Main Air

2.4K 108 3
                                    

Kehidupan Dian berjalan lancar bersama suaminya. Ia bekerja lagi ketika sudah bisa membujuk Bram yang sempat berdebat dgn dirinya karena tidak setuju.

"Akang.. kan saya belum hamil." tutur Dian pada suaminya yang mulai marah karena istrinya itu masih mau bekerja.

"Iya.. tapi kamu bisa bersantai saja dirumah, berbelanja menghabiskan uangku ke mall atau ngerumpi bersama teman-teman kamu juga boleh. Aku juga yakin kamu sebentar lagi hamil lady, aku tiap malam sudah bekerja keras untuk berjumpa dengan sel telur kamu itu." ucap Bram dengan kesal bercampur geram karena istrinya ini tidak mau menghabiskan uangnya untuk belanja.

"Aku sih yakin berudu akang sudah menerjang sel telurku itu. Tapi kan kita masih menunggu. Aku bosan kan dirumah terus, ettss.. jangan memotong dulu. Saya tidak mau menghabiskan uang akang dgn hal yang tidak berguna karena semua yang saya butuhkan sudah ada semua disini kang." jelas Dian panjang lebar.

Bram menarik napas panjang. Mereka lagi di ruang perpustakaan. Ini hari minggu, jadi mereka tidak bekerja. Semua asisten rumah tangga mereka lagi izin untuk menghadiri acara keluarga, mereka sudah meninggalkan stok makanan jika mau makan siang. Malam nanti mereka sudah pulang lagi ke rumah Bram. So, mereka berdua ditinggal sendirian. Tapi, security didepan rumah mereka tetap ada untuk menjaga.

Dian duduk santai di sofa sekarang dengan membaca novel romance kesukaannya itu. Ternyata suaminya ini memborong semua novel yang terupdate dari toko buku.

Bram membaca koran bisnis. Ia mengamati istrinya yang membaca sambil terkadang tersenyum sendiri bahkan meneteskan air mata. Novel itu pasti menguncang emosi para pembacanya.

Bram membaca judul novel tersebut 'Menanti Fajar by Linda Howard'. Bram penasaran pada isi novel tersebut sehingga membuat istrinya ini tersenyum dan menangis. Bram mengambil handphone dan langsung browser judul novel tersebut.

Bram membaca sinopsis cerita tersebut, hmm.. wajar saja istrinya begitu. Tokoh lelaki di novel tersebut sangat jantan dan arogan. Si tokoh wanita cantik dan berbody bagus. Kedua tokoh terlibat perdebatan karena ayah si lelaki meninggal diisukan karena ibunya si tokoh wanita, intrik berkembang sampai kisah percintaan membara diantara keduanya terjadi. Bram merinding membaca kisah cinta dinovel tersebut melalui handphone. Ia menatap istrinya yang bersemu merah. Istrinya pasti di babak yang seperti ia perkirakan yaitu chapter kisah cinta.

Bram meletakkan handphone yang dipegangnya itu dan mendekati istrinya yang lagi konsentrasi membaca. Ia menarik novel itu dari tangan istrinya.

"Akangggg...?!" ujar Dian terkejut sambil berdiri untuk mengambil novel yang sudah ditangan Bram itu.

Bram mengangkat tangannya jauh ke atas untuk menghindari istrinya mengambil novel tersebut.

"Lady...?!" suara Bram terdengar serak.

Dian memandang mata suaminya yang sudah membara, ia menjadi bergetar karena suaminya ini juga sudah tegang dirasakan dari prince yang menyentak perutnya.

Dian tersenyum simpul sambil menaikkan alisnya serta mengesekkan perutnya pada prince membuat suaminya itu mengeram.

"Lady, pantas saja kamu ini cerdas. Novel itu membuat khayalan kamu sangat tinggi sehingga kamu mempraktekkannya padaku." ujar Bram parau karena ia yang baru saja membaca novel itu melalui handphone sudah bergetar. Novel romance bercampur konflik pembunuhan yang terkemas sangat bagus.

Dian nyengir lebar pada suaminya itu. Ia mengulurkan kedua lengannya ke leher Bram dan berjinjit.

"Dari mana akang tahu bahwa novel itu sangatlah bagus untuk khayalan pembacanya? Apa akang juga ikutan membaca?" ucap Dian di dekat dagu Bram dengan napas berhembus pada suaminya itu.

MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang