Di ruangan makan itu mereka makan dengan suasana kekeluargaan walaupun ibunya Dian dan ibunya Andi baru saling mengenal. Biasanya sih ibu-ibu memang begitu, kalau bertemu sudah mendapatkan sesuatu yang klik untuk dijadikan bahan gosip pasti cepat akrab.
Dian makan dengan tenang, Bram duduk disamping kirinya sedangkan Tami duduk disamping kanannya. Andi duduk disampingnya ibu Ratna, sedangkan ibunya sendiri duduk disamping bu Ratna tersebut.
"Hei kak, nanti kalau ada yang hot seperti kang Bram info dong, anak buahnya kek. Kan pasti banyak karyawan calon kakak iparku ini." bisik Tami tiba-tiba ditelinga Dian.
Dian tersedak makanan karena hal tersebut. Bram menoleh dan seger mengambilkan air minum putih sambil mengusap-usap punggung belakang Dian dengan pelan.
"Hei.. kamu tidak apa-apa?" tanya Bram dengan nada khawatir.
Dian mengangguk menjawab omongan Bram itu. Dasar Tami! pikir Dian keki. Orang lagi makan sibuk ngomongin lelaki hot disampingnya ini.
Andi mendonggak dari piringnya melihat Tami yang nyengir kecil sedangkan Dian bersemu merah. Hmm.. adik yang jahil batin Andi paham.
Tangan dipunggung Dian tidak pindah setelah wanita itu tidak tersedak lagi.
"Akang..?" bisik Dian didekat leher Bram.
"Hmm..?" jawab Bram berbisik pula.
"Punggung saya berat."
Bram menoleh dan mulutnya hampir menabrak dahi Dian karena wanita itu jaraknya sangat dekat. Ia nyengir dan menarik tangannya itu dari punggung Dian. Ia menatap wajah Dian yang menengadah ke arahnya.
Mata wanita itu memancarkan sesuatu yang tidak ia mengerti seperti bingung, penasaran, suka bercampur satu. Kalau mereka tidak ditengah-tengah keluarga. Sudah Bram seret wanita ini ke tempat sepi dan membuktikan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Tangan kanan Bram terulur tanpa sadar dan mengelus rahang kanan Dian dengan lembut . Ia tidak peduli kalau semua keluarga melihat. Kepalanya mendekati wajah Dian, napasnya berhembus didahi wanita itu.
"Jangan takut lady, everything will be ok. " bisik Bram parau.
Semua orang sih tidak melihat, cuma Tami saja yang mendengar calon kakak iparnya itu. Ia menghapus air mata yang mau mengalir diujung kanan matanya itu. Ia akan mempunyai seorang kakak iparnya yang hot, keren dan juga sangat mencintai kakaknya itu. Tami lalu makan dalam tenang, tidak mau menganggu kakaknya lagi.
Andi ternyata masih merekam kegiatan asik didepannya itu tanpa sepegetahuan yang lain.
Ow.. ow.. ow.. pamannya ini sangat so sweet deh pikir Andi geli. Mata pamannya itu bersinar lembut menatap wanita manis di depannya yang menatap Bram dengan raut wajah resah. Mungkin Dian takut karena lelaki yang baru wanita itu kenal tiba-tiba sudah masuk ke dalam kehidupannya seperti angin topan. Di mulai dengan penghinaan yang diterima Dian sewaktu berada dirumahnya itu. Andi makan dengan lahap sambil membetulkan letak handphone untuk menshoot adegan manis didepannya ini. Oh.. istriku, aku sudah merindukan kamu batin Andi gelisah. Acara ini sebentar lagi selesai.
Jam 2 siang percakapan serta kunjungan dirumah Dian itu selesai. Keluarga Bram permisi untuk pulang ke rumah mereka. Dan sudah disepakati bahwa acara pertunangan akan terjadi pada hari minggu akhir bulan.
Karena memang orang tuanya Bram sudah tidak ada lagi, maka kakak iparnya yang mengambil tugas untuk mendampingi Bram perihal pertunangan. Untuk acara pernikahan nanti mereka akan menetapkan setela acara pertunangan. Mungkin satu bulan setelah pertunangan.
Kepala Dian terasa melayang karena memikirkan acara pertunangan serta pernikahan. Ia yang berdiri seolah oleng, Bram yang mengamatinya segera menarik lengannya dan bersandar pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}
RomanceDian, wanita sederhana yang pernah dihina oleh seorang lelaki bernama Kenpi karena tidak mau diajak untuk kegiatan asyik. Ia jadi sedikit trauma untuk mendekati lelaki lagi yang melibatkan perasaan. Bram, lelaki kaya dan mampan. Ia belum pernah dek...