DuaPuluhDelapan

2K 97 2
                                    

'Mungkin,kamu adalah takdir yang digariskan Tuhan untuk mengubah hidupku'


***

Nafa masih mengerjapkan matanya. Rasanya masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Nafa mengambil handphonenya yang tadi ia geletakkan,efek dari ketidakpercayaannya.

Nafa membuka lockscreen dan kembali melihat aplikasi yang berisi chat dari orang yang tidak pernah Nafa duga.

Arzandio Wijaya (1)

Zidan Zahwan (1)

Franda Afrina (3)

Nafa memilih untuk membuka pesan dari Franda terlebih dahulu,siapa tahu penting.

Franda Afrina : Eh

Franda Afrina : Eh

Franda Afrina : Eh

Nafa mengernyitkan alisnya,pesan yang dikirim Franda benar-benar tidak jelas. Buru-buru Nafa mengetikkan balasan kepada Franda.

Nafa Aulia : Apaansi? Gak jelas banget lo

Setelah itu Nafa beralih membuka pesan dari Arzan.

Arzandio Wijaya : Bentar lagi gue kan mau pindah ke Jakarta nih,lo mau dibawain oleh-oleh apa dari Bandung?

Nafa terkikik ketika membaca pesan dari Arzan,lalu Nafa mengetikkan balasannya.

Nafa Aulia : Bungkusin gue cogan Bandung mau gak?😂

Setelah mengirimkan pesannya,Nafa melirik satu pesan yang belum dibuka. Jangankan dibuka,melihatnya saja membuat Nafa panas dingin.

Lalu,dengan tangan yang berkeringat dan nafas yang memburu,Nafa membuka pesan dari Zidan.

Zidan Zahwan : Thanks ya,udah ngajakin gue makan😊

Nafa membulatkan matanya,benarkah pesan yang sedang dibacanya ini dari Zidan? Tapi kenapa Nafa sedikit tidak percaya.

"Ini beneran dia? Kok kesannya aneh ya dia ngirim pesan kayak gitu."

"Harusnya kan gue yang bilang makasih ke dia karena udah ditraktir. Lah ini...." Nafa jadi bingung sendiri memikirkan sikap Zidan yang memang agak aneh hari ini.

Nafa Aulia : Harusnya gue yang bilang makasih karena udah lo traktir

Send

Setelah pesannya terkirim,Nafa langsung mengunci handphonenya dan meletakkannya sembarang di atas kasur.

***

Tring...

Zidan berjengit kaget ketika mendapati handphone disebelahnya berbunyi. Awalnya Zidan tidak menghiraukannya karena masih menikmati martabak yang terhidang didepan matanya.

Tapi lama kelamaan Zidan juga penasaran siapa yang mengiriminya pesan. Dengan tangan yang masih berlumur minyak,Zidan menggapai tisu yang berada tak jauh di atas meja.

Safa yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala. Biasanya Zidan akan menyelesaikan urusan makanannya terlebih dahulu,tapi sekarang ia lebih memilih untuk menunda sebentar acara makannya.

"Oh bunda tau,pasti dari gebetannya ya? Biasanya aja dihabisin dulu kalo makan baru main handphone lagi." Yang ditanya seperti itu hanya menunjukkan cengirannya.

Tapi tunggu,tadi bundanya bilang apa? Gebetan? Memangnya Nafa gebetannya? Itu terdengar geli oleh Zidan, karena sebelumnya ia pernah menjelek-jelekkan Nafa dihadapan siswa Pelita.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang