Bukan Aku (4)

287 11 0
                                    

Bukan Aku (4)

(Nathan)

Drrttt … Drrrttt … Drrttt ….

Aku mengerang dan mengerjapkan mata untuk beberapa saat ketika merasakan getaran ponselku berkali-kali. Kugosokkan kedua mata, agar menghilangkan kantuk ini dan melihat sekitar. Aku di dalam mobilku sendiri. Di tengah-tengah kegelapan ini, tanpa siapa pun menemani.

Kuhela napas dan mengingat kenapa aku di sini. Namun, ketika menyadarinya dadaku bergelenyar sakit. Seolah ada lubang besar di dalam diriku dan rasa nyeri ini tak mau pergi.

Penyebabnya? Mulutku dan amarahku, membuatku kehilangan kendali lagi.

Apa yang sudah kulakukan? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa rasanya semua ingatan mengabur dan aku ditinggal sendiri …? Bukan … bukan … bukan aku yang ditinggal pergi.

Aku yang meninggalkan Cheryl setelah pertengkaran kami lagi dan … setelah mulutku … menyebut anakku sendiri ….

Aku ingin sekali pulang, Tuhan … aku ingin pulang dan mengatakan permintaan maaf yang mungkin tak akan cukup mengobati luka yang sudah kutorehkan pada istriku lagi. Namun, apa mau dikata … aku tidak berani. Aku merasa seperti sampah yang berada di tempat seharusnya. Cheryl pasti tidak akan memaafkanku. Dia tidak akan ….

Drrttt … Drrrttt … Drrttt ….

Mulutku mendecak mendapat getaran ponsel itu lagi. Siapa pula yang mau meneleponku pada pukul satu dini hari?! Apa dia sudah gila?!

Dengan malas akhirnya kuangkat telepon sialan ini. “Ya, Halo. Nathan di sini.”

"Nathan, istrimu melahirkan sekarang!" Suara seorang pria yang rasanya tak asing mengejutkanku.

"Hah?" Aku yakin tadi itu suara Axel, tetapi aku tidak yakin dengan ucapan terakhirnya.

“Kau ada di mana, bodoh?! Cheryl sedang mengalami kritis di sini!” teriak Axel terdengar lebih tinggi.

Aku hampir ingin tertawa dengan aktingnya yang cukup bagus. Padahal aku ingat dia tak pernah menyukai seni teater sepertiku. "Axel, kandungan Cheryl baru berusia tujuh bulan. Dia dan anakku baik-baik saja,” sahutku agak malas dan masih agak mengantuk. “Jangan membuat lelucon yang gak masuk akal!"

Terdengar suara decakan kesal di seberang sana, "Aku tidak sedang bercanda bodoh! Ini soal istrimu sendiri! Kenapa kau ...."

"Lyon, berikan ponselmu!" potong suara wanita samar-samar kukenali seperti suara Cheryl.

Oke, lelucon ini sudah terlalu jauh. Mendengar suara kecil istriku di sana, sedikit menyalakan api penasaran dalam diriku. "Cher, apa kau di sana?"

"Na-Nathan," balasnya memanggilku dengan napas yang terengah-engah jelas terdengar.

Namun kelegaanku lebih besar mengetahui ia menjawab panggilanku. "Oh, syukurlah! Kukira Axel cuma meledekku soal ...."

"Argh ...!" Kemudian erangan kesakitannya itu, memulintir jantungku.

Kedua mataku membulat horor, "Cher?! Sayang, kamu kenapa?! Cher, jawab aku! Kamu kenapa?!"

"Nathan, kumohon pulanglah ...." Rintihan memelasnya membuat kedua mataku panas. "Aku mengeluarkan banyak darah. Rasanya sakit sekali, Nath ... A-aku tidak tahu apa yang terjadi ... Maafkan aku. Aku sungguh minta maaf."

Kepalaku menggeleng cepat sembari menahan nyeri di dada, "Cher, tetap bertahan. Kumohon tunggu aku ...!" Bahkan suaraku terlanjur tercekik hanya karena mendengarnya menangis kesakitan, di saat aku tak berada di sampingnya. Di saat kami baru saja bertengkar. "Kamu kuat, Cher!"

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang