Hai..my reader, perlu saya ingatkan sekali lagi bahwa cerita ini hanyalah imajinasi saya sebagai penulis.
* Semua nama tokoh ataupun tempat jika yang sama itu hanyalah kebetulan saja. Saya sengaja memilih cerita di Bandung, Bekasi dan sekitarnya supaya terasa lebih adem saja.
*Saya tidak bertanggungjawab jika merasakan sesuatu kalau sudah membaca cerita saya ini. Entah itu rasa iri, galau, senang, marah, berdebar-debar, mau mencaci,dsb.
*Don't forget ya, ketika terbaca yang agak 'steamy' mohon untuk berpikiran luas alias OPEN YOUR MIND karena karakter seorang penulis jika berhubungan dengan hal tersebut berbeda-beda dan saya pilihkan bahasa yang halus untuk kalian.
*Oke, kita baca saja cerita ini langsung dengan suka cita.
Don't forget to vote jika tidak keberatan.
Regards,
CitraNyiet2
***
Dian wanita yang terlihat sedikit berbeda dibanding dengan dua teman terdekatnya itu. Ia sudah berusia 33 tahun tapi masih melajang. Ibunya sudah koar-koar mengatakan bahwa ia wanita yang sudah lebih dari cukup untuk menikah.
Ia sudah tidak mempunyai ayah lagi karena ayahnya sudah meninggal karena ada komplikasi pada tekanan darah tinggi dan jantung 4 tahun yang lalu. Ia anak tertua dari 3 bersaudara. Satu adik perempuan dan satu adik laki-laki.
Mereka hidup dengan keadaan yang cukup ketika ayahnya masih hidup. Istilah kata serba berkecukupan dan tidak merasa kurang. Namun, ketika ayahnya tidak ada lagi. Maka, ia membanting tulang untuk menambah pundi-pundi keuangan di dalam keluarga. Adik lelakinya bekerja sebagai security dirumah sakit di Bekasi cukup untuk dirinya sendiri. Sedangkan, adik perempuannya ikut bekerja di rumah om mereka sebagai operator selular.
Keluarga mereka yang lain memang berada tapi toh tidak mungkin kan mereka setiap saat membantu memenuhi kebutuhan keluarga Dian. Mereka juga mempunyai keluarga sendiri yang harus diperhatikan.
Ia sekarang bekerja diinstansi penerangan alias call center PLN untuk cabang kota Palembang. Ia memang tinggal di Bekasi tetapi mendapatkan unit untuk kota lain membuat ia agak sedikit kelimpungan karena jika ada pemadaman listrik atau gangguan maka ia sering mendapat telepon dari warga kota tersebut dengan bahasa mereka yang tidak terlalu ia pahami.
Namun, apapun pekerjaannya ia lakukan dengan senang hati entah nanti di caci maki, atau dikata-katain. Well, itulah bagian dari sebuah pekerjaan. Dimanapun kalian bekerja dibagian pelayanan jasa maka kalian akan menemukan hal seperti ini. So, enjoy aja say batinnya dalam hati seperti yang terjadi hari ini.
"Call center 123, Saya Dianawati ada yang bisa saya bantu?" suara lembut Dian terdengar ditelepon
"Haloo..? PLN ye mbak? Cak mano ini mbak, dak kado di daerah kami ini mati lampunyo sudah lamo nian nah, la nak 5 jam. Kami nih nak begawe pulo. Kalu cak ini dak biso nyari duet. Kami ini punyo usaha laundry." ujar seorang wanita diseberang telepon.
Dian menarik napas panjang.
"Maaf ibu atas ketidaknyamana ini. Kami dari pihak PLN memang lagi ada pemadaman."
Dengan mendengarkan keluhan ibu ditelepon itu. Dian mencatat sambil mengevaluasi problem tersebut. Pemadaman memang sedang dilakukan karena ada perbaikan pada jalur ibu tersebut.
"Jadi berapo lamo mbak kami nih nunggu. Dak kering lagi gek cucian kami ini. La menggunung nah pakaian di baskom." rutuk ibu itu lagi.
"Baiklah ibu. Terima kasih atas keluhan yang ibu sampaikan kepada kami. Kami akan secepatnya mengatasi hal ini. Terkait dengan berapa lama lagi listrik padam, kami belum bisa pastikan secara detail. Mungkin sekitar 1 jam lagi operasional akan kembali berjalan lancar." jawab Dian dengan nada profesional.
"Iyo ye.. Awas be kalo dak idup. Aku telepon lagi gek!" ibu itu menutup telepon tanpa mendengarkan lagi Dian yang mau membalas.
Dian menarik napas panjang sekali lagi. Telinganya berdenging mendengar ocehan ibu tersebut.
Semenjak ia mendapatkan area Palembang, ia menjadi sedikit banyak tahu kosa kata dari warga sana. Tutur kata mereka itu sangat cepat terdengar terlalu bersemangat. Mungkin warga di kota empek-empek itu pasti hidup penuh semangat semua batinnya sambil menulis report telepon tadi.
Ya begitulah aktivitas kerja Dian, ia senior di sana. Kerjanya merangkap administrasi untuk report akhir bulan. Kerja untuk membantu ibunya. Ia tidak pernah memikirkan dirinya sendiri semenjak tidak ada ayah lagi.
Sosok ayah telah hilang dari keluarganya. Ia belum mempunyai pandangan untuk sosok lelaki yang bisa menemani hidupnya nanti. Semoga waktu itu akan tiba.
****
Hai..hai.. ini adalah Dian, temannya Kusuma dan Sari. Seorang teman yang paling berumur diantara mereka bertiga.
Well, kita akan melanjutkan cerita ini ke chapter selanjutnya.
Thanks.
CNN
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}
RomanceDian, wanita sederhana yang pernah dihina oleh seorang lelaki bernama Kenpi karena tidak mau diajak untuk kegiatan asyik. Ia jadi sedikit trauma untuk mendekati lelaki lagi yang melibatkan perasaan. Bram, lelaki kaya dan mampan. Ia belum pernah dek...