25. Cewek Mainstream

330 20 0
                                    

"Maksud elo apaan sich?"

Cia kelihatan linglung beberapa saat sebelum menatapku lama. Hingga aku sangat merasa jika dia sedang berniat menguji kesabaranku.

 "Ahh nggak apa kok."

Kemana Cia yang tadi kelihatan lebih bersinar? Apa sumber energinya lenyap bersama dengan perginya si laki-laki itu.

Ohh aku mesti mencari tahunya sendiri.

"Apa karena cowok itu?"

Cia kelihatan kaget saat mendengar pertanyaanku. Pupil matanya membesar.

"Dia cakep 'kan?"

Siapa yang peduli dengan tampilan fisik orang dipandangan pertama jika memang orang itu tidak cukup menarik perhatian?

"Terus?"

Cia gelagapan.

"Ya sayang kalo dilewatin begitu aja."

"Oh oke. Dia cakep dan dia barusan ngobrol bareng elo. Kesimpulannya elo naksirdia."

Masa bodo' dengan reaksi Cia yang terlihat seperti menelan air laut satu sendok.

___

Aku berhasil membuat Cia mengatakan di mana Jio dan pacarnya itu berada. Aku sudah curiga sebab sejak aku bertanya di mana Jio. Cia hanya memberikan jawaban berbelit-belit. Setelah kupaksa akhirnya ia mengaku juga. Ia beralasan jika tidak mau mereka -Jio dan pacarnya terganggu.

Sebernarnyaaku tidak percaya tapi nanti sajalah. Aku juga cukup kesal mengenai peristiwa waktu aku menghampiri Cia.

Finally Cia berkata jika laki-laki yang tadi itu ternyata mantan yang ditangisi waktu lalu.

"Jadi di mana Jio?" Tanyaku mencoba mengalihkan topik. Cia tersenyum kemudian menarik tanganku masuk jauh lebih dalam ke kafe ini.

"Elo gak bareng Jio ke sini?" Tanyaku lagi. Cia tertawa hambar mendengarku. Ahhtidak bisakah ia menjawab dengan kata saja?

"Duh sorry Din. Abis udah jelas Jio bakal bawa gebetannya. Masa gue ikut? Yang ada gue jadi obat nyamuk." Kata Cia dengan lebih santai.

"Sekarang juga gitu. Jio sama pacarnya dan kita ketemu mereka."

"Yaya memang. Tapi seenggaknya gue masih bareng elo."

Kugelengkan kepalaku dan membiarkan Cia sekali lagi menarik tanganku ke sudut kafe yang agak sulit dilihat jika kurang diperhatikan. Suasana bagian yang kami tuju juga agak sepi.

Dikursi itu Jio terlihat sangat pucat berdampingan dengan seorang... Ahhh dia kan cewek yang kutemui beberapa minggu yang lalu. Cewek patung yang nambrak dikampus. Ya rambut pendeknya itu sama persis.

Anehnya jika dulu saat pertama kali aku melihatnya dia hanya memasang ekspresi dingin maka sekarang dia lebih terlihat apa ya? Manja? Atau drama?

Kalian tahu apa yang sedang aku dan Cia saksikan? Seorang gadis  yang sangat-sangat girly lengkap penampilan dengan dress pink dan syal imutnya itu. Dilengkapi dengan sikap manjanya pada Jio.

Wajar jika wajah Jio itu seolah tidak dialiri darah. Cewek mainstream gitu dijadiin pacar.

"Loliat ceweknya Jio?"

Aku mengangguk.

"Jijik banget nggak sich?"

Oke yang dimaksud Cia adalah tingkah manja cewek itu.

"Gue nggak suka sama tuh cewek."

Kutatap Cia dengan cepat. Dia mengatakan kalimat terakhirnya itu dengan sangat serius. Pemikiran jika Cia tidak menyukai pacar Jio mau tak mau mengusik perasaanku.Semoga ini hanya sugestiku saja.

"Kesana yuk."

Kami mendekat, sosok serba pink itulah yang lebih awal menyadari keberadaanku dengan Cia. Rasta menoleh pada si pacarnya karena merasa heran sebab ocehan yang menganggunya sejak tadi menjadi bungkam. Lalu Jio benar-benar sadar setelah kami duduk di hadapan mereka berdua.

"HaiJio." Sapa Cia dengan riangnya.

-TBC-





Into You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang