Kerja

2.5K 180 2
                                    

Dian pulang ke Bekasi jam 6 pagi hari, ia berharap lalu lintas tidak macet kalau masih pagi. Dian permisi dengan pihak keluarga juga pada ibunya.

Perjalanan membutuhkan waktu 2 jam, Dian dan akang Ali tidak terlalu banyak bercakap. Mereka sibuk dengan pikiran sendiri. Cuma musik di streo mobil saja menemani perjalanan mereka itu.

Sampai dirumah, Dian segera bersiap-siap untuk bekerja pada middle shift. Ia memang meminta waktu sedikit karena urusan mendadak ini pada bosnya.

Akang Ali segera pulang ke rumah keluarga ibunya yang rumahnya tidak jauh dari rumah Dian.

"Terima kasih banyak ya akang." ucap Dian tadi kepada Ali sewaktu tiba didepan pintu pagar rumah mereka.

"Sama-sama atuh mbak. Saya permisi ya."

"Oke." balas Dian seraya tersenyum lembut.

Dian mengeluarkan kunci motornya dan menghidupkan motor untuk dipanasi terlebih dahulu. Maklum, motor agak sudah bandel alias rempong alias jadul. Ia tidak bisa menganti motor baru karena banyak yang harus ia pikirkan.

Well, apalah arti motor butut yang penting bisa hidup dan berjalan sampai tujuan dengan selamat.

Kedua adik Dian tidak ada dirumah. Ia tahu mereka semua bekerja. Maka, ia juga bekerja menjemput rezeki.

Dian berkendara dengan konsentrasi, ia memakai atribut bermotor dengan lengkap seperti helm, sarung tangan, serta jaket.

Sampai diperempatan jalan, sebuah mobil hitam fortuner melesat dari sebelah kanannya. Mobil itu membuat motor Dian oleng karena terlalu kencang melintas. Dian mengerem mendadak.

Karena rem mendadak itu, Dian tidak bisa menstabilkan motornya dan terjatuh ke samping.

"Aduh..!" rutuk Dian sebal. Dasar mobil gila! Jalan sempit main ngebut segala makinya dengan mangkel.

Mobil hitam itu ternyata stop karena melihat dari kaca spion samping mobil, motor seseorang terjatuh karena ia melintas dengan cepat tadi.

"Sialan!!" umpat lelaki itu. Lelaki itu menelpon seseorang dengan cepat.

"Aku ada urusan mendadak, tolong pimpin meeting selagi aku belum sampai kantor."

Lelaki itu lalu meminggirkan mobilnya dan turun menuju seorang wanita yang sedang terduduk diaspal dengan motornya miring ke samping.

Dian berusaha bangun dan tiba-tiba sudah ada tangan yang memegang lengan kirinya dan mengangkat dirinya dengan mudah.

Dian menoleh dan menatap wajah lelaki itu lagi. AGAIN. Wajah dingin dengan memakai kacamata hitam.

"KAMU?! AGAIN?! UUGGHHH!" rutuk Dian sambil berusaha menarik lengannya dari pegangan Bram.

Bram seketika melonggo mendengar nada suara tidak suka Dian itu. Ia. memang diBekasi untuk urusan hotelnya, tapi ia tidak menyangka harus ketemu wanita ini lagi dengan cepat. Sepertinya garis keras takdir mempertemukan mereka dengan cara yang unik batin Bram kesal.

"Well, cewek matre. Kita bertemu lagi." ucap Bram sinis.

Dian mematung dikata cewek matre. Kenapa Bram sering kali berkata seperti ini kepada dirinya.

"Apa maksud bapak berkata seperti itu? Saya tidak paham." tanya Dian penasaran. Matanya berkilat geram.

"Nanti kamu akan tahu."

Bram menarik Dian supaya berdiri dengan tegak. Ia lalu mengangkat motor Dian itu dengan mudah dan menepikannya supaya tidak menganggu orang lain. Ia mengelurkan handphone, menekan tombol seseorang.

MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang