Semuanya telah kenyang dan sekarang mereka bermain dengan para si kembar dan Karim. Para baby sister terlihat makan dengan tenang dimeja mereka. Mereka diperlakukan sama seperti yang lain.
Seragam baby sister keluarga Rendy sama semua yaitu gaun sebatas betis yang cantik, gaun itu melambai ringan ditubuh Amel membuat Syarif terkesima. Dua lagu baby sister temannya Amel sedang terlibat percakapan dengan baby sister Karim.
Syarif mendekati meja Amel. Wanita itu makan dengan tenang tanpa terganggu kehadiran lelaki tampan didekatnya itu.
"Hei.. " sapa Syarif pada Amel.
Amel mendonggakkan kepalanya dan mengangguk menjawab sapaan Syarif.
"Boleh saya duduk disini?" tanya Syarif lagi pada Amel.
Amel mempersilahkan Syarif duduk hanya menggunakan kode tangannya. Syarif sih sebenarnya keki karena wanita ini terlalu cuek dan dingin.
"Hmm.. apa kabar kamu?" suara Syarif terdengar ragu ditelinganya sendiri.
Amel menelan makanannya lalu menatap wajah Syarif yang mempesona itu.
"Baik atuh A', Aa sendiri?" suara lembut Amel membuat Syarif merinding.
"Hmm.. baik atuh neng Amel." jawab Syarif dengan pipi bersemu merah.
Amel tersenyum kecil melihat lelaki tampan itu memerah pipinya. Astaga, ua baru kali ini bertemu lelaki yang tidak memadang ia sebagai wanita kelas bawah karena ia bekerja sebagai baby sister. Hidup Amel sebenarnya rumit. Ia menjadi baby sister hanya untuk mandiri. Ia kost sendiri untuk menunjukkan pada keluarganya bahwa ia mampu mencari rezeki sendiri.
Keluarga Amel sebenarnya sangat berada di Bogor. Tapi, ayahnya sangat keras kepala. Ajaran ayahnya sangat kuat dan kolot dalam mendidik anak-anak mereka. Untung saja kakaknya bisa mandiri sendiri menjadi seorang polisi tanpa harus menjadi pengusaha sukses seperti ayahnya itu.
Kakaknya hidup sendiri di Bekasi dan sukses dalam bekerja. Ia juga ingin mandiri seperti itu ya walaupun terlihat konyol menjadi baby sister. Tapi, ia suka bekerja menjaga anak teteh Kusuma itu. Wanita yang sederhana tapi berjiwa sangat kaya. Hatinya Kusuma itu melebihi kekayaan suaminya yang super kaya itu.
"Hmm.. kok melamun atuh neng? Tidak berminat mengobrol ya dengan saya yang hanya lelaki biasa ini?" ucap Syarif setengah down.
"Ehh.. Maaf atuh aa.. Saya lagi kepikiran sesuatu. Saya. bisa berbicara kepada siapa saja. Saya bukan orang ningrat yang harus membedakan harus berbicara dengan siapa." balas Amel dengan nada meminta maaf pada Syarif.
Syarif menarik napas panjang. Mereka berdua terlbat percakapan sekitar 10 menit dengan santai. Baru mau enak-enak mengobrol lagi, suara Kusuma sudah memotong obrolan mereka itu.
"Mel, ini mah si Amar pipis tadi. Terus main air, basah deh celananya. Mana ya spare celana Amar?" tanya Kusuma pada Amel dengan lembut.
Amel langsung bereaksi cepat dengan mengambil celana di stroler dengan dirinya itu dan menyipakan baju, celana beserta popok sekali pakai.
"Ele.. ele.. anak bujang ini melambai-lambai tidak memakai celana. Awas nanti terbang sayang."
Suara renyah Syarif membuat Amar terkikik geli. Ia memang belum memakai celana ganti.
"Uncle.. uncle.. " Amar mengeliat mau ikut Syarif dari gendongan Kusuma.
" Come to your handsome uncle.. " ujar Syarif sambil mengangkat Amar untuk duduk di pangkuannya.
"Aduh.. aa, jangan didudukan disana. Nanti ia membuat aa basah. Tuh lihat baju Amar saja masih basah." oceh Amel pada Syarif.
Kusuma melonggo melihat dua orang itu berinteraksi. Ia melihat bahwa Syarif menatap Amel dengan sesuatu yang baru. Ia juga melihat bahwa Syarif tidak terlihat seperti Syarif yang biasanya. Tapi, Syarif yang ini lebih terkendali dan tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}
RomanceDian, wanita sederhana yang pernah dihina oleh seorang lelaki bernama Kenpi karena tidak mau diajak untuk kegiatan asyik. Ia jadi sedikit trauma untuk mendekati lelaki lagi yang melibatkan perasaan. Bram, lelaki kaya dan mampan. Ia belum pernah dek...