Sebuah Putaran Baru

453 17 0
                                    

Sebuah Putaran Baru

(Nathan, 7 setengah bulan kemudian)

Tertanda di bawah ini dengan sesungguhnya menyatakan bahwa Saya Cheryl Lily White dan pasangan Saya, Nathan James Lumbert menyatakan untuk mengakhiri hubungan sebagai suami istri.

….

Demikian surat perceraian ini dibuat dan diresmikan oleh ….

Aku tidak sanggup membaca kertas sialan itu lagi. Ditambah lagi dengan tidak adanya tanda tangan Cheryl di sana. Bukan berarti dia mengurungkan niatnya untuk mengajukan surat ini ke pengadilan, aku bisa melihatnya keseriusannya melalui titik tinta hitam kecil di kolom tempat tanda tangannya.

Itu berarti dia awalnya ingin menandatangani kertas ini. Kemudian entah apa yang ada dipikirannya, surat ini ia kirimkan padaku setelah berhari-hari menghilang tanpa jejak. Seolah dia ingin menantangku, apakah aku memiliki keberanian menandatangani kertas ini.

Sialan, kenapa kau melakukan ini padaku, Cher?!

Kuremas kepalaku sendiri dan membuang muka dari meja kerjaku di mana kertas itu masih berbaring di sana. Seolah sedang mengejekku.

Seharusnya beberapa bulan yang lalu adalah awal baru kami. Rumah baru. Perabotan baru. Bayi yang akan lahir. Serta … kehidupan baru. Namun, menyedihkannya lihatlah apa yang terjadi pada kami sekarang.

Berpisah rumah. Cheryl menghilang bersama anakku, meninggalkanku aku merana di kantorku sendiri, bersama surat cerai yang “hampir” ditandatangani istriku sendiri.

Apa yang salah dalam pernikahan ini? Apa yang sudah terjadi?

Seketika sekelebat ingatan beberapa bulan lalu membekas jelas di otakku. Kami bahagia. Demi Tuhan, kami sangat bahagia saat itu. Kehidupan kami baik-baik saja. Sampai itu terjadi dan meledakkan semuanya.

Menghancurkan nirwana dan menggantikannya dengan mimpi buruk.

Kuhela napasku lagi dan berusaha mengendalikan nyeri di dada. Beri aku kesempatan untuk bertemu dengan istriku, Tuhan. Di mana pun dia berada sekarang. Tolong beri aku petunjuk.

Aku tidak ingin mengakhiri ini. Aku harus bicara dengan Cheryl. Dia bahkan masih mengandung anakku, Ya Tuhan.

Apa yang harus kulakukan? Apa ada sesuatu yang bisa kuubah? Beri aku petunjuk, kumohon. Apa saja agar aku bisa bertemu dengan istriku kembali.

Aku tidak ingin kami berakhir.

***

(Cheryl, di waktu yang sama. Di tempat berbeda)

Aku tersenyum ketika melihat salah satu anak kuda menghampiriku di balik pagar dan melahap wortel di tanganku. Bulu coklat gelapnya begitu lembut ketika menyentuh tanganku. Dia nampak begitu jinak hampir manja.

Mengingatkanku pada Nathan.

Deg!

“Aghh!” Sesuatu menyentak dari dalam perut besarku dan membuatku mengerang menahan nyeri.

Anak kuda tadi memekik seolah tahu ada sesuatu yang terjadi padaku. “Shh! Hey, tenanglah,” kataku mengendalikan diri dan mengelus anak kuda itu kembali.

“Ini anakku,” kataku lalu mengelus perutku dengan tanganku yang lain. “Dia hanya menendang.”

Anak kuda itu mengerjapkan matanya padaku, menatapku dengan manik kaca berkilau lalu mendengus pergi kembali kepada induknya di seberang. Pandanganku menunduk pada perutku dan membelainya dengan penuh kasih.

“Kamu marah sama Bunda karena memikirkan ayah?” tanyaku lalu memutar tubuh menuju teras rumah. Kemudian duduk di bangku yang tersedia di sana.

“Sudah lama kita tidak melihat ayah ya, sayang?” kataku seperti orang berpenyakitan mental bicara pada diri sendiri. “Bunda juga rindu ayahmu. Tapi kali ini dia harus memutuskan.”

Mau dia memutuskan untuk menerima keadaan atau … entahlah. Terserah.

Aku menghela napas berat dan menyandarkan punggungku ke sandaran kursi. Pekarangan yang seluas beberapa hektar di depannya memang menarik hati. Aku tak akan bosan melihat pemandangan ini, meski kadang aku kembali teringat pada pemandangan yang kulihat di kota.

Pemandangan yang selalu menyambut bangun tidurku, usai bercinta dengan Nathan.

Kenangan ini kembali menyeruak dan membuat sekujur tubuhku bergetar nyeri. Semua ingatan percintaan kami. Pertengkaran kecil kami. Lalu saat-saat di mana dia membuatku begitu dicintai.

Sampai memori itu kemudian rusak bersama perasaanku.

Tuhan, tolong akhiri saja ini.

Do’a itu lalu muncul dari dalam benakku yang sudah berlubang. Rasanya terlalu menyakitkan. Aku tidak bisa mencintai Nathan seperti ini lagi.

Aku tidak bisa, Tuhan. Aku tidak sanggup. Kumohon … kumohon pada-Mu … aku ingin ini semua berakhir.

***

Continue 7 setengah bulan yang lalu

Catatan Otor:

Nah, lho?! Ada apa ini? Kok tiba-tiba gue nulis nyesek begini?! Argh … hatiku terlalu rapuh untuk ini.

Iya beneran! Jemari gue nyeri sendiri pas menulisnya^^ Sakit banget rasanya memisahkan pasutri yang gue sayangi ini. Inikah rasanya memisahkan takdir yang harusnya bersatu?! Kejamnya diriku.

Oke, serius nih. OTT mulai masuk fase ke konflik yang mayan besar gitu. Setelah gue itung2 OTT sudah dibuat dalam 3 season. Gue gak pernah bilang sebelumnya, tapi ini semacam pembagian supaya lebih mudah aja.

Jadi season 1: adalah pengalaman Cheryl-Nathan sebelum nikah

Season 2 dan 3: adalah fase sakit-bahagia pernikahan mereka sampai mempunyai anak.

Nah, yang terakhir adalah season 4: adalah sakit banget pernikahan mereka sampai ending yang belum ditentukan^^

Kuumumkan pada kalian, bahwa kita sudah berada di season 4, jadi siap-siap ancang-ancang baper akut sakit ati nyesek pas bacanya. Karena gue pengen menyakiti pasangan ini.

Nathan: “Somplak! Minta hajar ini Otor!!

Sabar, Nathan. Tenang aja. Endingnya bisa apa aja. Tapi aku lagi suka yang nyesek2 siih^^ apalagi setelah menamatkan Connect By Death^^

Jadi, begitu teman-teman. Ini kita gantung dulu ya ceritanya? Wkwkwkwk

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang