4

13.4K 555 5
                                    

          "Nih, sayang, minumnya." Ucap Cassie sambil menyodorkan sebotol air dingin ke Justin.

Justin mengambil minuman itu dan meneguknya hingga habis tak tersisa.

"Beb, kamu kenapa, sih, akhir-akhir ini?" Tanya Cassie, membuat Justin mengerutkan keningnya.

"Kenapa apanya?"

"Kamu udah gak pernah tanyain aku udah makan apa belom, kamu gak pernah peluk aku lagi, terus kita gak pernah makan bareng lagi." Cassie cemberut.

"Nggak tuh."

Cassie makin cemberut. "Kamu kok jadi cuek gini, sih, sama aku?"

"Nggak tuh."

"Ihhh kamu kok jawabnya cuma itu doang, sih. Kamu kasih penjelasan kek, apa kek."

Justin mengabaikan Cassie. Mata Justin menangkap seorang gadis cantik yang sedang bermain basket.

Jago olahraga? Hm..tipe gue banget. Ucap Justin dalam hati.

Cassie yang merasa diabaikan memukul lengan Justin keras, membuat pria itu meringis.

"Kok kamu cuekin aku, sih?"

Justin tetap memfokuskan pandangannya pada Selena, gadis yang sedang asyik dengan bola basketnya.

Tentu saja Selena main basket sendiri. Siapa juga, yang berani bermain dengannya?

Peluh membasahi tubuh gadis itu. Ingin sekali rasanya, Justin memberikan minuman kepada Selena.

"Owh, jadi gara-gara Selena, kamu jadi cuekin aku gini?" Tanya Cassie, membuat Justin menatapnya tajam.

"Sok tau lo, njing."

Ucapan kasar Justin membuat Cassie menutup mulutnya.

Justin tersenyum. Lalu ia membeli segelas es jeruk dan menghampiri Selena yang sedang sibuk dengan bola basketnya.

"Nih, buat lo." Justin menyodorkan segelas es jeruk ke Selena.

Selena menoleh dan menggeleng. "Gak usah."

"Ayolah, masa minuman dari cogan gak diterima?" Goda Justin.

Ini nih yang membuat Selena jadi ilfeel, kepedean Justin.

"Gak."

Justin mengambil sapu tangan bersih dari saku celananya, lalu ia mengelap wajah Selena yang dipenuhi keringat.

Apa yang Justin lakukan membuat Selena lupa bahwa cowok adalah iblis.

Justin meraih tangan Selena lalu memberikan minuman itu.

"Diminum dong, minumannya."

"Gak suka."

Justin mengambil minuman itu lagi dari tangan Selena. "Yaudah, gak papa. Kamu mau minum apa?"

Kamu? Batin Selena.

Cassie dengan kesal berjalan cepat menuju mereka berdua. Lalu cewek itu menjambak rambut Selena kasar.

"Lo berani genit sama cowok gue, hah!? Kurang ajar lo, cabe busuk."

Selena menepis tangan Cassie kasar. Matanya yang setajam silet menatap tajam Cassie.

"Lo kayak tai banget, sih, jadi cewek! Halah, depannya doang dingin, dalemnya mah genit," oceh Cassie.

Selena menatap Cassie tajam, lalu cewek itu mendorong tubuh Cassie kasar.

"Sok tau."

Perkataan Selena membuat Cassie makin kesal saja. Cassie mengangkat tangannya, berniat untuk menampar Selena.

Selena hanya menutup matanya. Ia yakin, sudah pasti tangan Cassie akan mengenai pipinya.

Tapi tidak.

Dugaan Selena salah.

Lho? Kok gak berasa ditampar? Tuh tangan anjing kemana coba? Ucap Selena dalam hati.

"Justin! Ngapain kamu belain dia, hah!?"

Ternyata Justin yang menahan tangan Cassie, agar tangan cewek centil itu tidak jadi menampar Selena.

"Mulai sekarang, kita putus."

Mata Cassie membulat sempurna, tidak percaya jika Justin memutuskannya.

Sayang sekali, padahal hubungan mereka adalah favorit satu sekolah.

Selena yang melihat itu hanya memutar matanya, malas menonton drama Justin dan Cassie.

Selena meninggalkan mereka berdua. Entah kemana perginya gadis dingin itu.

Mata Cassie sudah berkaca-kaca. Ia memeluk Justin erat.

"Sayang, please, jangan tinggalin aku. Aku tuh sayang banget sama kamu!"

Justin melepaskan pelukan Cassie dengan paksa. "Halah tai! Bodo amat, ya, mau lo sayang gue kek, apa kek. Lo kira gue peduli?"

Lalu Justin pergi meninggalkan Cassie.

"Awas lo, Selena. Bakal gue kasih pelajaran." Ucap Cassie sambil tersenyum licik.

***

"Sel, mau pulang bareng, gak?" Ajak Nathan.

"Jangan mau, Sel. Yok, pulang sama gue aja." Ucap Juan sambil menyodorkan sebatang coklat dihadapan Selena.

Seperti biasa, Selena mengabaikan kedua lelaki tampan itu.

Cewek itu malah asyik dengan novel tebalnya.

"Sel, pulang sama gue, mau gak?"

Tiba-tiba Justin duduk disebelah Selena.

"Gak." Tolak Selena.

"Ayolah, Sel. Sekalian mampir ke toko buku."

Selena berpikir, boleh juga pulang sama Justin. Apalagi mampir ke toko buku, gadis itu bisa membeli novel-novel kesukaannya.

Selena mengangguk. "Ayo,"

Nathan mengerutkan dahinya, begitu juga dengan Juan.

Aneh banget. Pikir mereka berdua.

Justin menggenggam tangan Selena, membuat mata gadis itu membelalak.

Ketika Selena dan Justin hampir keluar dari kelas, Juan menahan tangan Selena, dan Nathan menahan tangan Justin.

"Sel, kok lo mau sih, dianter pulang ama Justin?" Tanya Juan.

"Jangan mau, Sel. Justin udah punya pacar. Emang lo mau kalo dibilang 'ngambil pacar orang' sama fans-fans nya Justin?"

Justin memutar bola matanya. "Bacot ah, lo berdua. Terserah Selena dong, dia mau pulang ama siapa."

Lalu Justin dan Selena melanjutkan perjalanannya ke tempat parkir.

***

          "Lo suka baca fanfiction, gak, Sel?"

Selena mengangguk.

Justin mengambil sebuah novel dengan wajah Manu Rios yang menghiasi cover novel itu.

"Lo mau?" Tanya Justin sambil menyodorkan buku itu pada Selena.

"Hm," Selena menerima buku itu.

Mereka mencari-cari novel lain lagi. Tanpa mereka sadari, seseorang telah mengawasi mereka dari tadi

"Selena?"

Cold Girl (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang