Sesi 2

2.5K 134 6
                                    

Bram dan Dian membersihkan diri mereka di kamar mandi. Setelah semua kegiatan tadi usai, mereka saling membasuh tubuh masing-masing sang kekasih pujaanya itu.

"Hmm.. apa kamu tidak lelah cintaku?" tanya Bram pada Dian ketika melihat wajah istrinya itu berseri-seri karena cinta.

"Hmm.. sedikit. Akang sendiri?" Dian bertanya balik.

"Tidak jika ada kamu disisiku.." ucap Bram.

"Igghh... gombal." gumam Dian pada Bram yang membersihkan dirinya memakai air hangat di meja wastafel.

"Hehehe.."

"Akang..?"

"Hmm...?"

Bram mengelap paha istrinya sambil berjongkok di dekat paha istrinya yang ia rentangkan itu. Dian berusaha menutupi tubuh yang sudah

memberikan dirinya rasa cinta dan kenikmatan itu.

"Sudah terlambat my lady." ucap Bram terkekeh pelan.

Dian lagi-lagi menampar bahu suaminya.

"Aww.. sakit tahu..." ujar Bram bercanda.

"Akang sih.." rutuk Dian keki.

"Iya..iya maaf.." ucap Bram sambil mencium paha dalam istrinya itu membuat Dian mendesah.

"Cintaku, jangan mendesah terus. Nanti, kita disini dan tidak keluar dari kamar mandi untuk waktu yang lama." ucap Bram memperingatkan istrinya itu.

Dian nyengir lebar mendengar ucapan suaminya itu. Ia memanggil suaminya memakai jari telunjuk. Bram menggigil senang karena panggilan itu.

"Kalau begitu buat kita lama sedikit disini, beib?" ujar Dian mesra kepada suaminya.

Bram sangat suka ucapan istrinya yang memanggil dirinya ini 'beib'.

"So, Let's do it!" ucap Bram bergerak ke arah Dian.

Suara deringan handphone Bram yang berbunyi terus-menerus membuat kedua pasangan yang sedang bergelora di kamar mandi segera menuntaskan kegiatan mereka.

"Siapa sih mengangguku saja!" ucap Bram sambil mengendong istrinya untuk menuju suara handphone tersebut.

Mereka berdua sudah memakai bathrobe setidaknya Dian yang memakai, sedangkan Bram tetap seperti patung dewa Yunani yang sangat seksi.

Bram mengambil handphone dari atas laci dekat lampu duduk.

"Halooo?!" jawab Bram ketus.

"Ohh.. astaga paman ini. Aku telepon sedari tadi tidak diangkat-angkat. Kemana saja atuh?!" kali ini suara Andi yang terdengar geram.

"Oohh.. Hmm.. kami lama di kamar man.. eehh.." jawab Bram hampir kelepasan membuat Andi tertawa terbahak-bahak diseberang sana.

Dian yang mendengar suara Andi tertawa jadi merah padam. Dasar suaminya Sari itu. Suka sekali mengolok orang batin Dian keki.

Bram juga wajahnya memerah karena paham betul maksud Andi yang tertawa itu.

"Stop Ndi, kalau tidak aku pukul nanti." ancam Bram malah membuat Andi tidak berhenti tertawa.

Suara Haris dibelakang Andi membuat keponakannya itu diam berangsur-angsur.

"Maaf atuh uncle. Habis aku tidak tahan memikirkan uncle yang bersenang-senang dikamar mandi. Asyik ya?" tanya Andi geli.

"OH YA AMPUN!" suara Bram terdengar geram untuk Andi.

"Iya..iya.. Ini aku serius. Hmm.. Kenpi itu mau diapain, aku sudah lama disini. Istriku juga sudah menungguku dirumah. Sari jadi khawatir."

MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang