"Sebenernya di hati gue masih ada lo. Tapi gue bisa apa kalau lo bahkan nggak ada rasa sedikitpun sama gue?"
-Juan Edwards.
***
Justin mematikan api rokok dengan cara menginjaknya. Ia sudah sekitar satu jam merokok di tempat ini, di sebuah warung kecil dekat sekolahnya. Keuntungannya yaitu tidak mengikuti upacara bendera yang melelahkan. Tetapi, siap-siap saja nanti ia akan dipanggil kepala sekolah karena bolos upacara.
"Bang, nasi uduknya satu ya, pake tempe orek sama telor. Dibungkus."
Suara itu membuat Justin menoleh. Iya, itu suara perempuan yang begitu familiar di telinga Justin.
Bang Udin--nama pemilik warung itu-- mengangguk seraya mengacungkan jempolnya. "Siap, Neng!"
Justin membulatkan matanya. Tubuhnya beku seketika. Perempuan itu, perempuan yang sangat dirindukannya.
"Nicole?"
Perempuan berseragam sama dengan Justin itu menoleh, menatap Justin dengan kernyitan di dahinya.
"Lo kenal gue?" tanya Nicole sambil menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya.
Justin memalingkan wajah. Oh tidak, apa perempuan itu benar-benar melupakannya?
"Lo... lupa sama gue?" ucap Justin tidak percaya.
Nicole mengernyit bingung. Otaknya berusaha mengingat siapa cowok yang barusan berbicara dengannya.
Tiba-tiba, memori itu kembali terputar di kepalanya. Kenangannya bersama cowok itu, kembali teringat lagi.
"Lo... J-justin?"
Justin mengukir senyum tipis. "Ho'oh."
Justin bangkit, lalu merentangkan tangannya, bermaksud untuk menyuruh Nicole agar cewek itu memeluknya. Namun, setelah beberapa detik berlalu, Nicole bahkan tak melangkahkan kakinya sama sekali. Ia tetap diam di tempatnya, menunggu Bang Udin yang sedang menyiapkan nasi uduk pesanannya.
"Ish! Nicole, lo nggak kangen sama gue?"
Nicole kembali menoleh. "Kagak."
Justin cemberut. Perlahan ia menurunkan kedua tangannga yang tadinya direntangkan. Ia menatap lurus ke arah Nicole yang sedang memandangnya juga.
Justin akhirnya memutuskan untuk memajukan tubuhnya agar lebih dekat dengan Nicole. Ia pun memeluk cewek itu erat, membuat Nicole meronta-ronta.
"Lepasin, ih! Susah napas gue!"
Lantas Justin melepas pelukannya. "Iya maaf, hehe."
Justin menatap Nicole dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dan tatapannya berhenti di dada sebelah kiri Nicole.
Nicole yang menyadari arah tatapan Justin itu sontak menutupi dadanya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Mesum lo!"
Justin melotot. "Kaga, anjir! Siapa yang mesum?!"
"Elo lah! Pake nanya lagi!"
"Ish, gue bukan ngeliatin 'itu' lo! Ge-er banget sih." Justin memalingkan wajahnya. "Gue tuh cuma liat seragam lo!"
"Halah, alesan itu mah!"
"Kagak anjir! Gue emang perhatiin seragam lo karena seragamnya sama kayak gue!"
Nicole menyipitkan matanya, memperhatikan seragam Justin yang memang sama sepertinya.
"Iya sih, sama. Tapi jangan ngeliat ke arah dada gue juga dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl (✔)
Fanfiction[MALES NGEREVISI] "Cewek jutek itu ngeselin, sukanya bikin penasaran terus, mana ngangenin lagi. Plus, sekalinya dia senyum, behh manis banget, man! " -Justin. Di mata Justin, Selena adalah cewek yang jutek, dingin, dan irit saat bicara. Tapi bagi J...