16

6.9K 316 2
                                    

Selena merasakan jilatan-jilatan di pipinya. Ia tahu, Milky yang menjilati pipinya untuk membangunkannya. Tapi cewek itu tidak peduli, bahkan ia belum membuka matanya.

TOKK TOKK TOKK!!

Ia baru membuka matanya saat seseorang mengetuk pintu kamarnya dengan kasar, membuatnya mendengus kesal.

Selena mengucek matanya berkali-kali, lalu mendekati pintu dan membukanya.

Berdirilah Alex disana.

"Apa?" Tanya Selena dengan suara khas orang baru bangun tidur.

Senyum menghiasi wajah tampan Alex. Penampilannya sungguh berbeda dengan Selena.

Alex sudah rapi dengan kaus yang dibalut jaket kulit, juga celana jeans panjang. Bagian depan rambutnya ia beri pomade.

Berbeda dengan Selena. Rambutnya acak-acakan, mata panda, dan piyama yang membalut tubuhnya.

"Jalan kuy," Ajak Alex.

"Ogah."

Alex mendengus, "Ini mumpung gue lagi baik, nih. Ntar gue traktir apa aja dah."

Selena menggeleng. "Gak."

"Emang lo ga kangen ama gue, Len?"

Selena menggeleng lagi. "Gak."

"Beneran? Gue kan baru balik dari rumah Oma. Masa lo ga kangen ama gue?"

Lagi-lagi, Selena menggeleng. "Gak."

Alex mendengus, "Ih, sekali-kali bikin abang lo seneng kek."

Selena menghela napas. "Ya udah."

Alex tersenyum puas, lalu kembali masuk ke kamarnya.

Selena menutup pintu kamarnya, kemudian membuka lemari. Ia memakai kaus putih polos dan celana jeans pendek, serta kemeja kotak-kotak yang diikat di pinggangnya.

Setelah memakai pakaiannya, ia menyisir rambut lurusnya. Lalu ia mengoleskan lipbalm di bibirnya.

Setelah siap, ia mengambil tas kecilnya dan mengisi tas itu dengan ponsel serta dompetnya.

Kemudian ia keluar dari kamarnya dan berjalan kearah kamar Alex. Setelah sampai didepan pintu kamar Alex, Selena membuka pintunya tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Eh, lo udah siap?" Tanya Alex ketika melihat adiknya berdiri didepan pintu kamarnya.

"Ya," Jawab Selena. "Buruan."

Alex dengan senang hati keluar dari kamarnya dan mengajak Selena turun ke bawah.

Dan ternyata, Milky mengikuti mereka dari belakang.

"Ish, Milky! Ga usah ikut lah." Alex terlihat kesal dengan Milky yang selalu mau ikut.

Selena melotot, "Kalo lo galak sama dia, gue ga jadi ikut."

"Iye, iye," Alex mendengus. Ia berjongkok sebentar dan mengecup kepala Milky yang dipenuhi bulu. "Maap, ya."

Selena tersenyum puas, "Nah, gitu kek."

Alex memutar bola matanya, "Awas lo, nanti gue beli kucing, baru tau rasa."

"Ga boleh." Selena menatap kakaknya tajam. "Gue kan alergi kucing. Lupa?"

Alex nyegir, "Iye juga."

Sebelum pergi, mereka pamit kepada Gerald yang sedang asyik menonton drama Turki. Lalu, mereka keluar dari rumah dengan susah payah, karena Milky mau ikut dari tadi.

"Milky di buang aja, lah. Ribet jadinya kalo ada dia terus." Kata Alex kesal.

Dengan kesal, Selena mencubit perut Alex, membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

"Awas kalo berani." Ancam Selena.

Setelah mereka masuk kedalam mobil, Alex menjalankan mobilnya.

Diam-diam, Alex melirik adiknya yang menurutnya itu sangat cantik. Selena tidak mengenakan make up, hanya memakai lipbalm di bibirnya yang sudah berwarna pink.

Rambutnya yang lurus dan bagian bawahnya agak wavy, dibiarkan tergerai. Biasanya Selena selalu mengikat rambutnya, tapi kali ini rambutnya digerai.

Waktu kecil, orang-orang bilang bahwa Alex sangat mirip dengan Gerald, dan Selena sangat mirip dengan Jesy--ibu dari Alex dan Selena.

Tapi sayang, ibu mereka meninggal saat mereka masih SD. Penyebabnya adalah kecelakaan.

Sejak saat itu, Gerald yang mengurus mereka berdua. Ia memang dibantu oleh seorang suster dan pembantu.

Tapi yang membuat Alex dan Selena senang adalah, ayahnya tidak berniat untuk menikah lagi.

"Ngapain lo ngeliatin gue?" Tanya Selena ketus.

Alex kembali fokus menyetir lagi, "Judes amat, sih. Kesel gue."

Lalu suasana menjadi awkward. Kalo Selena sih suka dengan suasana begini, tapi kalo Alex? Ia tidak biasa dengan suasana hening seperti ini.

"Ngomong kek," Alex memprotes. "Bosen gue."

"Bodo."

"Ish, kok lo makin nyebelin?"

"Bodo."

Alex mendengus kesal dan memilih untuk diam, dari pada ia harus marah-marah terus kalo didekat Selena.

Tiba-tiba Alex teringat sesuatu. Ia ingat bahwa adiknya mulai banyak bicara sejak masih di rumah tadi. Dan itu membuatnya senang.

"Lo mulai banyak omong, ya?"

Selena menoleh, "Paan?"

"Ga jadi, " Ucap Alex. "Jangan deket-deket Justin lagi, ya?"

Selena mengerutkan keningnya, "Napa?"

Mendadak, wajah Alex berubah. Yang tadinya ceria, sekarang berubah jadi murung.

Tatapannya tajam, rahangnya mengeras.

"Napa, sih?" Tanya Selena. "Lo kayaknya gak seneng gitu sama Justin. Kenapa?"

Alex terdiam. Ia jadi teringat pada waktu itu.

"Aneh lo. Males gue jalan sama orang aneh macem lo." Ucap Selena.

"Serah lo, Len." Ucap Alex. "Lo ga ngerti apa yang gue rasain."

"Kalo ada masalah, cerita aja." Selena berucap. "Inget, gue itu adek lo, bukan orang lain."

"Ga bisa," Ucap Alex. "Gue yakin, lo bakal benci  banget sama dia kalo gue ceritain semuanya."

Dan akhirnya pembicaraan mereka berhenti sampai disitu, karena mobil Alex yang sudah berhenti di depan restoran tepat saji.

Cold Girl (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang