Mencintaimu

879 44 0
                                    

Bab 5– Mencintaimu

(Cheryl)

Sesudah mencuci piring dan pakaian, kulirik jam dinding dan memutuskan untuk segera berangkat bekerja. Mengingat ini masih hari kerja, aku tak punya alasan untuk membolos mengajar. Aku saat itu menaiki tangga menuju kamarku memikirkan pakaian apa yang akan kupakai. Hingga setibanya di kamar, aku melihat sosok Nathan sedang berdiri di dekat meja kerjaku.

Dia seperti sedang membaca sesuatu sesuatu.

“Nathan?” Meski sudah kupanggil, tak biasanya Nathan tak langsung menoleh padaku.

Kedua mataku meliriknya curiga, mengingat kenapa pula seorang laki-laki seperti dirinya tiba-tiba masuk ke kamar seorang gadis. Memangnya dia mau mencuri celana dalam?

“Dia mencintaimu karena nafsu …! Karena nafsu ….” Entah kenapa suara ayahku seperti setan yang menggundahkan pikiranku. Ingin sekali berteriak kalau Nathan bukan laki-laki seperti itu!

Akhirnya dari pada meladeni pikiranku yang aneh ini, kuputuskan untuk menghampirinya dan berdiri di samping lelaki itu, “Nathan, kamu ngapain di kamarku? Kalau ketahuan ayahku, bisa gawat lho! Beliau masih kesal ….”

“Hah?” kata Nathan akhirnya menyadari kehadiranku dan bukannya minta maaf, gerak-gerik mencurigakan seperti sedang berusaha menyembunyikan sesuatu.

“Kau tadi sedang apa?” tanyaku memicingkan mata, berharap bisa melihat tanda kebohongan di wajahnya. Meski kau tahu ‘kan? Itu agak sulit karena Nathan mempunyai wajah yang bisa membuyarkan konsentrasi wanita manapun.

“Aku hanya melihat-lihat kamarmu,” katanya.

“Tidak, kau tadi sedang membaca sesuatu!” tukasku tak percaya.

“Aku tidak sedang membaca sesuatu!” Nathan bersikeras.

Aku menggeleng, “Tidak! Tadi kau menyembunyikan sesuatu di kantong celanamu! Sini perlihatkan padaku!”

Aku tidak tahu dari mana datangnya. Kata-kataku langsung dibungkamnya hanya dalam satu kecupan lembut di bibir dan membuatku meleleh hanya dengan kelakuannya yang selalu sulit kutebak.

Astaga, kalau dipikir aku selalu menyukai ciuman darinya. Begitu memabukkan. Bagaimana ketika miliknya dan milikku saling menyapa. Saling mengusap lembut. Bagaimana wajahku terasa memanas dan tungkaiku melemah hanya karena sentuhannya.

Sekali lagi aku hancur dan hanya dapat berpegang padanya.

Oh, Tuhan. Aku harus tetap tenang walau situasing seperti ini. Masalahnya kami berciuman di rumahku! Di kamarku pula! Dan ayahku mungkin saja memergoki kami dan mungkin saja keadaan akan lebih parah dari sebelumnya. Mungkin saja, ayahku kemudian memaksa kami berdua berpisah.

Memikirkan kemungkinan itu, membuatku merasa bersalah dengan ciuman ini.

“Nathan …,” Aku berusaha bernafas di antara kegugupanku untuk melepas ciuman darinya, “Nath! Stop! Kalau ada yang lihat ….”

Lelaki ini langsung mengabaikanku tanpa berkata-kata dan kembali menarik wajahku mendekat dan kali ini dia bahkan mendorong tubuhku sampai jatuh ke atas tempat tidurku. Tempat tidur yang dingin karena ditinggalkan sepanjang pagi sejak aku bangun. Sekarang hal itu tak berarti lagi karena seluruh tubuhku sudah memanas dengan sentuhannya. Ada apa dengan laki-laki ini?

Dari bagaimana dia menciumku. Membungkam kata-kataku. Membuatku berada di bawah kekakangannya seperti ini. Kemudian memagut bibirku seolah tak ingin lepas. Apa dia sedang marah, ya? Atau…?

“Dia mencintaimu karena nafsu…. Karena nafsu…”

Ayah, kenapa suaramu sekarang terdengar seperti setan yang mengganggu? Ini bukan berarti Nathan sedang melakukan sesuatu karena nafsunya semata! Berhentilah membuatku galau!

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang