45

4.6K 196 18
                                    

Nyeheheheh, maap baru up lagi. Sumpa deh manteman, tugas menumpuk macam cucian piring kotor :(

Oiya, senin uts nih wkwkwk. Siapa yg uts juga?

Btw, kalo kalian suka sama cerita ini, boleh dong ya ajak temen2 kalian ikutan baca..siapa tau kalian bisa membantu aku biar readers makin banyak wkwkwk.

***

"Yaelah, Justin, baru juga kita makan nasi bakar. Ngapain lo ngajak gue ke kafe, coba?" protes Nicole ketika keduanya tiba di kafe terkenal bernama Selalu Sedap.

Justin yang sebenarnya mendengar itu tak merespon Nicole sama sekali. Nicole pun cemberut dan menghentakkan kakinya kesal. Namun Justin terlihat tidak peduli sama sekali. Ia malah duduk di salah satu tempat yang memang nyaman.

Nicole juga ikut duduk di hadapan cowok itu. Mereka berdua sama-sama diam, sama-sama sibuk dengan pikirannya sendiri. Justin sibuk memikirkan hubungannya dengan Selena, lalu Nicole sibuk memikirkan dirinya yang mungkin telah menjadi perusak hubungan Justin dan Selena.

Tak lama, seorang pelayan berseragam warna serba pink menghampiri mereka berdua sambil membawa sebuah notes dan pulpen untuk mencatat pesanan pelanggan.

"Mau pesan apa, Mas, Mbak?"

"Pizza yang cuma pake topping keju mozzarella-nya yang ukuran paling gede. Terus minumannya soda ya, Mbak."

Seraya mencatat, pelayan itu berkata, "ada lagi?"

"Mbak mau pesan apa?" tanya si pelayan kepada Nicole.

Sebenarnya Nicole ingin pesan makanan lagi, karena perutnya memang mudah lapar. Tetapi, mengingat berat badannya yang naik terus, ia mengurungkan niatnya itu.

"Air putih aja, Mbak."

"Oke. Tunggu beberapa menit ya, Mas, Mbak."

Setelah pelayan itu pergi, Nicole kembali memandang Justin yang memang sedang bad mood dari tadi. Benar, cowok itu jadi jarang bicara dan lebih sering diam seperti sekarang ini.

***

Sebuah mobil yang dinaiki dua orang baru saja terparkir rapi di parkiran. Seorang cowok berambut agak ikal turun melalui pintu pengemudi, lalu membuka pintu penumpang depan. Seorang cewek cantik berambut panjang turun tanpa senyum di wajahnya.

"Rumah lo?" tanya Selena.

"Iya. Masuk yuk."

Dengan ragu, Juan menggenggam tangan Selena dan membawa cewek itu menuju rumahnya yang besar. Tangan kanan Juan terangkat dan bergerak mengetuk pintu kayu itu. Tak lama, pintu tersebut dibuka oleh seorang gadis cantik berambut coklat yang memakai sweater kebesaran berwarna hijau tua.

Cewek yang kira-kira berumur 13 tahun itu mengerutkan dahinya, memandang Selena dengan teliti dan mencoba mengingat-ingat, apakah ia mengenal Selena atau tidak.

"Siapa tuh, Bang?"

"Oh, kenalin, ini Selena," ucap Juan, "Sel, ini Lunetta, adek gue."

Selena hanya tersenyum tipis. Sementara Lunetta tersenyum mengejek ke arah kakaknya.

"Bang, pacar ya, Bang?" goda Lunetta, disusul oleh tawanya.

Cold Girl (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang