7

9.6K 461 5
                                    

Gw update mlm2 neh wkwk

Gw mau ngucapin mksh buat kalian yg mau baca cerita receh ini :v

●●●

Seorang gadis berambut blonde dengan bando hello kitty yang menghiasi rambutnya sedang berlari dengan terburu-buru. Saking buru-burunya, ia tidak sadar kalau ternyata bandonya terjatuh kelantai.

Gadis itu menghampiri Selena yang sedang fokus membaca novelnya.

Gadis berambut blonde itu menepuk pundak Selena, "Eh, kak, ada yang mau ketemu sama kakak."

Jika ia memanggil Selena dengan sebutan 'kakak', sudah pasti cewek itu masih kelas 10.

"Hm," jawab Selena yang masih sibuk dengan novelnya.

Anak kelas sepuluh yang bernama Rere itu mendengus, "kak, ada yang mau ketemu sama kakak."

"Hm,"

Rere memutar bola matanya, "kak, ada yang ma--"

"Gue denger." Balas Selena ketus, lalu memasukkan novelnya kedalam tas.

Selena menatap Rere tajam--bukan tatapan tajam, sih, sebenernya, kan emang tatapan Selena begitu.

Tatapan tajam Selena membuat Rere jadi mati kutu.

"K-kak, ma-maaf, a-aku gak bermaksud buat ganggu kakak. A-aku cuma mau bilang kal--"

"Dimana?"

Rere mengerutkan keningnya, "apanya yang dimana, kak?"

Selena memutar bola matanya kesal. Tapi ia berusaha sabar untuk berbicara dengan adik kelasnya yang lemot ini.

"Dimana ketemunya?" Tanya Selena lagi.

Butuh puluhan detik bagi Rere untuk memahami pertanyaan Selena. Ia masih tidak mengerti.

Akhirnya, Rere mengangguk paham. "Di toilet, kak."

Selena mengangkat satu alisnya, "yakin, ditoilet?"

Rere mengangguk ragu. "I-iya, kak."

Selena bangkit, lalu meninggalkan Rere dan menuju toilet.

Sampai didepan toilet, sebenarnya Selena ragu untuk masuk. Ia takut, ada yang ingin menjebaknya.

Tapi rasa penasaran menutupi ketakutannya, ia membuka pintu dengan perlahan.

Tepat disaat pintu dibuka, sebuah ember dengan air didalamnya terjatuh, sehingga mengenai Selena.

Tubuh Selena basah kuyup karena air dari dalam ember itu.

Selena mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras.

"Bangsat."

Selena sudah sangat murka. Rahangnya mengeras.

Tak lama, 2 orang gadis keluar dari bilik pertama, lalu diikuti oleh 2 orang gadis lagi yang keluar dari bilik kedua.

4 gadis itu antara lain adalah Cassie, Ratna, Farah, dan Tiara.

Keempat gadis itu terbahak-bahak setelah melihat Selena basah kuyup, kelakuan mereka membuat Selena tambah marah.

"Ohh, jadi ini, cewek jutek yang dalemmya centil?" Ejek Ratna sambil tersenyum meledek.

Cassie tertawa sambil memegangi perutnya, "kocak, sumpah."

Farah tersenyum licik, "ini kan, cewek yang ngambil pacar Cassie?"

Selena menatap mereka tajam. "Cot,"

Selena berbalik, hendak meninggalkan toilet. Namun ia ditahan oleh Tiara.

"Ehh, enak aja mau kabur. Tunggu dulu, dong. Kita kan belom main.."

Cassie memberi kode kepada teman-temannya, agar mereka menjalankan tugas yang Cassie berikan.

Ratna menjambak kasar rambut Selena, membuat Selena meringis.

Kaki Selena menendang-nendang lutut Ratna, membuat Ratna semakin kasar menjambak rambut Selena.

Cassie menyodorkan pisau dihadapan muka Selena. "Lo bisa diem, gak? Kalo lo masih nendang-nendang Ratna, lo bakal mati di toilet ini!"

Selena tidak peduli dengan ucapan Cassie. Baginya, itu hanyalah sebuah ancaman.

Selena menendang lutut Ratna lagi, kali ini lebih keras. Tendangan Selena kali ini, membuat Ratna melepaskan tangannya dari rambut Selena.

Akibatnya, Cassie menggores tangan Selena dengan pisau, membuat Selena mengaduh kesakitan.

"Akhh--sakit, bego!"

Cassie tertawa, "Owh, sakit ya? Kalo sakit, nih gue tambahin."

Cassie menggores tangan Selena lagi, kali ini lebih panjang.

"Akhhh...s-sakit.."

Darah mengalir keluar dari tangan Selena, membuat Cassie dan kawan-kawan tertawa puas.

Selena mengeluarkan air matanya. Ia berusaha menahan tangisnya, tapi tidak bisa, dan akhirnya ia menangis juga.

Setelah puas menggores tangan Selena dengan pisau, Farah mendorong Selena sampai punggungnya menabrak tembok.

Cassie menarik rambut Selena, lalu membenturkan kepala Selena ke wastafel.

"Ahh--sakit.."

Melihat Selena yang tidak sadarkan diri, membuat Cassie dan kawan-kawan merasa puas.

"Kuy, cabut. Takutnya nanti ada yang liat." Ucap Cassie.

Lalu Ratna, Tiara, dam Fara mengikuti Cassie dari belakang. Mereka semua meninggalkam Selena sendirian.

Mereka tidak menyadari, bahwa ternyata Selena hanya pura-pura pingsan.

Selena mencoba untuk berdiri. Ia menahan rasa sakit disekujur tubuhnya. Terutama pada bagian kedua tangannya.

Ia mencuci tangannya yang sudah dipenuhi darah.

Selena melihat dirinya sendiri dari cermin. Tubuhnya yang basah kuyup, tangannya yang perih akibat goresan, kepalanya yang sakit akibat benturan tadi, membuatnya meringis.

Gue salah apa, sih, sama mereka? Batinnya.

Cold Girl (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang