Keakraban

2.1K 146 0
                                    

Mbok Titin masuk ke ruang keluarga.

"Nak Andi, taman belakang sudah siap untuk digunakan." ujar mbok Titin pada Andi.

"Baiklah mbok. Nuhun." jawab Andi sopan.

Andi berdiri sambil mengendong Karim yang sibuk menarik-narik kerah kemejanya itu.

"Let's go guyss, kita ke taman belakang supaya lebih leluasa. Biar para si kembar bebas menikmati suasana alami dibelakang."

Mereka semua bangkit dari sofa begitu juga Syarif yang duduk dikarpet berbalik lembut itu.

"Come on, princess kita explore taman belakang." ajak Syarif pada Anna.

"Cihuyyy.. " jawab Anna sambil merangkul leher Syarif dengan sayang.

Dian berdiri dan berjalan mau mendului Bram, tapi lelaki itu menarik lengan kanan Dian supaya berjalan disisinya berbarengan.

"Selalu ingin kabur." bisik Bram ditelinga Dian.

Dian merinding berada lama-lama didekat lelaki macho ini. Tubuh jantan disampingnya ini mengeluarkan hawa panas yang bisa melelehkan dirinya jika bersentuhan.

"Saya.. saya mau melihat Karim." ujar Dian terbata.

"Ahh.. alasan saja kamu lady. Karim sudah digendong papinya." tukas Bram tepat sasaran.

"Tapi.. saya mau mengobrol dengan Sari." tangkis Dian lagi.

"Mengobrolnya nanti saja jika sudah ditaman belakang." lanjut Bram sambil menarik lengan Dian dengan pelan dan menuju ke luar mengarah ke taman belakang.

Rombongan pasukan Rendy beserta keluarga seperti mau bertempur saja. Anak-anaknya mereka berceloteh dengan riang. Sementara 3 baby sister menggiring tuan dan nyonya mereka dengan pelan.

Sampai ditaman belakang, sudah terhampar karpet yang bisa meresap minuman jika ada yang tumpah, kursi santai juga berjejer dibawah pepohonan rindang, meja hidangan beserta makanan serta minuman sudah tertata rapi diatas meja.

Semua anak-anak Rendy berteriak ingin turun dari gendongan masing-masing.

"Hei.. hei.. boys..girls..jangan berlebihan ya.. " ujar sang daddy kepada mereka sekali lagi.

"Iya daddy.." teriak serempak si kembar yang ternyata tidak terlalu memusingkan daddy mereka karena mereka tahu bahwa inilah masa ketika mereka bisa bebas menikmati dunia tanpa ada masalah yang membebani mereka itu.

Rendy terlihat mau kesal lagi, tapi Syarif segera nyeluk pada bosnya itu.

"Bos.. rajin-rajin boxing dong biar tidak mudah naik darah. Jangan olahraga yang lain yang dibanyakin." ujar Syarif dengan nada terselubung membuat Bram menahan tawanya dengan terbatuk.

Andi sih tidak menahan tawa, ia tertawa riang untuk mengolok Rendy itu.

"Iya atuh bro, sepertinya sekarang sudah jarang training ya dihari minggu kata Syarif?" timpal Andi ikut memanasi.

Rendy mengeram karena temannya mengolok dirinya itu. Terutama Syarif yang bermulut ember itu.

"Aku memang jarang training bersama anak buahnya lagi, tapi aku sangat rajin olahraga di gym milikku sendiri." jelas Rendy tidak mau kalah.

"Ya.. iyalah rajin nge-gym karena ada mbak Kusumaku yang manis itu menemani bos." lanjut Syarif bikin Rendy berasap.

"SYARIF JAGA MULUTMU ITU!" Rendy mau mencekik leher Syarif itu.

Kusuma menarik lengan suaminya dengan kuat. Syarif ini memang suka mencari masalah dengan suaminya itu.

"Mass.. tenanglah. Syarif itu hanya iri karena ia tidak punya partner untuk gym bersama seorang wanita, coba kalau dia sudah beristri pasti ia mau juga gym bersama istrinya itu serta berlama-lama menikmati seluruh peralatan gym." balas Kusuma dengan akurat.

MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang