27

5.3K 234 4
                                    

Selena melangkahkan kakinya dengan pelan menuju kelasnya. Hari ini, ia datang lebih pagi. Sambil berjalan, Selena menggulung rambutnya, lalu ia jepit menggunakan jepitan yang biasanya orang sebut sebagai jedai.

Sampai sekarang, Selena masih belum mengecat rambutnya kembali menjadi coklat. Entah kenapa, tapi ia lebih suka rambut ombre dibandingkan rambut aslinya.

Saat melewati koridor sekolah, Selena mulai di ganggu oleh cowok-cowok yang sering mengganggunya.

"Hai, Nana," sapa Theo. Entah kenapa, sekarang ia lebih suka memanggil Selena dengan sebutan 'Nana'.

"Sel, lo cantik banget pake jedai," ucap Lando yang tiba-tiba muncul sambil menenteng gitarnya.

Selena hanya memutar matanya. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku hoodie-nya, lalu melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

Sampai didepan kelas, Selena membuka pintu. Ia mengernyit, ketika melihat kelasnya yang gelap gulita.

'BRAK!'

Selena langsung menoleh ke belakang, ketika pintu kelas tiba-tiba tertutup dengan sendirinya. Karena takut gelap, Selena mencoba membuka pintu, namun ternyata, pintunya terkunci.

Loh, kok kekunci sendiri? batinnya.

"Woi, buka!" teriak Selena agak kencang. "Siapa pun, buka pintunya!"

Selena berkali-kali berusaha membuka pintu, namun pintu itu sudah terkunci. Entah ada orang iseng, atau ada setan yang ingin mengganggu Selena.

"BUKA PINTUNYA!" pekik Selena. "JANGAN MAEN-MAEN SAMA GUE! BUKA PINTUNYA!"

Kesal, Selena menendang pintu itu dengan keras. Ia tidak bisa melihat apa-apa, karena kelasnya tidak mempunyai jendela. Jadi, ketika lampu dimatikan, kelasnya langsung gelap gulita. Selena sudah menekan saklar yang ada di tembok dekat pintu, namun lampunya tetap tidak menyala.

Selena mendaratkan bokongnya di lantai. Ia menekuk lututnya, dan memeluk lututnya sendiri. Dari kecil, ia memang takut gelap. Itulah salah satu kelemahannya.

Tiba-tiba, sebuah ide terlintas di pikiran Selena. Ia merogoh tasnya, lalu meraih sebuah benda pipih berwarna rose gold. Ya, ia akan menyalakan lampu senter dari ponselnya, agar mengurangi kegelapan ruangan ini.

Selena berulang kali menekan tombol power, tapi benda itu tak bisa di nyalakan.

"Anjing!" umpatnya kesal.

Selena kembali merogoh tasnya. Ia mencari senter kecil, yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi. Senter itu benar-benar kecil, dan bentuknya hello kitty.

Namun, benda itu tak ada di dalam tas nya. Selena mengumpat lagi dan lagi. Entah sudah berapa kali nama hewan keluar dari mulutnya. Tapi ia tidak peduli, yang ia mau sekarang hanyalah ruangan yang terang, bukan gelap gulita seperti ini.

Ia merasa cemas sekarang. Ia sudah tak tahu harus melakukan apa. Ia bisa saja menunggu orang-orang datang, tapi ini masih sangat pagi. Lagipula, teman-teman sekelasnya itu malas semua, kebanyakan mereka datang lima menit sebelum bel masuk.

Tiba-tiba, lampu kembali menyala, namun pintu belum terbuka. Selena langsung lega karena ruangan ini sudah terang. Tapi, ia langsung mengernyit ketika menemukan sebuah kotak diatas mejanya.

Selena mendekati mejanya, lalu meraih kotak berwarna pink itu. Ia membuka tutupnya, dan terkejut ketika melihat isinya.

Setangkai mawar merah yang dihias begitu cantik. Mata Selena berbinar. Ia meraih bunga itu dengan senyuman khasnya.

Ia memang menyukai bunga mawar merah, apalagi bunga itu melambangkan cinta.

Selena kembali melihat isi kotak tersebut. Ia menemukan sebuah surat yang dilipat menjadi kecil. Selena membukanya, dan membaca isi surat itu.

Selena, gue suka sama lo. Udah lama sebenernya, tapi gue baru berani ngomong sekarang, hehe.

Sorry ya, kalo gue kurang romantis. Karena gue bukan cowok romantis. Gue nggak bisa ngasih apa-apa selain bunga mawar yang mungkin lagi lo pegang sekarang.

Sel, gue nggak tau lo suka sama gue atau enggak. Tapi lo harus jawab pertanyaan gue ya, Sel.

Lo mau nggak, jadi pacar gue?

Selena mengernyit. "Siapa sih?"

Selena kembalu melihat isi kotak, dan lagi-lagi, ia menemukan surat.

Tebak aja gue siapa.

Hanya begitu isi suratnya. Selena tambah bingung. Tumben-tumbenan, ada yang nembak dia pake cara beginian. Biasanya kan, cowok-cowok nembak Selena secara langsung.

Selena melihat isi kotak lagi. Ia menemukan sebuah amplop bermotif bunga-bunga. Ia membuka amplop itu, dan ternyata isinya kertas lagi.

Lah, kertas lagi? Ini orang mau nembak, atau mau nyampah, sih? batin Selena.

Karena penasaran, Selena membuka lipatan kertas itu.

Masih nggak bisa nebak juga?

Selena tambah bingung. Ia jadi kesal jika diberi teka-teki seperti ini. Malah petunjuknya nggak ada, lagi.

"Ah, buang aja lah kalo gitu." Selena mulai berjalan mendekati tong sampah.

Belum sempat kotak itu dibuang, tiba-tiba, kursi paling belakang bergerak dengan sendirinya, membuat Selena bergidik ngeri.

"S-siapa tuh?!" Selena memberanikan diri untuk bertanya.

Selena mengumpulkan seluruh keberaniannya. Setelah itu, ia melangkahkan kakinya menuju kursi paling belakang yang bergerak sendiri.

"Hai, Selenaku."

Suara itu membuat Selena terlonjak kaget. Apalagi, tiba-tiba pemilik suara itu menyentuh pundak Selena.

Selena meneguk ludahnya dengan susah payah, lalu menolehkan kepalanya secara perlahan.

"HUAAA!!" pekik Selena sambil menutup matanya dengan kedua telapak tangannya.

Tentu saja Selena terkejut bukan main. Ia baru saja melihat Pennywise yang memakai seragam sekolah!

"Pergi jauh-jauh lo!" pekik Selena. "Anying! Jangan deket-deket gue! Pergi, sana!"

Tiba-tiba, Pennywise yang memakai seragam sekolah itu meraih tangan Selena yang menutupi mata cewek itu.

"AAHH!" Selena memekik lagi. "Apaan sih, setan kok megang-megang?! Modus, ya?!"

Si Pennywise itu menahan tawanya ketika melihat Selena yang bertingkah konyol seperti itu.

"Hi, i'm Pennywise. The dancing clown," ucap Si Pennywise dengan suara yang dibuat-buat.

"Ih, jauh-jauh sana!" pekik Selena, matanya masih terpejam rapat. "Kok Pennywise bisa nyasar ke Jakarta, sih?! Bayar ongkosnya pake apa emangnya? Emang lo punya duit?!"

Lagi-lagi, Si Pennywise berusaha menahan tawanya mati-matian. Melihat tingkah Selena, ia jadi semakin ingin mengganggu cewek itu.

Selena merasakan jantungnya berdegup sangat kencang ketika merasakan dirinya dipeluk seseorang.

"Sstt, jangan takut," ucap Si Pennywise, namun sekarang suaranya berubah menjadi lembut.

Selena akhirnya membuka mata. Dan ia kembali terkejut ketika melihat si Pennywise berubah wujud.

●●●

Wkwkwk maap yak gue nyelipin Pennywise disini wkwk. Tapi bukan Pennywise beneran kok.

Jadi sebenernya, gue blm bisa move on dari film IT. Gatau kenapa, itu film sih ga serem bagi gw. Malah gw fokus ke Billy nya, abisnya dia ganteng :v






Cold Girl (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang