EnamBelas

2.1K 100 0
                                    

'Rasa sakit akibat tamparanmu tidak akan sebanding dengan rasa sakit yang aku buat dihatimu.'

🍒◼🍒◼🍒

"Bodoh bodoh bodoh." Zidan mengumpat setelah melihat Nafa yang pergi meninggalkannya dengan mata merah,siap akan menangis.

"Arghh...kenapa sih gue ngeluarin kata-kata yang bikin dia sakit hati?" Tanya Zidan pada dirinya sendiri.

Maksud Zidan hanya ingin menyuruh Nafa menjauhi Radit,tapi kenapa malah kata-kata laknat itu yang keluar dari bibirnya?

Frustasi memikirkan kejadian tadi,Zidan pun memutuskan pulang kerumah untuk menenangkan pikirannya.

Brum....

Zidan melajukan motornya dengan cepat karena pikirannya kalut dengan kejadian antara dirinya dan Nafa.

'Apa gue cemburu?' Pikir Zidan. Tapi Zidan segera mengenyahkan pemikiran tersebut.

'Apa hak gue cemburu sama dia? Pacar aja bukan.' Zidan tersenyum miris.

Dan motor Zidan terus melaju membelah jalan raya yang ramai dengan berbagai pikiran yang berkecamuk dalam benaknya.

***

Nafa sampai dirumah dalam keadaan mata sembab dan hidung merah. Nafa berdoa semoga mamanya tidak ada dirumah.

"Assalamualaikum." Tak ada yang menjawab salamnya. Akhirnya,Nafa membuka pintu.

'Gak dikunci.'

"Walaikumsalam. Baru aja mau mama buka." Tiba-tiba Desi sudah berdiri dihadapan Nafa.

"Engh.. ma,aku masuk dulu ya. Gerah nih." Nafa langsung pergi dari hadapan Desi tanpa menatap mamanya.

Takut Desi melihat mata dan hidungnya yang memerah karena menangis.

Setelah sampai di kamar,Nafa langsung mengunci pintu dan merebahkan dirinya diatas kasur. Matanya menerawang,mengingat kejadian tadi siang.

Matanya memanas,mengingat kata-kata Zidan yang tak seharusnya diucapkan.

'Karena gue gak mau mereka temenan sama cewek murahan kayak lo.'

'Cewek murahan kayak lo..'

'Cewek murahan...'

Nafa bangun lalu mengacak rambutnya frustasi.

"Arghhh... kenapa sih lo kayak gitu? Apa lo gak tau yang gue rasain sewaktu lo bilang gue cewek murahan?" Nafa menundukkan kepala. Terisak pelan,karena tidak mau mamanya mengetahui masalah ini.

Tok...tok...tok...

"Nafa,ada Franda tuh diluar." Ternyata mamanya yang mengetuk pintu.

Nafa berdeham untuk menormalkan suara agar tidak terdengar parau.

"Suruh masuk aja ma." Lalu terdengar suara langkah kaki yang menjauhi kamarnya. Mungkin Desi memanggil Franda.

Nafa kembali merebahkan dirinya,kali ini dengan boneka teddy yang menutupi wajahnya.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu kembali terdengar,namun Nafa tak kunjung bangkit untuk membukanya.

"Nafa!!! Buka pintunya ih. Lumutan gue nunggu diluar." Ternyata Franda yang sedang berdiri didepan kamarnya. Nafa kira,Desi yang mengetuknya.

Nafa segera bangkit,membuka kunci dan memutar knop pintu.

"Fa,ya ampun lo tuh la...." celotehan Franda terhenti ketika melihat keadaan Nafa yang acak-acakan.

Seragam sekolah lecek,sprei yang berantakan,dan ada bekas airmata dipipinya. Franda jadi curiga.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang