Bel pulang telah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Franda dan Nafa segera memasukkan semua buku dan peralatan tulisnya kedalam tas.
"Fa,jadi kan?"
Nafa mengangguk, "Jadi lah. Eh,tapi jangan lama-lama ya."
"Iya gue tau. Udah yuk,nanti gak kebagian tempat duduk." Franda menarik tangan Nafa menuju lapangan sekolahnya.
Ya,pertandingan basket memang diadakan di lapangan sekolahnya. Bukan tanpa sebab,karena ketua osis SMA Pelita meminta untuk bertanding di sekolahnya.
Juga karena disekolahnya memiliki lapangan yang luas,disertai dengan tempat duduk yang sudah disediakan oleh panitia.
"Rame banget." Nafa menggerutu setelah melihat betapa ramainya lapangan sekolahnya.
"Udah yuk. Tuh disana ada yang kosong."
Franda menggiring Nafa menuju tempat duduk yang kosong. Tepat berada didepan.
"Yakin didepan?" Franda mengangguk dan mendudukkan dirinya dikursi penonton,disusul dengan Nafa yang duduk disebelahnya.
Saat pertandingan akan dimulai,tak sengaja Nafa menangkap sosok yang begitu dikenalinya tengah berada dipinggir lapangan,mungkin menyusun strategi.
Saat sedang asyik memperhatikan seseorang diseberang sana,tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkari bahunya dengan hangat.
"Hai.." Sapanya dengan menunjukkan cengirannya yang khas.
Nafa hanya menunjukkan senyumnya, "Ekhem!! Gue jadi nyamuk." Suara Franda menginterupsi keduanya.
"Kalo iri bilang aja. Gak usah sewot." Jawab Radit. Ya,yang tadi merangkul Nafa adalah Radit.
"Gue? Iri sama lo? Sorry gue gak level iri sama lo." Jawab Franda sarkastik sambil menatap Radit sinis.
"Nih,gue bawain makanan buat lo." Radit menyodorkan kresek yang berisi camilan kepada Nafa.
Franda yang melihatnya mendengus kesal, "Jadi,cuma Nafa aja nih yang dikasi? Gue enggak?"
"Buat lo berdua. Jangan sensian gitu ah." Radit menjawab dengan malas.
Franda langsung menyambar kresek yang dipegang Nafa, "Asyik.. makasih Didit."
'Didit?' Radit bertanya dalam hati.
"Iya sama-sama."
"Itu tangannya,tolong dikondisikan ya. Kasihan yang jomblo." Terdengar suara dari sebelah Radit. Nafa menoleh dan mendapati Wira sedang memutar bola matanya kesal.
Nafa terkekeh, "Nih,sebelah gue jomblo. Kalo mau ambil aja." Jelas Nafa sambil melirik Franda. Yang dilirikpun menatap Nafa sinis.
"GAK MAU!!" Franda dan Wira mengucapkannya bersamaan.
"Cie jodoh cie.." Radit menggoda keduanya,membuat Wira dan Franda mendengus kesal.
"Amit-amit gue sama cowok setengah-setengah kayak dia."
"Amit-amit gue sama cewek ganas kayak dia."
"Cie barengan lagi cie.." Kali ini bukan hanya Radit yang menggodanya,tapi Nafa juga ikut-ikutan menggoda Wira dan Franda.
***
"Oh iya,sejak kapan Arya masuk tim basket?" Tanya Nafa ketika melihat Arya sedang bermain ditengah lapangan dengan keringat yang mengucur di pelipisnya.
'Keren..'
Satu kata itu terlintas dibenak Nafa ketika melihat Arya dengan seragam basketnya sedang mendribble bola kearah ring basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love✔
Novela JuvenilGue cinta sama dia. Tapi yang tau perasaan ini cuma gue. Iya,karena gue gak pernah nunjukin ke dia secara terang-terangan. Gue mencintai dia dalam diam. -Nafa Aulia Azahra- Gue gak tau ini nyata atau cuma perasaan gue aja. Cewek itu selalu liatin gu...