48

4.5K 201 8
                                    

Happy reading gengs💞💞💞

***

"Makanya jangan murahan jadi cewek."

Tubuh Selena otomatis berputar ke belakang ketika suara itu terdengar. Selena mengernyit ketika melihat 4 makhluk di depannya yang sedang menatapnya sinis.

Cassie melipat tangan di depan dada. "Hai, cewek gampangan."

Selena menghela napasnya. Sabar, Sel, anggap aja itu kumpulan kecoa yang lagi kelaperan, batin Selena.

Farah maju selangkah, menyamakan posisinya dengan Cassie. Ia menatap songong ke arah Selena. "Susah ya, jadi cewek gampangan. Dihina, diejek, diomongin, disinisin."

Selena membuang muka, lalu memejamkan matanya sejenak. Kemudian kembali menatap keempat orang di hadapannya yang menatapnya dengan penuh kebencian.

"Udah berapa cowok yang lo pacarin? Kelas mana aja?" tanya Cassie sambil memajukan tubuhnya. "Oh, atau jangan-jangan guru-guru juga lo embat? OB juga?"

Selena menggeram tertahan. Kedua tangannya dikepal erat-erat. Kalau boleh, ingin sekali ia menendang keempat makhluk ini ke kolam lumpur yang dipenuhi babi-babi. Lalu menjambak rambut panjang mereka sekuat-kuatnya.

"Kenapa diem? Takut lo sama kita?" Ratna tertawa geli. "Tau nggak, sih? Lo itu kayak sampah."

"Apa jangan-jangan lo mainnya dukun-dukunan, ya? Lo melet mereka?" Tiara menambahkan.

"JAGA MULUT LO!"

Sayang sekali. Padahal, tangan Selena sudah terangkat sempurna untuk menampar mereka. Tetapi, Selena kembali menurunkan tangannya dan mengepalnya dengan semakin erat.

Tenang, Sel. Serahin semuanya sama Tuhan aja. Karma berjalan, kok. Batin Selena dalam hati.

"Selena, lo tau nggak? Kadang, gue kasian sama Juan. Kayaknya lo cuma jadiin dia pelarian doang, ya?" Lagi-lagi, Cassie bersuara. "Jangan-jangan, mama lo itu juga cewek gampangan, ya? Jadi bakatnya itu nurun ke anaknya?"

Oke, ini keterlaluan!

Selena mendekati Cassie. Tanpa ragu, ia menjambak rambut Cassie dengan kuat. Sehingga Cassie mendongak karena rambutnya ditarik ke belakang.

"ANJING! CEWEK MURAHAN! SAKIT, BEGO!"

Tanpa menjawab apa-apa, Selena mendorong Cassie dengan sekuat tenaga, hingga cewek itu terjatuh ke lantai dengan keras.

"AWH!!"

Dengan napas yang belum teratur, Selena menatap tajam ke arah Cassie yang masih terduduk di lantai. Ia menatap Cassie dengan sangat benci dan seperti ingin menerkamnya.

"Lo denger baik-baik! Lo boleh aja ngehina gue sesuka hati lo, ngejek-ngejek gue, ngefitnah gue, atau bahkan keroyokin gue bareng 3 temen lo yang kek tai itu! Tapi inget satu hal, kalo lo nyebut-nyebut orang tua gue sedikitpun, lo nggak bakal gue ampunin!" teriak Selena tepat di depan wajah Cassie.

"Lo nggak tau aja. Gue bisa aja kejam sekejam-kejamnya, bahkan lebih kejam dari pembunuh berantai! Gue bisa ngelakuin apapun yang gue mau karena lo berani nyebut-nyebut orang tua gue!" lanjutnya.

Cassie meneguk ludahnya dengan susah payah. Sungguh, siapapun yang melihat Selena kali ini akan ketakutan setengah mati.

Selena menoleh ke Tiara, Farah, dan Ratna yang sedari tadi hanya diam menyaksikan Cassie yang 'dianiaya' Selena tadi.

"Apa? Lo pada mau kayak Cassie juga?" tanya Selena sambil menantang ketiga orang itu.

"Eng-enggak, Sel, k-kita--"

"Gue nggak pernah takut sama kalian. Jadi, kalo mau ribut, mending sekarang aja. Walaupun gue cuma sendirian," ucap Selena, kali ini agak lebih tenang, namun tetap menyeramkan.

"K-kita cuma--"

"CUMA APA? NGATA-NGATAIN GUE KAYAK TADI LO BILANG CUMA?"

Selena sudah bersiap mengangkat tangan kanannya untuk menampar Ratna, namun sebuah tangan menahannya dengan cepat.

"Selena, ikut gue. Gue mau ngomong sama lo. Penting."

Selena mengernyit. "Nicole?"

"Iya, gue Nicole."

"Plis, jangan ganggu gue kali ini."

Nicole menggeleng. "Gue beneran mau ngomong. Penting."

"Tapi urusan gue belom kelar."

Nicole mendengus. "Itu ga penting, bisa belakangan."

"Huft, yaudah."

***

"Apa?"

"Bentar elah, gue abisin makanan gue dulu," kata Nicole setelah menelan baksonya.

Selena memutar bola matanya. "Buruan. Waktu gue nggak banyak."

Sambil mengunyah makanannya, Nicole menatap Selena. "Emang lo anak rajin nan alim gitu ya?"

"Hah?"

"Ya iya, maksud gue, kita kan udah telat setengah jam nih, telat sekali nggak papa kali."

Selena merapikan kunciran rambutnya. "Enggak. Gue sering bolos."

Akhirnya, bakso yang ditampung di mangkok Nicole sudah habis. Ia membuka tutup botol air mineralnya, lalu meneguknya hingga habis.

Sementara Selena menopang dagu dengan tangan kanan, sambil menunggu Nicole mengucapkan sesuatu yang sepertinya penting.

"Selena, sebelum gue ngomong, lo mau janji ya sama gue?"

Selena mengernyit. "Janji apaan?"

"Janji sama gue, jangan motong ucapan gue atau marah-marah pas gue ngomong."

Selena mengernyit. Kira-kira, apa yang akan Nicole bicarakan?

"Ya."

Nicole tersenyum puas. "Lo jangan komentar apa-apa dulu kalo gue belom selesai cerita ya. Cukup dengerin aja."

Selena mengangguk.

"Jadi, gue mau ngomong tentang Justin."

Mendengar ucapan Nicole, bahu Selena jadi melemas. Wajahnya berubah menjadi datar. Entah kenapa, matanya terasa perih dan seperti ingin mengeluarkan air mata ketika Nicole menyebut nama Justin.

Dan lagi-lagi, wajah Justin kembali menghantui pikiran Selena.

Cold Girl (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang