Tukar Cincin

2.2K 129 0
                                    

Hari yang dinantikan datang juga. Keluarga Bram sudah menunggu kedatangan keluarga Dian. Sari sangat senang akan hal itu. Ia juga menunggu teman akrabnya satu lagi yaitu Kusuma.

"Aa.. mana teh si Kusuma ya. Lama sekali sih datangnya." tanya Sari pada suaminya itu

Andi tersenyum kecil mendengar pertanyaan istrinya ini. Kusuma itu punya 3 orang anak kembar. Pasti sibuknya nggak ketulungan walaupun ada baby sister membantu anak-anak.

"Sabarlah cintaku, mereka itu mungkin lagi dijalan." Andi mengecup dahi Sari dengan sayang.

Anak mereka, Karim terlihat senang duduk didalam stoler dengan dilengkapi mainan untuk digigit oleh Karim. Baby sister anaknya terlihat tenang mengamati anak mereka itu.

Bram terlihat gelisah. Lelaki itu mondar-mandir. Acara pertunangan ini di adakan di rumah Andi. Permintaan dari bu Ratna kakak iparnya Bram itu sekaligus ibunya Andi.

Keluarga Dian menyetujui hal itu, tepatnya ibunya Dian. Mereka dijemput oleh mobil keluarga Bram, dan ada juga keluarga Dian sendiri yang membawa mobil.

Dian khusus dijemput pengawal yang disewa oleh Bram itu. Dian sih sangat keki karena hal tersebut. Ibunya senyum-senyum senang karena hal itu. Anaknya menjadi sangat istimewa ada lelaki yang sangat peduli serta pengertian seperti Bram itu.

Rombongan keluar Dian sudah bergerak menuju rumah Andi. Jantung Dian berdebar-debar sangat kencang. Tami yang duduk disebelahnya berusaha meredakan ketegangan Dian.

"Kak, tenanglah atuh. Kang Bram pasti mencintai kakak."

Dian jadi diam dan tenang karena ucapan adiknya itu. Si pengawal yang membawa mobil terlihat manggut2 karena menyetujui omongan Tami itu. Bosnya pasti sangat mencintai wanita manis yang sudah ia kawal sekitar 3 minggu yang lalu itu.

Perjalanan menuju rumah Andi hanya 15 menit saja. Ibunya Dian berada di mobil lain bersama rombongan ibu-ibu yang mau mengobrol serta bergosip.

Sampai dirumah besar milik Andi, ternyata rombongan keluarga Kusuma juga baru tiba.

Kusuma turun dari mobil, Rendy tidak bisa menangkap sang istri yang sudah melesat duluan ke arah Sari yang berdiri didepan teras rumah.

"Jeng Sari...!" teriak Kusuma seperti dihutan saja.

Sari langsung mau berlari tapi ditahan oleh Andi.

"Liliput, jangan berlarian." ucap Andi mengeram.

"Uggh.. lepaskan. Berlari sedikit saja kok." Sari mengeliat dari pegangan Andi.

Sari berlari dan bertemu Kusuma ditengah pekarangan rumah.

Rendy dan Andi menarik napas panjang karena melihat istri mereka yang tidak mau mendengarkan omongan suaminya supaya jangan berlari.

Kusuma dan Sari berpelukan dan cipika-cipiki. Rendy berjalan dengan langkah cepat, lalu memeluk Andi dengan pelukan persahabatan.

"Mana bro Bram, Ndi?" tanya Rendy pada Andi.

"Ada didalam, sedang mondar-mandir." ungkap Andi dengan geli.

Mobil hitam Bram masuk ke pekarangan rumah. Kusuma dan Sari menjerit senang.

"Mungil...?" Rendy mengeram memperingatkan istrinya itu. Begitu juga dengan Andi.

"Pegang istrimu itu bro." tutur Andi sambil nyengir.

Kusuma mendelik pada akang Andi membuat Sari terkekeh pelan.

"Jangan atuh jeng suamiku ini kamu pelototin." ujar Sari sambil tersenyum lebar karena mata Kusuma itu seakan mau memukul Andi karena mengolok wanita itu.

MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang