Jangan Lepas Cincinnya

596 32 0
                                    

Bab 20 - Jangan Lepaskan

(Nathan)

Wanita itu tersenyum, “Temui aku lagi, saat kau siap,” katanya berbisik, “ayahku mungkin benar. Kita belum siap, Nath.”

Aku bisa merasakan usapan lembut di pipiku, ketika merasakan sentuhannya. Aku menemukan kedua matanya yang kini menahan sesuatu di sana. Bibirnya yang terkatup dan suaranya terdengar tegar, tetapi begitu rapuh. Aku bisa membaca semua tentangnya hanya dalam sekali pandang.

Kadang dia pandai menyembunyikannya dan mengatakan akulah yang tidak peka. Meski aku sudah berusaha, tetapi memang begitulah dirinya. Cheryl dan semua yang ada pada dirinya.

Aku tidak ingin membiarkannya pergi lagi.

“Menurutmu kita belum siap?” kataku kali ini terkekeh.

“Kita bertengkar, Nath,” bisiknya mengingatkan, “kau mengabaikanku dan kita tidak bicara … menurutmu bagaimana kita akan menikah nanti, huh?”

“Ini memang akan sulit. Kau dan aku sama-sama keras kepala.”

Wanita itu hanya tersenyum tipis dan diam.

Kuhela napas dan kembali menatap cincin yang dikembalikannya di telapak tanganku, “Mencari cincin untukmu sulit tahu,” kataku. “Butuh 12 toko perhiasan, 7 pelayan toko yang kesal dan nasihat Axel untuk mendapatkan cincin yang cocok untukmu. Hanya agar ketika kau menatap cincin ini, maka pikiran kecilmu selalu memikirkanku. Agar kau ingat … bahwa aku menikahimu bukan untuk main-main.”

Dengan lembut aku menarik tangannya dan meletakkan cincin itu kembali di jemari manisnya yang lentik. Meski masih ada keengganan di sana, Cheryl hanya diam memandang cincin itu kembali dengan sendu.

“Jangan pernah melepas cincin itu,” desisku berusaha mati-matian agar tidak membentakmu, “aku tahu resikonya, Cher. Aku sudah tahu apa yang kuhadapi dan aku ingin kau bersamaku. Aku ingin kau menghadapinya bersamaku.”

Bukannya aku marah padamu, Cher. Aku marah pada diriku sendiri karena tidak bisa mengatakan apa yang selama ini kupendam darimu. Sampai aku tidak sadar kalau apa yang kulakukan sudah menoreh luka di hatimu.

Maafkan aku, Cher.

“Bagaimana jika kita belum siap? Bagaimana jika suatu hari kau sadar dan memilih meninggalkanku?”

Aku menggeleng dan mempertemukan kening kami berdua, “Percaya padaku, Cher. Aku suamimu dan kau … istriku. Aku tidak tahu kapan kita siap dan yang kupikirkan sekarang … adalah menjagamu tetap di dekatku. Aku ingin siap bersamamu dan membangun rumah tangga denganmu seorang. Aku tidak ingin ragu lagi, jadi aku akan bertanya, Cheryl apa kau ingin menikah denganku? Walau dengan segala kekuranganku? Walau mungkin kita akan bertengkar selama pernikahan ini?”

Tanganku bergerak menyentuh dagunya. Cheryl mendongak dan menatapku dengan kedua mata berkaca-kaca. Di saat itu pula aku tahu.

Aku tahu dia menginginkanku.

Perlahan, kepalaku ikut bergerak, membunuh jarak, dan melepas kerinduan.

I don’t want this moment, to ever end
(Aku tak ingin momen ini berakhir)

Where everything nothing without you
(Ketika segalanya hampa tanpamu)

Gadis itu sempat memekik ketika kurebut bibir ranumnya dan meraupnya kasar. Cheryl kali ini sempat ingin melepaskan pagutan bibir kami, tetapi aku tidak memberinya kesempatan dan menarik tekuk gadis itu semakin merapat padaku. Aku tidak peduli.

I’d wait here forever just to,
(Aku menunggumu hanya untuk …)

To see your smile
(Melihat senyummu)

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang