Melewati Batas (2)

329 16 0
                                    

Melewati Batas (2)

(Cheryl)

“Kenapa kamu bisa berteman dengan Emily?” Pertanyaan itu terlontar begitu saja ketika aku dan Nathan di dalam mobil, melakukan perjalanan menuju rumah keluarga Summer. Diriku dalam balutan gaun merah apel dan Nathan yang rapi dalam tuxedo hitam malamnya.

Ya, kami benar-benar pergi ke pesta ulang tahun Emily Summer yang sudah dipastikan akan dihadiri oleh para pebisnis dan pejabat kaya kota ini. Aku tidak akan bertanya seberapa besar pengaruh kekuasaan Summer di sini, yang jelas ini pesta Emily dan aku tidak antusias. Pasalnya di sampingku Nathan lah yang tampak antusias dan aku tidak menyukainya.

“Kami berteman sejak kecil,” kata Nathan tanpa menoleh padaku dan fokus mengemudi mobil.

“Iya, kamu udah bilang itu, tapi sejak kapan?” tuntutku tak sabar.

“Aku tidak terlalu ingat,” kata Nathan tersenyum.

“Oh, apa kau tidak curiga kalau Emily menghipnotismu untuk menjadi temannya?” sindirku.

Nathan tertawa, “Bukan seperti itu, Cher,” katanya mengerling sekejap padaku. “Kamu bawaannya curiga terus sama Emily. Memangnya ada apa?”

“Hormon,” cibirku memalingkan muka dari Nathan merasa lebih kesal.

Nathan kembali tertawa. Sisa perjalanan itu tak lagi manjemukan, tepat setelah kami tiba di mansion besar yang dibangun di pinggiran kota. Mataku menangkap perairan di seberang yang membatasi kota dan daerah sepi ini. Kutebak pasti pemandangan matahari terbit akan indah di sini.

“Hormon kok bawaannya Emily terus?” kata Nathan meledekku ketika kami ke luar dari mobil dan melewati jalan setapak batu menuju pintu depan mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hormon kok bawaannya Emily terus?” kata Nathan meledekku ketika kami ke luar dari mobil dan melewati jalan setapak batu menuju pintu depan mansion.

Aku diam dan menahan diri untuk tidak bersikap kekanakan soal ini. Tetapi kau tahu? Ini sulit!

Hari sudah pukul tujuh malam saat itu, di halaman depan mansion sudah banyak terparkir mobil-mobil yang kutebak setara dengan harga mahkota Ratu Elizabeth. Tepat di sinilah aku mendapat ledekan suami soal si Emily ini. Aku tak percaya suamiku sendiri lebih memihak si wanita itu daripada istrinya sendiri. Memangnya apa spesialnya dari si Emily ini?

Melihat diamku, Nathan terkekeh dan menarik tanganku untuk bergandeng dengannya. “Emily waktu kecil tidak pandai bergaul,” jelas Nathan mulai menceritakan latar belakang pertemanannya dengan wanita itu. “Tuan Summer—ayah Emily—pernah bertamu ke rumahku bersama anaknya, Emily. Aku tidak terlalu ingat waktu itu aku berumur berapa, tetapi kurasa saat kami bertemu … aku resmi menjadi teman pertama Emily.”

Langkah kami berhenti tepat di depan pintu masuk mansion. Aku bisa mendengar suara musik klasik dari dalam, tentu dengan suara keramaian para manusia di dalamnya. Harus kuakui keluarga Summer sepertinya punya pandangan hebat soal merayakan ulang tahun.

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang