Keluarga Rendy

2.3K 114 5
                                    

Bram mengangkat istrinya yang tadi duduk di sofa depan TV, ia membaringkan Dian di tempat tidur. Istrinya menuruti kemauan suaminya itu.

Sari mendengarkan saja percakapan itu melalui speaker. Suara senang anak-anak Kusuma itu membuat Bram tersenyum karena istrinya ini sangat sayang pada anak-anak itu.

"Kiss.. " ucap salah satu si kembar yang lelaki, Bram tidak tahu suara siapa itu.

Dian mencium anak itu dari handphone dengan suara besar membuat semuanya terkikik senang.

"Saya juga." ucap bocah lelaki yang satu lagi membuat Dian mencium dengan cara serupa.

Giliran tiba suara Anna yang berbicara dihandphone," Auntie, saya mau dicium uncle.. mana uncle ya?" ucap Anna lembut khas anak kecil.

Bram tersenyum kecil karena suara Anna itu. Dadanya mengembang untuk anak perempuan Kusuma itu. Ia merasa dicintai keluarga itu walaupun baru mengenal mereka dalam waktu yang belum lama.

"Kang.. ayo.. kiss Anna sekarang." ujar Dian pada suaminya.

Bram mencium bibir istrinya itu dengan cepat terlebih dahulu. Lalu, mendekatkan mulutnya di speaker handphone.

"Muaaaaccchh.. " kecup Bram di handphone. Anna terkikik geli di speaker handphone.

Mereka terus bercerita sampai anak-anak Kusuma itu teralihkan perhatiannya pada ayah mereka yang datang, karena terdengar suara Rendy memanggil ketiga anaknya melalui speaker.

"Mbak, akang, jeng Sari, saya sudahi dulu ya percakapan ini. Nanti, kita lanjutkan ya. Jaga mbak Dian baik-baik ya kang." ucap Kusuma pelan.

Percakapan dengan Kusuma sudah selesai, Bram menarik napas.

"Sari, apa Andi tidak ikutan untuk mengobrol juga?" sindir Bram pada istri keponakannya itu.

Andi tiba-tiba bersuara di handphone.

"Aku akan menutup handphone ini uncle, sedari tadi telinga ini ingin pecah karena suaranya Kusuma yang menyerocos seperti petasan." ucap Andi seberang handphone membuat Bram terkekeh dan terdengar suara pukulan seperti tamparan di bahu serta disusul suara Andi yang mengeram serta berkata 'Aww.. jangan dicubit dong, teman kamu itu memang cerewet.'

Dian mau membalas komentar Andi itu tapi mulutnya langsung ditutup oleh telapak tangan besar milik Bram.

"Kalau begitu bye, Ndi, Sari. Kami mau istirahat." Bram langsung menutup handphone tanpa mendengar balasan dari mereka lagi.

"Nah, cintaku, kita istirahat sekarang. Tubuh sudah pegal semua." ucap Bram sambil memeluk istrinya itu.

Dian tersenyum lebar karena suaminya berkata pegal. Ia mengeliat dari pelukan suaminya dengan cepat sebelum suaminya itu menangkap dirinya lagi.

"Laaaadyy..?" suara Bram memperingatkan istrinya itu.

"Sebentar saja kang, saya mau mengambil lotion." jawab Dian sambil berlari ke arah laci hias untuk mengambil lotion.

Bram membuka t-shirt dengan cepat, ia juga melepaskan celana jeans yang membalut kaki kekarnya itu.

Dian keluar dari kamar mandi sambil memegang botol lotion. Ia menatap tubuh belakangan suaminya dgn melonggo. Astaga kekar sekalian suaminya ini dari belakang, ia langsung mendekati Bram.

Dian memeluk suaminya dari belakang. Bram memegang kedua lengan istrinya yang berada dipinggangnya itu.

"Hmm.. apa kamu mau semalaman memelukku sambil berdiri?" tanya Bram dengan suara lembut.

MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang