**Kost Syarif**
Syarif mencuci baju di mesin cuci sambil menyanyi.
**Katanya enak menjadi bujangan
Ke mana-mana tak ada yang larang
Hidup terasa ringan tanpa beban
Uang belanja tak jadi pikiran
O, bujangan bujangan
Bujangan bujangan
**Enaknya kalau jadi bujangan
Hidup bebas bagai burung terbang
Kantong kosong tidak jadi persoalan
Syarif sengaja bernyanyi keras karena didepan rumah ada seorang lelaki tinggi berotot berwajah tampan tapi agak tegas berdiri memandangi rumahnya ini. Ia tahu lelaki itu pasti polisi yang disewa kakeknya itu.
Ia sih tidak ada masalah dengan polisi itu, tapi bermasalah dengan kakeknya yang terlalu heboh untuk menyewa polisi mengawasi dirinya ini. Apa polisi itu tidak ada kencan di hari minggu ini. Kalau dirinya mah memang tidak berkencan. Boro-boro berkencan, teman kencan saja tidak ada. Kan ia bujangan batinnya miris.
Setelah mencuci baju, Syarif yang melihat lelaki itu masih berdiri di depan rumah kost ini memegang handphone lagi berbicara dengan seseorang. Pasti berbicara pada kakeknya. Ia menjadi geram.
Syarif keluar dengan membawa baju untuk di jamur disamping, tempat gantung baju. Ia berteriak pada polisi tersebut.
"Hei, bro! masuk saja ke sini kalau mau mengawasi. Saya mah ada didalam tidak kemana-mana."
Polisi itu tersentak, lalu menoleh ke arah Syarif yang sedang menjemur kemeja kerja.
Syarif menaikkan alisnya menantang dalam diam. Sifat aslinya keluar yaitu aura dingin yang akan membuat teman-temannya terkejut karena hal ini.
Haris mengamati wajah Syarif yang menjadi dingin itu. Ia sudah terbiasa melihat wajah seperti itu, karena ia juga sering berwajah dingin. Haris memutuskan sambungan teleponnya itu. Ia diberi tugas seorang lelaki terpandang serta terhormat di Bogor teman ayahnya itu untuk mengawasi cucu lelaki tersebut.
Haris tahu bahwa Syarif bekerja di sebuah perusahaan security milik seorang pengusaha muda sukses bernama Rendy Prawijaya, tempat yang kebetulan adiknya menjadi baby sitter itu. Ia jauh dari Bekasi datang ke sini hari Minggu karena lelaki yang memberikan tugasnya itu ingin laporan bagaimana keadaan cucunya itu dihari minggu.
Well, ia melaporkan bahwa cucu lelaki orang hebat itu sedang mencuci baju sambil bernyanyi keras tentang bujangan. Kakeknya terkekeh mendengar laporan tersebut. Dan sekarang ia menatap wajah sang cucu yang tidak terlihat senang.
"Bro, apa kamu itu tidak mendengarkan ucapanku?" ulang Syarif kesal.
Haris mendekati Syarif dengan pelan. Mereka sih bisa bersahabat jika berada dalam suasana yang memungkinkan. Toh, lelaki didepannya ini bukan musuhnya.
"Hmm.. aku hanya menjalankan tugas saja." ujar Haris to the point.
"Well, silahkan duduk dulu. Aku masih sibuk menjemur." lanjut Syarif dingin sambil mengantung celana panjangnya.
Haris mengamati lagi lelaki tampan terkesan agak cantik tersebut yang telaten dalam mengurus dirinya sendiri. Mereka berdua sama-sama bujangan. Tapi, ia memberikan tugas mencuci pada asisten rumah tangganya sendiri.
Syarif cuek saja diamati lelaki kekar tersebut. Ia sih tidak takut dengan postur tubuh polisi yang terlihat lebih berotot darinya itu. Toh, lelaki itu abdi negara, pasti sudah sangat paham dengan apa yang akan dikerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI CEWEK MATRE? {Geng Rempong : 3}
RomanceDian, wanita sederhana yang pernah dihina oleh seorang lelaki bernama Kenpi karena tidak mau diajak untuk kegiatan asyik. Ia jadi sedikit trauma untuk mendekati lelaki lagi yang melibatkan perasaan. Bram, lelaki kaya dan mampan. Ia belum pernah dek...