Bram mengambil bathrobe dan memakainya pada Dian, ia sih tidak repot-repot untuk memakai handuk atau sejenisnya karena ia sangat percaya diri.
Dian mendesah dipelukan suaminya. Ia direbahkan diatas kasur dengan suaminya langsung berada diatasnya.
"Nah, my lady. Kita lanjutkan kegiatan asyik tadi. Deal?" ucap Bram dengan cengiran lebar serta prince tersentak-sentak diantara mereka membuat Bram terkekeh.
Dian memukul bahu kekar suaminya itu. Wajahnya merah padam, ia sudah tidak merasa nyeri lagi. Mungkin, air hangat tadi membantu prosesnya cepat hilang.
"Ayolahh sayaangg.. Prince memang selalu seperti itu jika dekat kekasihnya." ujar Bram lembut sambil membenamkan kepalanya dileher hangat Dian karena barusan mandi.
Dian mengusap-usap kepala suaminya dengan sayang. Bram lalu menarik bathrobe tersebut dan melemparkan ke lantai. Sepertinya ini kebiasaan dirinya jika menyangkut pakaian yang dikenakan oleh istrinya itu.
Dian segera memeluk pinggang suaminya memakai kedua kakinya. Ia mengeliat dibawah tubuh kekar Bram tersebut.
Bram mengeram, wajahnya turun menuju keindahan si kembar milik istrinya tersayangnya ini. Ia menikmati dengan pelan dan penuh kasih. Inilah indahnya kehidupan rumah tangga. Kalian akan merasakan bahwa kasih sayang diantara suami istri itu akan terus meningkat seiring kalian bersentuhan.
"Hhmm.. hhmm.. " ucap Bram pada salah satu si kembar yang kenyal tapi lembut.
"Hmm.." balas Dian pada isapan suaminya itu. Dunia ini milik mereka berdua.
Mereka tidak mengingat lagi kejadian siang ini untuk sementara. Bram terus turun sampai ke bawah. Ia mencintai istrinya disana.
CINTA! Kata itu berdenging di otak Bram. Ia terus menjilat serta menghisap istrinya. Ia tahu ia mencintai istrinya sejak ia bertemu dengan wanita itu di kerindangan pohon di taman belakang rumah Andi.
Ia mengambil semuanya dari istrinya ini. Ia juga akan memberikan dirinya nanti. Mereka akan gantian.
Dian terus mengeliat karena ulah suaminya itu. Ia melentingkan punggungnya untuk meminta lebih.
"More..?" tanya Bram yang suaranya terbenam ditubuh manis Dian.
"Yaa.. yaa.. " ujar Dian sambil menggigit bibirnya menahan rasa nikmat.
Mereka berdua mendengar suara hujan yang turun membasahi bumi. Membasahi semua debu yang mengotori isi dunia ini. Semuanya akan kembali bersih setelah hujan reda. Begitu juga Dian yang telah dibasuh suaminya itu dengan penuh kasih.
"Akang.. akang..?"
"Yaahh..?"
"Ambillah saya sekarang, please?" ucap Dian dengan suara malu dan wajah merah padam.
Bram seketika berhenti dari kegiatan asyiknya itu. Ia merayap mendekati wajah istrinya yang merah padam karena telah mengatakan hal tersebut.
"Apa telingaku ini salah dengar my lady?" tanya Bram tegang. Seluruh tubuhnya tegang.
Dian tersenyum kecil, lalu ia menjilat bibir bawah karena gugup. Bram mengeram melihat lidah istrinya yang menjilat.
"Katakan lagi istriku tersayang, telingaku ini tadi berdenging." tanya Bram dengan wajahnya yang sekeras granit.
"Ambillah diriku sekarang kang, jika akang tidak keberatan." ucap Dian dengan cepat, wajahnya terasa panas karena mengatakan hal itu.
Bram menatap takjub ke arah wajah istrinya itu. Ia keberatan? No! batinnya merinding sekaligus senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}
RomanceDian, wanita sederhana yang pernah dihina oleh seorang lelaki bernama Kenpi karena tidak mau diajak untuk kegiatan asyik. Ia jadi sedikit trauma untuk mendekati lelaki lagi yang melibatkan perasaan. Bram, lelaki kaya dan mampan. Ia belum pernah dek...