Gelisah (2)

518 19 0
                                    

Bab 39 - Gelisah (2)

(Cheryl)

“Menurutmu … Nathan sedang berselingkuh, nggak?” tanyaku memulai topik pembicaraan yang mengganggu batinku berhari-hari.

Marianne yang sedari tadi menonton televisi seketika melongo mendengar ucapanku, “Hah? Kau bilang apa barusan?”

Bibirku mengerucut sebal, “Kau tahu, ‘kan? Kekasih gelap? Wanita simpanan?”

Wanita itu menggeleng dan tertawa, “Iya aku tahu apa maksudnya selingkuhan! Kamu dapat dari mana pemikiran konyol begitu?”

Entahlah, benakku berbunyi lesu.

Kalimat pahit itu langsung terpikir begitu saja, sesaat ketika aku baru tiba di apartemen di mana Marianne Rose Lumbert tinggal. Wanita yang menjadi kakak kandung Nathan dan satu-satunya kakak ipar yang kupunya. Untuk wanita yang sudah berumur 29 tahun, Marianne masih tinggal bersama ayahnya yang sekaligus adalah ayah mertuaku di sebuah apartemen mewah, tengah-tengah keramaian kota. Berbeda dengan apartemenku dan Nathan yang jauh lebih sederhana dibanding semua ini.

Namun, tetap saja itu rumah kami dan aku suka apartemen kecil itu.

Kadang dalam beberapa kali aku berkunjung ke rumah keluarga Nathan. Jikalau beruntung aku mungkin akan bertemu dengan ayah mertuaku. Hanya saja, kebetulan yang sama, Ethan juga pergi bersama Nathan untuk perjalanan bisnis itu.

Jadi, di sinilah aku. Merana dalam kegelisahanku bersama Marianne sebagai teman curhatku.

“Aku hanya …,” kataku memberi jeda, “aku hanya berpikir kalau Nathan sedang menyembunyikan sesuatu dariku akhir-akhir ini.”

“Dan kau kira dia sedang menyembunyikan selingkuhan?” timpal Marianne menahan tawa.

Aku mengangguk.

Detik selanjutnya Marianne benar-benar mengeluarkan suara tawa dan menggeleng beberapa kali sebelum memberiku secangkir coklat hangat kala kami berdua masih asyik mengobrol di sofa. Menghabiskan waktu di musim dingin yang tak habisnya menyelimuti kota ini dengan salju putih di udara.

“Maaf, aku bingung, Cher,” ujarnya masih belum menghilangkan seringai itu dari wajahnya, “kalian baru menikah berapa bulan, huh? Coba kuhitung, satu … dua … waw! Enam bulan, sayang. Angka yang fantantis sampai membuat Nathan terpikir selingkuh denganmu.”

“Aku serius, Anne …,” kataku menggembungkan kedua pipiku bagai balon menahan sedikit kesal.

Aku tahu itu pemikiran konyol dan aku tak punya siapapun yang bisa kupercaya untuk mengutarakan soal rumah tanggaku selain Marianne seorang. Maksudku, dia kakak kandung Nathan. Dia sudah hidup bersama Nathan selama seumur hidupnya. Aku tak segan membicarakan soal Nathan dengannya, atau bahkan hal-hal aneh soal suamiku itu. Sebab menurutku Marianne adalah orang paling objektif di dunia ini jika diajak mengobrol soal Nathan.

Marianne kembali menatapku geli, “Aku juga serius, Cher! Nathan memang pandai menyembunyikan rahasia sedari dulu,” katanya ikut menyesap cangkir lemon tea miliknya, “saking pandainya, aku dari dulu berusaha mencari di mana dia menyembunyikan majalah pornonya! Ugh! Aku yakin dia masih menyimpan barang haram itu ke aparteman kalian!”

Aku mengernyit mendengar ucapan terakhirnya, “Kalau Nathan membawa majalah porno ke rumah tangga kami, aku pasti sudah mengetahuinya, Anne!”

Marianne kadang memberitahuku hal-hal aneh soal Nathan dan membuatku tertawa. Dibanding membela hal-hal baik soal adiknya, Marianne mempunyai caranya sendiri untuk mengutarakan pendapat jujurnya soal Nathan.

Dan itu yang kusukai dari Marianne.

“Oh ya, aku lupa dia sudah mempunyai hal yang lebih baik dari pada majalah porno,” ujar Marianne dengan nada sarkastik.

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang