Berubah (1)

464 17 0
                                    

Berubah (1)

(Nathan)

“Apa aku terlihat cantik?” Pertanyaan itu membuatku bergeming ketika mendengarnya dari mulut istriku sendiri.

Aku ingin tertawa mendapat tatapan cemas sekaligus gugup darinya, “Kau cantik, sayang.”

Tentu saja dia cantik. Bayangkan, ada bidadari dalam balutan gaun magenta, seperti warna kelip fajar bercampur gradasi kebiruan, sedang duduk di mobilku. Dengan rambut coklat yang ia biarkan jatuh di perempatan bahu dan dadanya, kemudian ia hias dengan jepitan warna senada untuk menepikan poninya ke samping.

“Aku tahu kau suamiku, Nath. Jangan berbohong kali ini, kita ‘kan mau bertemu klienmu yang penting,” kata Cheryl sedikit menggerutu sembari mencari sesuatu di dalam tas hitam kecil yang ia bawa.

Aku terkekeh dan memilih lebih dulu ke luar dari mobil. Kakiku bersegera ke sisi mobil lainnya dan membukakan pintu agar Cherylku dapat melihat suaminya senang melihat istrinya berdandan dengan caranya sendiri. Atau mungkin itu adalah pesona yang sudah ia miliki sejak dulu untuk memikatku.

“Kenapa kau tersenyum begitu?” tanya Cheryl menerima uluran tangan kananku dan berhati-hati ke luar dari mobil.

Aku terkekeh mendapat nada ketus itu, “Karena istriku begitu cantik malam ini.”

Wanita itu langsung menyikut rusukku dan berkata, “Gombal.”

Ah, Tuhan. Dia selalu membuatku gemas. “Ngomong-ngomong rambutmu agak panjang, Cher.”

“Benarkah?” Cheryl mulai mengelus rambutnya sendiri yang terjuntai lembut di bahunya. “Kau mau aku memotongnya?”

Aku menggeleng, “Terserah kamu. Mau kau potong atau tidak, kamu masih cantik kok.”

Cheryl menggeleng dan tertawa, “Berhentilah membuatku semakin gugup!” sahutnya bersamaan kami mulai memasuki restoran.

“Aku tidak membuatmu gugup,” kataku menyeringai jahil dan memperat pegangan tangan kami. “Aku sudah bilang ‘kan? Jangan merasa rendah diri karena kau berada di sampingku. Tersenyumlah, sayang. Banggalah mengenakan cincinku dan menjadi istriku seumur hidup.”

“Ada apa dengamu? Berapa kali kau mau menggodaku hari ini?” katanya menggembungkan pipi bagai balon. Namun, aku tahu selalu ada rona merah di sana. Dia suka jika aku merayunya.

Malam ini seperti yang sudah direncanakan adalah pertemuan penting dari klien Wayne Group dalam bidang usaha furnitur mewah yang sudah setia menanam sahamnya sejak bisnis keluarga Lumbert bermula. John Wayne dan istrinya Minerva, pasangan yang memegang Wayne group untuk sekarang ini, meski kutebak tak akan lama sebab melihat dari usia mereka. Kurasa pertemuan ini untuk memberitahukan bahwa Wayne Group akan berganti kuasa pada anak-anak Wayne.

Selain itu, sebagai permintaan Minerva, dia ingin aku membawa Cheryl ke acara makan malam ini.

“Maaf, Tuan dan Nyoya ada yang bisa saya bantu?” sahut seorang pelayan laki-laki berseragam khas jas hitam dan kemeja putih, menyambut kami setelah melewati pintu kaca restoran berbingkai klasik kayu oak.

“Kami sudah memesan satu meja untuk keluarga Lumbert dan Wayne,” jawabku.

Pelayan itu tersenyum lembut dan berkata, “Tuan Wayne sudah menunggu anda. Mari saya antar.”

Seketika Cheryl memegang lenganku lebih erat, “Oh, Tuhan. Mereka lebih dulu datang,” katanya mengatur napas.

Aku hampir terkekeh melihat tingkahnya. Dia selalu terlihat lucu jika akan menghadapi sesuatu yang baru. “Tuan Wayne adalah orang yang menghargai waktu,” kataku mengusap punggung tangannya sembari berjalan mengikuti ke mana pelayan membawa kami.

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang