Ini Rahasia

326 16 1
                                    

Ini Rahasia

(Nathan)

Aku menatap layar ultrasound di depanku dengan saksama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatap layar ultrasound di depanku dengan saksama. Mataku sesekali melirik Cheryl yang kini tengah tersenyum melihat sosok bayi kami muncul di layar. Secara spontan tanganku bergerak mengelus kepala Cheryl dan dadaku berdesir mengetahui anakku hidup di dalam tubuh wanita ini. Cheryl pun sepertinya terlanjur senang hingga tak sempat menepis sentuhanku.

“Jenis kelaminnya apa?” tanyaku pada si dokter penasaran.

Dokter Eleanor adalah dokter kandungan yang kami temui hari itu setelah 30 menit perjalanan mobil. “Well, jika saya melihat dari sudut ini …,” Dokter El mulai menggerakkan stick ultrasound ke sisi lain perut Cheryl, “Saya bisa melihat kalau anak kalian kemungkinan besar ….”

“Jangan!” sahut Cheryl tiba-tiba.

“Cher, ada apa?” tanyaku terkekeh. “Apa kau tidak penasaran anak kita laki-laki atau perempuan?”

Wanita itu hanya menggembungkan pipinya dan berpaling dariku. “Jangan beritahu suami saya, Dok.”

“Kau serius?” tanyaku ingin meledeknya.

Cheryl mengangguk, “Iya aku serius!” Cheryl kali ini bicara dengan Dokter El. “Tolong catat saja di kertas kecil apa jenis kelaminnya. Nanti saya lihat sendiri.”

“Aku bagaimana?” tanyaku hampir ingin mencubit gemas mulut cerewet istriku yang sedang merajuk ini.

“Kamu gak usah liat, Nath!” katanya ketus. “Biar aja kamu penasaran sampe lahir.”

Dokter Eleanor hanya mengulum senyum dan kemudian menghentikan sesi ultrasound ini. Cheryl dan aku kemudian diperbolehkan duduk di kursi tersedia, beberapa saat ketika beliau kembali ke meja kerjanya.

“Janin kalian dalam keadaan sehat,” jelas Dokter El, “Nasihat dari saya ya seperti biasa … istirahat yang cukup, perbanyak olahraga, kurangi stress dan cukupi kebutuhan nutrisi. Ngomong-ngomong apa kalian sudah menentukan akan melakukan proses kelahiran seperti apa?”

“Kami sudah berkonsultasi dengan Dokter Kelly soal ini,” kataku sembari mengingat terakhir kami mengunjungi dokter kandungan. “Kami sepakat untuk persalinan normal.”

Cheryl mengangguk, “Ya, kami sudah mempersiapkan untuk persalinan normal ini,” timpalnya lalu menunduk menatap perutnya sebentar. “Lalu bagaimana dengan keluhan saya, Dok? Saya senang ketika dia menendang dan aktif di sana, tapi lama-lama itu membawa rasa nyeri. Apakah itu normal?”

Eleanor tersenyum lembut, “Tenang saja, itu hanya salah satu gejala alami sebab anda memasuki masa kehamilan tua. Saya hanya bisa menyarankan agar anda tetap menjaga kondisi emosi anda. Tetaplah tenang dan jangan khawatir. Anda masih meminum vitamin yang disarankan, ‘kan?”

Cheryl mengangguk.

“Maka dari itu tak ada yang perlu dikhawatirkan,” Dokter Eleanor lalu memandangku. “Kalau boleh, saya ingin bicara dengan suami anda sebentar. Itu jika anda mengizinkan.”

“Apa ada sesuatu?” tanyaku.

Dokter El menggeleng, “Hanya beberapa tips kehamilan untuk istri anda, ini sangat penting terutama anda adalah suaminya.”

“Apa aku tidak boleh di sini?” tanya Cheryl.

Aku tersenyum, “Jadi, akhirnya kau memutuskan untuk tetap berada di sampingku, Cher?”

“Bu-bukan itu maksudku!” sembur Cheryl lalu ia menatapku dan Dokter El bergantian. “Hah … terserahlah. Oke, aku ke luar, puas? Aku akan ke parkiran saja dan menemui Philip!”

Dan sebelum aku bisa tertawa lebih kencang lagi, Cheryl sudah menghilang di balik pintu.

***

(Cheryl)

“Dokter Eleanor naksir sama Nathan!” ujarku langsung membanting pintu mobil dan menyeret tubuhku masuk ke dalam dan duduk di belakang supir yang sedang bermain game online di ponselnya.

“Oh, Cher!” sahut Philip mematikan ponselnya kala menyadari kehadiranku. “Mana Nathan?”

Apa itu perlu ditanyakan lagi?

“Dia sama Dokter Eleanor sekarang,” jawabku ketus.

Kening Philip mengerut, “Kenapa?”

Aku mengangkat bahu, “Entahlah. Mungkin mereka sedang berciuman di sana dan membahas bagaimana tumbuh kembang bayiku!”

Philip tertawa, “Cher, Dokter Eleanor sudah menikah dan punya anak.”

Aku pura-pura tertawa, “Nathan juga sudah menikah,” Tanganku bergerak menunjuk perutku sendiri. “Dan punya anak! Oh My God! Mereka sekarang punya kesamaan yang serasi, bukan Phil? Lagi pula kau tidak berada di sana! Kau tidak melihat bagaimana Dokter El selalu tersenyum pada Nathan! Terima kasih banyak atas saran dan nasihatmu, Phil!”

Philip menggeleng, “Kau menyikapinya berlebihan.”

“Oh, lucu sekali, Phil!” sahutku lebih tinggi. “Nathan juga mengatakan kalimat yang sama padaku, sebelum dia mencium Emily! Dan kau bahkan juga tidak ada di sana ketika melihatnya!”

“Oh, Tuhan. Kau wanita hamil yang sangat hormonal, Cher …,” gerutu Phil yang akhirnya menyerah dan memilih diam.

Tentu bagi sebagian besar sikapku ini adalah hal yang menyebalkan dan terlalu dibesar-besarkan. Namun, kau tahu? Orang yang menjadi istri Nathan selama ini adalah aku dan aku sudah mengalami banyak hal yang tidak kalian ketahui! Kalian tidak tahu betapa melelahkannya menjadi istri dengan lelaki semacam Nathan yang tanpa kurang dari lima menit pasti ada saja … ada saja perempuan yang berusaha menggoda suamiku itu!

Maksudku, hei para perempuan! Apa kalian tidak melihat ada cincin di jemari Nathan-ku?

Hal yang bertambah aneh selanjutnya adalah ketika Nathan kembali ke mobil, lelaki itu tersenyum lebar seolah seseorang sudah berhasil mengangkat moodnya hari itu. Kutebak Dokter Eleanor pasti sudah menyenangkan Nathan dengan cara yang hebat, ‘kan? Mungkin mereka bahkan diam-diam bercinta di kantornya dan kembali normal seperti sekarang. Tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Tepat seperti yang Nathan lakukan sebelumnya.

“Cher, tadi Dokter Eleanor memberitahuku soal festival musim semi yang akan diadakan beberapa hari lagi,” kata Nathan tersenyum melalui bangku depan mobil dan memutar tubuhnya seketika untuk menghadapku. “Festival ini cukup besar dan menyenangkan lho, Cher. Mau ikut?”

Aku berusaha mengeluarkan senyum terbaikku, “Kau tahu, Nath? Mungkin lebih baik kau belajar menunggangi Dark Lord sebelum mengajakku berkencan.”

Philip di kursi kemudi tertawa. Sementara Nathan spontan melirik lelaki itu dan bertanya, “Kau memberitahunya kalau aku tidak suka dekat-dekat dengan kuda super besar itu?”

“Ayahku yang memberitahunya!” sahut Philip lalu menyalakan mesin mobil dan berkendara, ke luar dari area rumah sakit. “Ngomong-ngomong ayah juga memberitahu semua orang di rumah kok, hehehe.”

Aku tak lagi menaruh perhatianku pada kedua lelaki di depanku. Mataku kini fokus melirik amplop kecil yang Dokter El berikan sebelum aku ke luar. Amplop itu kini tergeletak di dalam tas kecilku. Amplop yang berisi informasi soal jenis kelamin anakku. Awalnya aku ingin membukanya ketika di rumah saja, sebab Nathan masih di sini dan aku masih marah padanya. Namun, godaan ini lama-lama membuatku penasaran juga! Aku harus tahu! Karena dengan begini aku bisa memilihkan nama yang tepat tanpa harus ambil pusing lagi.

Dan ketika tanganku hampir menyentuh amplop itu, ponselku bergetar. Aku melirik Nathan di depan yang beruntung tidak lagi memperhatikanku.

Aku memeriksa lagi layar ponselku dan ternyata di sana ada sebuah chat masuk. Aku menarik napas sebentar dan memberanikan diri untuk membuka chat itu. Kau tahu kenapa?

Sebab itu adalah chat dari Emily Summer.

***

Continue

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang