Mau promosi lageh wkwk
Ada yg suka One Direction disini? Kalo ada dan kalo mau, baca cerita gue yang lain yang judulnya Nerd. Visualnya Niall tu wkwk
***
"Lo mau ajak gue kemana." Selena bertanya dengan nada datar sedatar-datarnya.
"Kafe. Mau kan? Soalnya tempatnya enak buat ngobrol." Alvaro menjawab.
Diam-diam, Selena mendengus pelan di boncengan Alvaro. Ia tak betah lama-lama berdua dengan Alvaro. Karena ia ingat, ia sudah punya Justin.
Tak lama, sampailah mereka di kedai kopi yang bernama Big Fat Butt. Memang, nama kedai itu terkesan aneh dan menjijikan. Tetapi, ada sejarah di balik nama Kedai Big Fat Butt.
"Mau pesen minuman atau makanan?" tanya Alvaro menawari.
"Nggak usah. Buruan, mau ngomong apa."
"Gue pesenin ya."
Alvaro berjalan menuju kasir. Sampai di kasir, ia disambut ramah oleh pelayan.
"Mas, Caramel Machiato dua ya."
"Nama?"
"Xaverio," jawab Alvaro, lalu mengukir senyumnya.
Setelah melakukan transaksi, tak lama akhirnya minuman sudah siap. Alvaro pun langsung mengambil dua gelas minuman berukuran sedang itu.
"Nih Sel." Alvaro memberikan segelas minuman itu kepada Selena.
"Mau ngomong apaan?"
Alvaro menyeruput minumannya. "
Selow dong, elah. Minum dulu napa.""Nggak, gue mau cepet-cepet balik, udah sore."
"Iya-iya." Alvaro mendengus seraya meletakkan kembali gelasnya di meja.
***
Baby I, I wanna know
What you think when you're alone?
Isn't me, yeah?
Are you thinking of me, yeah?We've been friends now for a while
I wanna know that when you smile
Isn't me, yeah?
Are you thinking of me, yeah?Lagu Last First Kiss yang dinyanyikan oleh One Direction itu sedang di dengarkan oleh Justin. Cowok itu sesekali bernyanyi, mumpung kedai lagi sepi, hehe.
Justin menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya, lalu memejamkan mata. Lagu itu terus berputar, dan ia sesekali bernyanyi.
Tiba-tiba, kepalanya kembali mendongak ketika ia mendengar dua orang yang sedang bercakap-cakap. Walaupun Justin sedang mendengarkan lagu dengan earphone, tapi ia tetap mendengar suara itu.
"Nggak, gue mau cepet-cepet balik, udah sore."
"Iya-iya."
Justin mengernyit. Siapa itu?
Karena ingin mengetahui lebih lagi, Justin segera melepas earphone-nya. Ia bangkit, dan mencari sumber suara itu.
Kakinya berhenti melangkah ketika matanya tak sengaja menangkap dua orang yang sedang duduk di dekat jendela. Yang cowok sedang berbicara, dan yang cewek hanya diam dengan wajah datarnya.
Tiba-tiba, si cowok mencondongkan tubuhnya ke si cewek. Lalu, si cowok mengelap sudut bibir si cewek yang ternyata terdapat noda bekas minuman.
"Bocah," ucap si cowok sambil terkekeh pelan.
Sementara, si cewek hanya menunduk dan tersenyum malu. Kenangan di masa lalunya tiba-tiba terulang lagi.
Rahang Justin mengeras. Tangannya mengepal, sehingga urat-urat di tangannya dapat terlihat jelas. Matanya menatap dua orang itu tajam.
"Oh, jadi ini yang namanya CLBK?"
Dua orang itu lantas menoleh. Yang satunya terkejut, yang satunya malah tersenyum miring.
"J-justin?"
Justin tersenyum sinis, kemudian ia berjalan mendekat ke meja itu. "Selamat ya, akhirnya kalian balikan juga. Gue ikut seneng, lho."
"Enggak, t-tadi Alvaro--"
"Cukup. Karena gue cowok yang berbaik hati dan selalu mengalah, gue bakal relain lo buat Alvaro." Justin tersenyum sinis. "Dan buat lo, Alvaro, jaga dia baik-baik."
Justin berbalik, hendak membali ke tempat duduknya.
"Tunggu!" Selena memegang pergelangan tangan Justin, menahan cowok itu. "Aku mau tanya sesuatu sama kamu."
Justin kembali menghadap Selena. Wajahnya terlihat biasa-biasa saja, namun hatinya tidak.
"Nanya apaan? Mau nanya kalau lo itu cocok sama Alvaro atau enggak? Ya jelas cocok lah!"
"Ih, bukan itu!" Selena mendekat ke arah Justin, namun langsung di tahan oleh cowom itu.
"Eh, jangan deket-deket gue. Gue takut cowok lo marah," ucap Justin seraya melepaskan tangannya dari genggaman Selena.
"Mau kamu apa sih?" Selena menatap Justin dengan kernyitan di dahinya. "Kamu dateng tiba-tiba, terus marah-marah nggak jelas karena aku ngobrol sama Alvaro. Apa kamu nggak sadar kalau kamu juga ngelakuin hal yang seharusnya nggak kamu lakuin?"
Setetes air mata mulai turun dari mata Selena, membasahi pipi gadis itu. Hati Justin sedikit teriris ketika melihat gadis itu menangis. Ingin sekali ia menghapus air mata itu, namun tak mungkin.
"Stop ngomong pake aku-kamu," ucap Justin yang membuat Selena membulatkan matanya. "Karena gue dan lo udah bukan 'kita'."
Selena mematung di tempat. Kakinya terasa mati rasa untuk di gerakkan. Tangannya juga. Sungguh, tubuhnya benar-benar kaku.
Justin ingin berbalik. Namun, langkahnya kembali terhenti ketika Selena berkata,
"Apa kamu pikir, aku nggak marah saat ngeliat kamu meluk Cassie?"
Justin menoleh, lalu menatap Selena dengan tajam. "Gue udah bilang, jangan ngomong pake aku-kamu lagi!" bentaknya. "Dan soal gue meluk Cassie, itu karena gue mau nenangin dia, waktu itu dia lagi nangis."
"Tapi, kamu--"
"STOP!" Kali ini, Justin benar-benar membentak Selena dengan keras. Bahkan, beberapa pengunjung sampai menonton mereka. "Gue peringatin sekali lagi, JANGAN NGOMONG PAKE AKU-KAMU!"
"Oh ya, satu lagi." Justin mendekat ke arah Selena.
Dan selanjutnya, tubuh Selena benar-benar kaku. Bibirnya sulit digerakkan. Ketika Justin berkata,
"Gue dan lo...." Justin memberi jeda sebentar, "selesai sampai disini."
***
Maafkan aqoeh karena telah tak sengaja membuat mereka putus :(
Ada yang sedih? Ada yang seneng?
Siapa team Jelena (Justin-Selena)? Dan siapa team Alena (Alvaro-Selena)?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl (✔)
Fanfiction[MALES NGEREVISI] "Cewek jutek itu ngeselin, sukanya bikin penasaran terus, mana ngangenin lagi. Plus, sekalinya dia senyum, behh manis banget, man! " -Justin. Di mata Justin, Selena adalah cewek yang jutek, dingin, dan irit saat bicara. Tapi bagi J...