Reuni (5)

387 17 0
                                    

Reuni (5)

(Cheryl)

Acara reuni itu diadakan dalam aula hotel mewah yang baru saja di bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara reuni itu diadakan dalam aula hotel mewah yang baru saja di bangun. Ketika aku dan suamiku masuk ke dalamnya, kami di sambut oleh karpet merah belundru yang menuntun kami menuju aula emas besar. Di dalamnya disusun banyak meja bundar dan sebuah podium panggung di seberang. Lampu-lampu hias bertengger di tiap sudut, mengeluarkan cahaya terang dan kilauan emas.

Untuk sebuah acara reuni, aku mulai mempertanyakan sponsor macam apa yang mau membiayainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk sebuah acara reuni, aku mulai mempertanyakan sponsor macam apa yang mau membiayainya. Walau kudengar reuni tahun ini memang cukup besar, dan bukan hanya mengundang dari angkatan tahunku saja. Mungkin beberapa angkatan tua juga ikut dalam reuni ini.

"Gugup?" Nathan menggodaku.

Aku menyikutnya kesal, "Jangan meledekku sekarang!"

"Sabar, sayang. Pesta belum dimulai."

Kami duduk di meja yang sudah dipesankan untuk kami setelah meminta seorang pelayan menunjukkannya. Nathan lalu menyesap satu gelas champagne dan melirik sekitar.

"Aku belum melihat teman-teman kita yang lain," katanya.

Aku mengangguk menyetujui. Ini bukan seperti kami datang terlambat atau apa. Aula saat itu sudah dipenuhi banyak orang dan sebagian besar dari mereka tidak kukenali sama sekali.

Aku melirik Nathan lagi dan menikmati pemandangan wajahnya yang tak pernah membuatku bosan. Sekarang pun masih terasa aneh jika lelaki ini lah yang menjadi suamiku di masa depan. Aku yang dulu 13 tahun, pasti kaget setengah mati. Namun, andai aku lebih realistis sekarang ... aku masihlah istri yang tak bisa memberi lelaki yang kucintai ini seorang anak.

Tadi di rumah, aku hampir ingin mengakui kalau selama beberapa bulan, aku selalu membeli testpack dan mengujinya sendiri di rumah. Namun, aku tetap tidak bisa mengakuinya. Aku tidak bisa membayangkan mendapat tatapan sedihnya ketika tahu aku selalu gagal.

Dan aku merasa malu begitu dicintai olehnya semantara aku tak bisa memberi Nathan apapun untuk membalasnya.

"Aku suka kau diam-diam hanya menatapku seorang," katanya tertawa tanpa menoleh padaku, "rasanya seperti kembali ke masa SMP dulu."

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang