Ditolak Ayah

3.2K 85 0
                                    

Sebelumnya mau bilang ...

Cerita ini sudah dibikin beberapa sekuel dan prekuel. Biar lebih jelas LIHAT FOTO DI BAWAH INI

 Biar lebih jelas LIHAT FOTO DI BAWAH INI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 1 - Ditolak Ayah

Bab 1 - Ditolak Ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cheryl)

Judul bab ini agak menyedihkan. Tentu saja itu tidak menutup kenyataan yang sedang terjadi. Baiklah akan kuceritakan saja, itu terjadi saat keluargaku—ayah, ibuku, Daryl— dan Nathan (yang memutuskan menginap di rumahku) makan malam bersama. Aku sudah berencana menceritakan bagaimana Nathan melamarku hari ini.

“Daryl bagaimana kau dan anak itu?” tanya ibuku.

Adikku hanya mengerang, “Tidak apa-apa. Aku hanya menjenguknya, bukan berarti kami …,” Daryl berhenti dan menatapku, “aku tidak ingin membicarakannya kalau kakak di sini.”

Memangnya aku tukang gosip?

Sayangnya setelah beberapa saat pembicaraan kecil selama makan malam berlangsung, baik aku dan Nathan sama-sama tak berani bagaimana memulai pembicaraannya. Namun, kurasa ayahku saja sudah cukup memulai pembicaraan sensitif ini dengan cara yang sangat cantik.

“Cincin siapa itu?” tanya ayahku dengan nada dingin yang tak pernah kudengar selama 26 tahun hidupku menjadi anak beliau.

Baik Nathan dan aku sama-sama tak berkutik dengan pertanyaan itu. Ini bukan seperti Nathan menghamiliku sebelum menikah! Oh Tuhan! Kami pasangan normal yang ingin mendapat restu dari orang tua sebelum menikah! Tetapi kenapa ayahku tampak dingin sekali melihat cincin di jemariku.

“Saya yang melamarnya,” jawab Nathan akhirnya memulai.

Ibuku langsung histeris, “Oh! Cheryl, apa itu benar?”

Setidaknya ada juga yang merasa senang melihatku akhirnya akan menikah. Diam-diam aku melirik reaksi Daryl pula. Meski tidak menampakkannya, aku bisa melihat dia tidak keberatan menjadi adik ipar Nathan. Dia hanya tersenyum kecil dan melahap makanan ke sendoknya, kemudian mengangguk ke arahku seolah memberi syarat bahwa dia bahagia untukku.

Itu hampir menjadi momen yang menyenangkan, sampai ayahku berkata, “Cheryl, lepas cincin itu.”

Suasana makan malam ini berubah menjadi tidak menyenangkan.

Nathan masih memamerkan senyum lembutnya dan melanjutkan, “Maaf apabila saya lancang. Saya kemari memang ingin melamar putri Bapak dan ….”

“Kalian belum siap,” potong ayah tanpa mendengar Nathan lebih lanjut.

Tentu saja amarahku langsung tersulut, “Ayah! Jangan konyol! Ini ….”

“Kamu belum siap menikah!” Lelaki itu memandangku seperti ingin menghukumku layaknya anak kecil yang merengek meminta permen. “Menikah itu bukan permainan anak kecil! Kau belum siap untuk itu!”

“Steve …,” panggil ibu pada ayahku.

Ayah kali ini menggeram, “Aku tidak akan memberi restu,” kata beliau kemudian mengambil piring yang masih berisi makanan lengkap, berniat memakannya ke tempat lain.

Bahkan lelaki tua itu langsung melengos pergi sebelum sempat mendengar pendapatku. Sikap apa itu? Bukankah seharusnya orang tua senang ketika anaknya akan menikah? Ini malah menolak mentah-mentah! Tepat di depan Nathan pula! Apa sih maunya orang tua itu?!

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang