Reuni (7)

358 15 0
                                    

Bab 59 - Reuni (7)

(Nathan)

Beberapa menit yang lalu.

Aku diam dan kembali menyesap segelas champagne di dalam salah satu kursi di bar yang disediakan oleh hotel tempat reuni kami diadakan. Beberapa menit aku sengaja menunggu sendirian di sini. Menunggu kapan sosok Cheryl masuk ke sini seperti yang kukatakan padanya.

Entah mengapa terasa lebih lama dari yang kukira?

Apa dia lupa? Dia memang agak pelupa sih.

“Sendirian?”

Kepalaku menengadah dan mencari si pemilik suara yang mengajakku bicara. Hasilnya? Aku kecewa.

“Pergilah, Eshter,” kataku sedingin mungkin.

Eshter adalah satu-satunya alumni yang paling tidak kuinginkan hadir di sini. Aku ingat kami dulu pernah bersama ketika umurku belia, tetapi itu bodoh sekali. Terutama setelah tahu gelagat asli Eshter ini. Aku tidak tertarik lagi.

Bukannya pergi wanita itu kini mengambil kursi kosong di sampingku—yang seharusnya diduduki Cheryl kalau dia datang.

“Whiskey!” sahut Eshter pada bartender.

Aku mendengus mendengar pesanannya, “Kau mau mabuk?”

Wanita itu hanya mengerling, “Tidak akan jika kau mau menemaniku.”

“Aku sudah menikah, Eshter.”

Eshter mengangguk, “Oh ya, aku tahu … aku tahu …,” Wanita itu kemudian menyeringai, “sudah dapat momongan?”

Buat apa dia menanyakan itu? Apa dia tidak tahu batas normal untuk tidak mencampuri urusan pernikahan orang lain?

“Memangnya itu penting untuk kujawab?” balasku bertanya.

Wanita itu terkikik dan akhirnya mendapat satu gelas kecil whiskey yang diinginkannya, “Belum ternyata,” katanya seolah pernikahanku adalah sebuah lelucon, “pasti menyebalkan, ya? Punya istri seperti itu. Kalau kau sudah bosan, aku selalu menyambutmu.”

Astaga wanita ini. Entah sudah kehilangan akal atau memang sudah benar-benar mabuk. Segera saja aku memutuskan ke luar dari bar itu sebelum hal-hal tak diinginkan terjadi.

Bertemu dengan mantan kekasih yang seburuk Eshter memang selalu tidak menyenangkan.

Pandanganku mengedar ke seluruh aula yang ramai dengan para alumni dan pakaian mewah mereka. Namun, aku tak menemukan Cheryl di mana pun. Wanita bergaun biru gelap itu kini mungkin sudah tenggelam entah di mana. Beberapa menit aku mengelilingi ruangan itu diiringi suara musik band yang disewa memainkan lagu Sam Smith.

Namun, alih-alih bertemu istri, aku malah berakhir bersama Dean lagi.

“Oh, ayolah, Nath! Cheryl juga pasti menemui teman-temannya! Telepon saja dia! Aku jamin dia baik-baik saja,” kata Dean seolah bisa menenangkanku.

Masalahnya, ponselku sekarang tertinggal di rumah orangtua Cheryl.

“Aku pinjam ponselmu, Dean,” titahku lalu kembali menyesap champagne dengan cemas.

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang