DuaPuluhTiga

2.2K 97 2
                                    

Hari senin. Biasanya siswa SMA Pelita sudah berkumpul dihalaman sekolah. Tapi kali ini tidak. Karena mereka akan mengadakan ulangan umum akhir semester 1.

Nafa berjalan tergopoh-gopoh,takut terlambat memasuki kelas dan berakhir dengan mengerjakan ujian di ruang perpustakaan.

Bruk...

Nafa tak sengaja menubruk seseorang didepannya sampai terjatuh. Nafa mengulurkan tangannya.

"Kak ini..." Gadis yang terjatuh itu malah mengulurkan sebuah formulir kepadanya. Nafa menerimanya dan membantu gadis itu berdiri.

"Ini.... Lo Diana kan?" Gadis tersebut mengangguk sambil menepuk-nepuk sisi roknya yang kotor.

"Ini formulir kapan dibagi?" Tanya Nafa karena dia tidak tahu menahu masalah formulir pendaftaran calon anggota PMR dibagikan.

"Waktu itu gue minta ke Kak Vita. Udah lama sih,cuma guenya aja yang lupa ngumpulin." Diana menertawakan kebodohannya. Membuat Nafa juga ikut tertawa.

"Terus kok dikasi ke gue? Kenapa gak ke Kak Vita aja?"

Diana menghela nafas, "Kak Vita nyuruh gue ngasi ke lo,Kak. Dari kemarin gue cariin tapi lo nya gak ada." Diana mendengus sebal.

Nafa terkekeh, "Ya habis lo nyari gue pas gue lagi gak ada. Mau gimana?"

"Yaudah deh kak,gue pergi dulu ya. Mau persiapan nih. Lo semangat ya,Kak." Nafa mengangguk dan mengacungkan ibu jarinya.

"Lo juga ya." Diana mengangguk dan segera berlalu dari hadapan Nafa.

***

"Itu apaan,Fa?" Tanya Franda ketika Nafa baru saja mendudukkan diri disampingnya.

"Form pendaftaran." Franda mengangguk dan kembali fokus dengan buku didepannya.

"Tumben lo udah dateng? Lagi baca buku pula." Franda mendengus dan menjawab pertanyaan Nafa tanpa mengalihkan pandangannya.

"Gue gak mau telat. Bisa-bisa gue gak dikasi masuk sama pengawasnya." Nafa terkekeh pelan dan ikut mengeluarkan buku Biologi.

"Lo tau gak,kapan form pendaftaran calon anggota PMR dibagi?" Franda mengangguk dan menatap Nafa.

Yang ditatap seperti itu malah mengernyitkan alisnya, "Ngapain lo tatap gue kayak gitu?"

"Hari Kamis. Kak Vita yang bagiin formnya sendirian. Terus dia line gue suruh kumpulin form yang ikut pencalonan ke lo."

Nafa mendorong kepala Franda kebelakang,karena Franda terus menatapnya, "Ngapain dah lo liatin gue kayak gitu?" Franda menaikkan sebelah alisnya.

"Kayaknya ada sesuatu yang gue gak tau."

'Semudah itukah gerak-gerik gue dibaca sama Franda?' Nafa membatin.

"Apaan sih. Sok tau banget deh." Nafa mencoba untuk mengelak karena tidak ingin membuat dirinya menjadi merasa bersalah atas penolakan kemarin.

"Gue bakalan nunggu lo buat cerita kejadian kemarin." Lalu Franda kembali melanjutkan membaca buku dihadapannya.

Nafa mendesah pasrah,Franda terlalu mengetahui dirinya dengan baik. Sehingga apapun yang disembunyikannya tidak akan bisa bertahan lama.

***

"Anjir yang tadi itu susah banget."

"Lo gak belajar sih. Pacaran mulu."

"Suka-suka gue lah."

Suara-suara itu terdengar setelah pengawas sudah keluar dari kelas. Banyak yang menggerutu sebal akibat soal biologi yang menurut mereka susah.

"Lo gak ikut marah gara-gara soal biologi yang susah?" Tanya Nafa.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang