"

Nafa tertawa sumbang, "Gebetan darimana coba. Ada-ada aja lo."

"Eh,tapi serius deh gue lihat Vania...." Nafa memilih untuk tidak mendengarkan Franda. Karena ada sesuatu yang lebih menarik didepannya.

"...iya gak sih?" Franda menoleh,dan melihat bahwa Nafa tak mendengarkan ucapannya dari tadi.

"Lo denger gue gak?" Franda menggeram kesal ketika melihat Nafa yang kelimpungan seperti orang bingung.

"Gue yakin lo gak denger." Nafa hanya menunjukkan cengirannya.

"Lo liat apansih? Segitu menariknya objek yang lo lih..."

Franda melanjutkan ucapannya, "Oh iya-iya,ternyata emang objek disana lebih menarik daripada gue." Franda tahu apa yang sejak tadi menyita perhatian Nafa.

"Gak seharusnya lo nyiksa diri kayak gini,Fa. Lepasin dia,biarin diri lo juga bahagia." Nafa tersentak ketika tiba-tiba Franda mengatakan itu.

Nafa yang tidak mengerti apa maksud Franda langsung bertanya, "Maksud lo?" Franda menghela nafas pelan.

"Lo masih suka kan sama Zidan?" Seharusnya Franda tak perlu menanyakannya,karena sudah pasti jawabannya adalah 'iya'.

"Gak usah lo jawabpun gue udah tau jawabannya."

Nafa menoyor kepala Franda kesal, "Udah tau,masih aja nanya."

Franda menatap Nafa serius, "Biarin diri lo bahagia. Jangan stuck di Zidan terus. Dia aja gak nganggep lo ada."

"1 tahun,Nda. Gak semudah itu buat lupain. 1 tahun gue suka sama dia."

Franda menghela nafas frustasi, "Gue tau,1 tahun itu gak sebentar,tapi gak ada salahnya lo coba."

"Gue gak janji."

Setelah itu,tak ada percakapan lagi antara Nafa dan Franda. Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing.

Sudah terlalu sering mereka membahas ini,dan selalu berakhir dengan keterdiaman keduanya.

Ketika pesanan mereka datangpun keduanya masih terdiam.

Franda yang merasa bahwa suasana menjadi canggung berusaha untuk mencairkannya.

"Eh,ntar nonton basket yuk? Gue denger-denger sih ini pertandingan persahabatan antara SMA Pelita sama SMA Kartika."

Nafa mengangguk, "Tapi jangan lama-lama ya?" Franda tersenyum ketika Nafa mau menerima tawarannya.

"Oke sip."

Setelah itu mereka menyantap nasi goreng beserta es jeruk pesanan mereka. Melupakan sejenak masalah tadi. Berusaha tidak mengungkitnya untuk sementara waktu ini.

***

Yang kangen Zidan-Nafa siapa nih?

Mungkin ini part terpendek yang pernah aku tulis. Maklum yaa. Soalnya aku pusing mikirin scene ini. Jadi beginilah adanya.

Jangan lupa votment. Thank you❤❤

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang