Sang Masa Lalu

793 41 0
                                    

Bab 6 - Sang Masa Lalu

(Cheryl)

(Gambar)

"Selamat pagi, Cheryl!" sahut Karen menyambutku masuk ke kantor guru setelah mengajar di kelas 8-2.

"Kau tampak lelah," lanjut Karen kali ini lebih terpaku pada layar laptopnya ketika aku duduk di meja kerjaku. Meja kami bersebelahan dan untuk beberapa alasan aku dan Karen akrab untuk saling mengobrol tentang kehidupan. Entah mungkin pembicaraan tentang sistem kurikulum yang baru atau anak nakal di kelas 9-3.

"Aku baik-baik saja," Aku mengangguk dan kembali mengeluarkan ponselku dari dalam tas. Memeriksa apakah ada semacam pesan baru atau telepon tak terjawab.

Karen berusia 45 tahun dan dia masih memiliki rambut hitam-tanpa uban-panjang yang dibundelnya menjadi satu, "Oh ayolah, Cheryl. Baru beberapa hari kemarin aku melihatmu memakai cincin pernikahan, sekarang wajahmu lesu bak janda berumur lima puluh."

Mungkin benar.

Lebih tepatnya seminggu yang lalu ketika cincin itu akhirnya tiba dijemari manisku. Dan tepat seminggu aku tak pernah mendapat kabar apapun dari si tuan calon suamiku itu.

Aku bukan orang yang suka mengeluh. Namun, ayo kita coba serius di sini. Nathan belum meneleponku atau mengirimiku pesan selama seminggu. Oke, itu aneh, bukan? Kami tingggal dalam satu kota, dia melamarku dan aku menerimanya. Kemudian dia bilang ada semacam bisnis ini yang harus diurusnya dan kau tahu? Selama seminggu ini aku mencoba menghubunginya, tetapi, tak pernah ada balasan.

Dia seolah menghindariku dan aku jenis wanita yang tidak suka diabaikan tanpa alasan.

Aku bahkan akan menegur muridku jika dia mengabaikan penjelasan materi di kelas. Seolah ada sesuatu yang mengganggunya dan dia menghindariku selama seminggu. Aku tahu, ayahku masih belum menyetujui lamaran darinya, tetapi ayolah! Dia bisa saja membawaku ke luar negeri dan menikahiku di sana.

Oke, itu agak terlalu meniru film bollywood, tetapi kau tahu maksudku, 'kan? Menyebalkan sekali mendapat perlakuan darinya yang seperti ini.

Aku ini calon istrinya, bukan? Aku bukan jenis pengekang manja, tetapi setidaknya dia harusnya mengabariku. Maksudku, aku dan Nathan tak bertemu beberapa tahun belakangan karena pengobatannya ke luar negeri. Harusnya dia mengajakku kencan atau kembali mengunjungi rumah orangtuaku untuk membujuk ayahku.

Tetapi dari yang kulihat sekarang, dia malah membuatku ragu.

"Permisi ...." Suara laki-laki itu menggema sampai ke ujung ruangan guru. "Maaf. Aku mencari wali kelas untuk kelas 7-2, Miss White?" lanjutnya.

"Oh, itu aku," sahutku berjalan menuju pintu dan meninggalkan meja kerjaku.

"Dia tampan," Karen berkomentar.

Aku terkekeh, "Diamlah, Karen. Dia mungkin mendengar."

"Oh, anak kecil bukan seleraku, Cher."

Aku menggelengkan kepala dan melanjutkan langkahku menghampiri lelaki itu di dekat pintu, "Maaf, ada apa, Pak?" tanyaku pada sosok laki-laki di depanku yang mengenakan jas hitam dan celana panjang hitam formal. Dalam sekali lihat saja, aku tahu orang ini adalah bagian dari bisnis perusahaan. Aku menebak, mungkin dia adalah orangtua salah satu murid di kelasku.

"Cheryl, kau tidak ingat aku?" ucap laki-laki menampilkan deretan gigi putihnya dalam sekali lengkungan bibir.

Aku mengernyit, "Maaf, Pak. Saya merasa tidak mengenal anda."

Jika ini adalah caranya untuk merayu wanita maka itu tidak akan berhasil, lanjutku dalam hati. Menggoda orangtua murid bukanlah bagian dari pekerjaan guru.

Lelaki itu menghela napas dan tersenyum masam, "Ini aku. Cedric," tukasnya. "Aku Cedric Franklin."

Saat itulah aku benar-benar melongo.

***

Vote dan komen lah apabila karya tulis saya pantas untuk mendapat dukungan 😉

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang