Dian sampai di rumahnya dengan suasana rumah yang sepi. Rupanya Bram belum pulang batin Dian rindu.
Dian masuk ke kamar mandi dan melepaskan seluruh pakaiannya hanya mengenakan underware. Ia berdiri di depan wastafel untuk mengosok gigi serta mencuci wajah.
Dian sedang mencuci wajahnya ketika suaminya masuk ke dalam kamar mandi.
Bram mengamati istrinya yang hanya mengenakan underware sedang membungkuk di wastafel untuk memberikan sisa busa foam pembersih wajah.
Bram langsung menegang. Sial! batin Bram. Istrinya ini selalu bikin ia siap siaga hanya dengan membungkuk seperti itu pikir Bram ngilu.
**Steamy Chapter**
Bram mendekati Dian yang membungkuk. Istrinya itu belum membuka matanya itu. Ia memeluk pinggang Dian dari belakang.
Dian terkesiap karena tangan besar suaminya meremas perutnya dengan pelan. Pinggul lelaki yang dicintainya itu dengan sudah menyentak dari belakang. Dian cepat-cepat mencuci busa dari wajahnya.
Bram mengambil kesempatan itu dengan menurunkan celana dalam renda milik istrinya itu. Dian tidak bisa apa-apa karena ulah suaminya itu. Bram langsung menikmati istrinya yang sedang membungkuk itu dari belakang.
Sumpah, rasa istrinya ini sangat lezat jerit Bram dalam hati. Ia dengan rakus menghisap semua yang terpapar didepannya itu.
Bunyi suara kecapan serta isapan kuat dari Bram itu membuat Dian memegang tepi wastafel dengan erat.
"Kang..?" Dian mendesah dengan suara serak.
Bram tidak menanggapi omongan istrinya itu. Ia terus mengisap inti tubuh kekasihnya itu.
Dian melentingkan punggungnya sambil tangan terulur ke belakang untuk memcengkram rambut Bram.
"Akang... pelan-pelan, please?" suara memohon Dian membuat Bram tersadar sudah mau membuat istrinya ini meledak tanpa dirinya. Maka, ia menghentikan untuk menghisap lebih banyak. Ia berdiri dan membalikkan tubuh Dian.
Bram mengangkat Dian ke untuk duduk di meja wastafel. Ia menarik leher istrinya itu dan mencium mulut manis Dian.
Dian merasakan dirinya sendiri dari mulut suaminya itu. Aroma dirinya yang khas membuat mereka berdua mengeram.
"Cintaku, lepaskan kemejaku ini."
Dian menarik kemeja suaminya sampai kancing-kancing lepas dari tempatnya.
Bram terkekeh senang atas ulah Dian itu. Ia melepaskan ikat pinggang dengan cepat dan menurunkan celana panjang kerjanya berikut boxer miliknya itu.
Dian mengusap bahu suaminya dengan pelan sambil melingkarkan kedua kakinya pada sama Bram membuat lelaki itu langsung merapat kepada tubuhnya.
"Hmm.. apa prince sudah rindu padaku?" tanya Dian pada prince dengan mengenggam tubuh yang menyentak di telapak tangan.
Bram mendorong tubuh istrinya supaya agak bersandar di meja marmer wastafel.
"Prince memang sangat merindukan kekasihnya ini." tutur Bram sambil menggigit leher Dian membuat istrinya itu mengerang.
Bram bergerak cepat dengan melepaskan kait penahan keindahan dada istrinya itu. Ia membebaskan si kembar dari himpitan penutup itu sehingga bisa bernapas.
"Nah, lady, mari kita buat kamar mandi ini berembun." Bram membenamkan wajahnya di tengah-tengah tubuh atas istrinya itu.
Dian menuntun suaminya untuk menyelinap ke dalam kehangatan tubuhnya itu. Ia mendesis ketika suaminya dengan kuat masuk sangat jauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}
RomanceDian, wanita sederhana yang pernah dihina oleh seorang lelaki bernama Kenpi karena tidak mau diajak untuk kegiatan asyik. Ia jadi sedikit trauma untuk mendekati lelaki lagi yang melibatkan perasaan. Bram, lelaki kaya dan mampan. Ia belum pernah dek...