Suruhan

2K 122 0
                                    

Dokter itu mengenal keluarga Bram karena Andi dan bu Ratna sering memberikan dana pada rumah sakit ini.

"Sebaiknya kita berbicara di kantor saja." ucap dokter tersebut agak serius sekarang.

"Baiklah dokter." ucap Bram cepat.

Mereka berjalan menuju kantor dokter yang memeriksa Dian tersebut.

"Silahkan duduk." ucap bu dokter.

Bram duduk dikursi depan bu dokter.

"Saya langsung saja katakan bahwa istri anda itu yang bernama Dian baik-baik saja untuk saat ini. Tapi, kebetulan saya tadi bertugas di jam sekarang dan memeriksa bahwa istri nak Bram ini sedang mengandung." ucap bu dokter cepat membuat Bram pucat.

"Sewaktu Dian dibawa ke sini, saya belum memeriksa secara teliti. Tapi, ketika Dian aku ambil darahnya karena denyut nadi istri kamu itu sangat cepat untuk dites. Ya, saya mengetahui bahwa ia mengandung."

Bram tidak bisa berbicara. Otaknya kosong. Istrinya sedikit hamil dan tertabrak oleh seseorang. Ia mengepalkan kedua telapak tangannya itu. Ia ingin meninju seseorang.

"Nak Bram?" suara bu dokter terdengar sangat jauh.

Bram tersentak dari pikirannya. Ia menatap nanar bu dokter di depannya ini.

"Apa ibu yakin istriku itu mengandung?" tanya Bram seolah linglung.

"Iya, yakin. Ini ada hasil tes yang bisa nak Bram lihat." ujar bu dokter pada Bram sambil menjulurkan selembar kertas yang isinya ada tulisan positif pregnant.

Dengan tangan gemetaran Bram memegang kertas has tes tersebut.

"Bagaimana.. bagaimana keadaan calon bayi kami itu dok?" tanya Bram.

Bram menunggu ucapan dokter dengan penuh kekhawatiran.

"Didalam ruangan IGD tadi masih ada dokter kandungan. Saya tidak bisa memberikan informasi lanjut karena bukan kapasitas saya sebagai dokter kandungan. Hasil tes ini dititipkan oleh rekan saya kepada saya tadi. Saya hanya membantu dokter kandungan saja tadi." ucap sang dokter.

Bram menjadi tambah khawatir. Ia ingin menelepon kakak iparnya supaya bisa menemani dirinya sekarang. Ia sedang membutuhkan seorang sosok ibu yang bisa membantu dirinya berpikir.

"Nak Bram, sebaiknya tenang dulu. Kalau dilihat dari keadaan fisik tadi istri kamu baik-baik saja." dokter itu berusaha menenangkan Bram.

Bram mengangguk pelan pada dokter tersebut. Suara ketukan pintu membuat Bram tersentak.

"Masuk." ucap dokter di depan Bram.

Seorang dokter separuh baya masuk sambil tersenyum tenang.

"Dokter Niar, silahkan duduk."

Dokter Niar duduk disamping Bram.

"Dokter ini adalah dokter kandungan tadi di ruang IGD." ucap dokter didepan Bram.

"Apa istriku keadaannya baik-baik saja juga termasuk calon bayi kami itu dok?" tanya Bram dengan suara serak menahan tangis yang ingin keluar.

Dokter Niar tersenyum lembut pada Bram sambil memegang tangan lelaki tersebut.

"Hmm.. tadi sudah ibu periksa. Calon bayi kamu itu sangat kuat nak, ia didalam mungkin tadi terguncang, tapi istri kamu terjatuh tidak dengan posisi terlungkup sehingga membahayakan calon bayi. Sebenarnya umur kandungan istri kamu itu sangat muda, ibu tadi sangat takut."

Bram mengusap matanya dengan lega. Ia tidak peduli jika terlihat menangis oleh kedua dokter ini. Ia sangat mencintai istrinya itu.

"Nah, nak Bram, istri kamu sudah kami pindahkan ke ruang VIP. Ibu sangat mengenal Ratna dan Andi keponakan kamu itu." ujar bu dokter didepan Bram tersebut.

MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang