Rencana

2K 101 1
                                    

Sehari setelah kecelakaan, Bram membawa istrinya itu pulang. Ia sudah mengurus Kenpi dan lelaki yang menabrak istrinya itu. Ia membuat Kenpi lebih lama lagi mendekam di penjara. Ia tidak terima lelaki itu berbuat hal yang membahayakan nyawa Dian dan calon anaknya itu.

Ia belum memberitahukan pada Dian kalau istrinya itu mengandung, ia belum sempat berbicara tentang calon bayi mereka.

Menjelang malam, Bram sudah berbaring di tempat tidur dengan Dian berada di pelukannya.

"Kang, sepertinya saya nanti kena SP deh." Dian berkata dengan pelan.

"Aku sih berharap seperti itu." tutur Bram cepat.

"Akang..?!" Dian tersentak karena ucapan itu.

"Ya.. aku sangat berharap itu terjadi cintaku, karena dengan begitu kamu akan tetap dirumah dan mengurus bayi kita ini." Bram berkata sambil meletakkan telapak tangannya diperut datar milik istrinya yang belum membucit.

Dian terdiam dan meresapi perkataan suaminya itu. Dirumah saja mengurus bayi?

"Apa..apa maksud perkataan akang ini?" Dian bertanya dengan jantung berdebar-debar.

"Hmm.. iya, kamu pasti mengerti maksud perkataanku ini lady." Bram mengedipkan matanya pada Dian.

Dian seketika melemparkan dirinya ke atas tubuh Bram.

"Uppzz.. " suara Dian tertahan di dada Bram.

"Laaadddyyyyy....?!" suara Bram mengelegar ketakutan karena istrinya ini menerkam dirinya.

"Maaf.. saya.. "

"Jangan seperti ini lagi sayang.. kamu sedang mengandung anak kita. Baby. Kamu mengerti kan?" Bram memegang wajah istrinya dengan kedua tangan.

Bram mencium dahi istrinya itu dengan penuh rasa sayang. Ia akan mencintai istrinya ini sampai akhir hayat.

Ia bersyukur karena Dian tidak mengalami gegar otak atau keguguran karena tabrakan itu. Penabrak itu ternyata hanya sempat menyenggol sedikit sisi tubuh istrinya ini, ada pintu penumpang yang terbuka sehingga si penabrak tidak bisa menambrakkan motornya secara langsung. Mungkin pengendara motor itu juga takut untuk menambrakkan dirinya ke mobil.

"Promise me, lady. Kamu akan menjaga bayi kita ini dengan baik. Dan patuhi permintaanku supaya kamu tetap dirumah saja. Tidak usah bekerja lady, semua yang kamu minta akan aku turuti. Keluarga kamu juga aku jamintidak akan kesulitan dalam segi materi." jelas Bram dengan sinar mata nelagsa jika istrinya ini sampai mengalami lagi hal yang membahayakan diri.

Dian menganggukkan pelan.

"No, say it. Aku tidak mau hanya mengangguk." tegas Bram sekali lagi.

"Iya.. saya akan tinggal dirumah untuk menjaga bayi kita ini. Dan, saya akan menuruti semua permintaan akang." tutur Dian dengan sungguh-sungguh.

Bram tersenyum lebar menatap wajah manis milik istrinya ini, tidak ada kata cantik yang bisa melukiskan raut wajah wanita yang ia kasihi serta cintai dihadapannya ini.

"Nah, lady. Kamu akan tertahan dirumah untuk waktu yang sangat lama. Biar kamu tidak bosan dirumah, kita akan

bulan madu. Mau kemana kita cintaku?" ucap Bram untuk menyenangkan istrinya itu.

Mulut Dian terbuka. Bulan mandu?

Dian sih tidak terlalu memikirkan hal yang berhubungan dengan bulan madu. Tapi,

ketika mereka sudah benar-benar bersatu dan saling mencintai. Well, ia suka ide suaminya ini.

"Lady..?"

MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang