Tiba-tiba, seseorang menghampiri meja tempat mereka berkumpul. Semuanya pun diam. Tak berani bersuara.
"Selena...," lirih orang itu seraya menghampiri Selena.
Selena mengernyit. Sementara Justin melotot dan menggebrak meja dengan keras, hingga semua orang melihat ke arah mereka.
"Alvaro!" bentaknya. "Masih berani juga lo gangguin cewek gue?!"
"B-bukan gitu. Gue kesini cuma mau--"
"Mau apaan?!" gertak Justin. "Kalo mau nyari ribut mending sama gue aja! Banci banget lo beraninya sama cewek!"
Steven berdecak. "Justin, udah! Dengerin penjelasan Alvaro dulu."
Justin mendengus. Mukanya ditekuk berkali-kali lipat. Tangannya dilipat di depan dada dan menyenderkan punggungnya ke senderan kursi.
"Yaudah, sana ngomong."
Alvaro menggigit bibirnya. "Jadi, gue mau minta maaf sama kalian, terutama Selena. Gue minta maaf banget karena udah...." Alvaro berdiam sejenak. Ia menggigit bibirnya lagi. "Pokonya, gue minta maaf karna semua kesalahan gue."
"Udah? Gitu doang?" ketus Justin.
"G-gue nggak akan gangguin hubungan kalian lagi. Serius, nggak boong. Walaupun gue dan Selena sekelas, gue bakal berusaha buat nggak ngomong sama dia dan bahkan nggak ngeliatin dia."
"Hm." Justin berdeham.
Alvaro menatap Selena. "Selena, lo maafin gue kan?"
Saat Selena ingin menjawab, Justin menghalangi. "Nggak perlu ngomong sama cewek gue. Udah, pergi sana."
Selena berbicara dalam hati, dih, sejak kapan dia jadi posesif gini?
"O-oke." Alvaro pergi meninggalkan meja mereka.
Ketika Alvaro sudah jauh dari tempat mereka, mereka terbahak-bahak. Kecuali Selena.
"Jing, ngakak." Juan memegangi perutnya.
"Ngakak apaan. Jayus, kampret," balas Steven.
"Lo juga ketawa kan, anjing."
Justin terkekeh. "Bahagia gue liat dia keliatan mati kutu kek tadi."
Tiba-tiba saja Justin merangkul Selena dengan sayang, membuat Selena membelalak. Dan yang membuat jantung Selena hampir copot, Justin mengecup pipi Selena sekilas.
"EH ANJING, KOK KALIAN LUCU?!" teriakan Melissa kembali terdengar.
"Aahh, mau kayak Jelena juga." Karina mengerucutkan bibirnya.
Steven menoleh ke arah kekasihnya, lalu mengecup pipi Karina secara tiba-tiba, seperti yang dilakukan Justin terhadap Selena tadi. Hingga Karina melotot.
Karina memukul lengan Steven keras. "Apaan cium-cium sembarangan!"
Steven hanya nyengir dan terkekeh geli. "Tenang, babe, kalo Selena punya Justin, kamu punya Steven Alexander yang jauh lebih sempurna dibanding cowok-cowok lain. Udah ganteng, baik, ramah, hot, lagi. Jadi, kamu nggak usah nengok kanan kiri ya, soalnya di depan kamu udah ada cowok sempurna yang bernama Steven. Hehe."
Dan akhirnya Steven harus merasakan cubitan pedas dari Karina di tangannya.
"AKH--sakit, sayang!"
"Rasain!"
Melissa mengerucutkan bibir, kemudian ia menghela napas. "Ih, mau kayak mereka juga."
"Sama Juan sana, Mel," goda Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl (✔)
Fanfic[MALES NGEREVISI] "Cewek jutek itu ngeselin, sukanya bikin penasaran terus, mana ngangenin lagi. Plus, sekalinya dia senyum, behh manis banget, man! " -Justin. Di mata Justin, Selena adalah cewek yang jutek, dingin, dan irit saat bicara. Tapi bagi J...