Apa Yang Tidak Cukup?

380 16 0
                                    

Apa yang Tidak Cukup?

(Cheryl, 7 bulan kemudian)

Sudah saatnya mencuci baju seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah saatnya mencuci baju seperti biasa. Beruntung di rumah kecil ini tersedia mesin cuci meski sepertinya umurnya sudah ratusan tahun, tetapi ia masih bekerja dengan baik. Sembari menunggu mesin butut itu bekerja, aku membuat sarapan. Tentunya dengan mengingatkan diri bahwa aku membuat sarapan untuk diriku sendiri.

Jika kembali ke kota, tentu akan menyenangkan jika sarapan ada yang menemani. Sudah sebulan lebih aku tinggal di tempat terpencil ini dan … mungkin wajar jika aku merindukan suasana kota, juga lelaki yang kusebut suami.

Tok! Tok! Tok!

Ketika tanganku hampir meraih kompor, pintu di luar diketuk oleh seseorang. Dengan langkah pelan sembari mengusap perutku, aku berusaha berhati-hati dengan kehamilan tuaku ini. Segalanya terasa lebih susah ketika sudah memasuki semester terakhir. Kakiku sering kram karena harus menahan berat ekstra si kecil di rahimku. Kadang berdiri saja sudah melelahkan. Maka dari itu kebanyakan kuhabiskan waktu di sini dengan duduk saja sembari menatap pekarangan yang sekaligus adalah peternakan milik seseorang yang sudah kukenal baik.

Tok! Tok! Tok!

Kembali ketukan itu memberiku pertanda bahwa aku harus mempercepat langkahku, “Sebentar!” sahutku agar si dia menunggu.

Buru-buru aku mengambil kunci yang kugantung di dekat pintu dan segera menyambut seseorang yang bertamu di pagi hari, “Oh, Philip rupanya,” kataku tersenyum menyapa lelaki berumur sebaya denganku itu.

Philip Smith Duwey adalah lelaki yang membawaku tinggal sementara waktu di peternakan milik keluarganya. Aku bertemu dengannya beberapa bulan lalu ketika memasuki semester kedua kehamilanku. Itu adalah kebetulan yang beruntung ketika kami bertemu dan aku berakhir membantu bisnis peternakannya.

“Aku membawakan lasagna buatan ibuku juga beberapa buah untukmu. Dia bilang itu baik untuk wanita hamil,” katanya tersenyum dan memamerkan padaku sekantong plastik yang sudah lengkap dengan makanan yang tepat seperti Philip sebutkan.

“Kalian baik sekali,” jawabku mengingat bagaimana keluarga Philip memperlakukanku layaknya keluarga.

Meski aku memilih untuk menetap sendirian di rumah bekas almarhum paman Philip tinggal dulu, keluarga Duwey tetap menjagaku. Padahal aku adalah orang asing yang kebetulan membantu bisnis peternakan keluarga Philip yang hampir bangkrut beberapa bulan lalu. Rasanya hatiku terenyuh mendapat kebaikan hati mereka mengizinkanku tinggal di sini sementara waktu.

Rasanya terima kasih tak akan cukup. “Terima kasih, Phil ….”

Deg!

“Agh!” Aku kembali mengerang menahan kekagetanku sendiri.

Philip ternyata cukup peka menerima reaksiku dan sebelum aku menyadarinya, dia sudah memegang tanganku dan menahan tubuh berat ini agar tak terjatuh. “Kau tidak apa-apa?” katanya lalu mulai menuntunku untuk duduk di atas kursi di beranda rumah.

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang