Bagian 42

18.2K 887 31
                                    

Talia profil

Gue tertegun saat melihat Reyhan yang ternyata ada disini buat ketemu gue... otomatis air mata gue keluar...

Reyhan mendekat dan memeluk tubuh gue erat sambil menangis.. gue pun membalas pelukannya... Dea yang melihat kami juga menangis dan keluar....

" Talia..... aku merindukanmu.... " katanya..

" aku kembali... aku nuga merindukanmu Rey " kata gue...

Gue menangis sambil memeramkan mata.. menikmati pelukan hangat yang di beri Reyhan...

Setelah beberapa menit pelukan, dia menghapus air mata gue dan mencium kening gue...

Dan lagi dia memeluk gue.. melepas rasa rindu di hati...

" kenapa kamu bisa ada disini? " kata gue saat melepas pelukan Reyhan...

" kamu kira aku akan diam saja saat mengetahui semuanya? Aku tidak akn pernah diam jika itu menyangkut tentangmu " katanya lembut...

" maaf, aku sudah merahasiakan ini.. aku pikir kamu akan marah dan- "
Jari telunjuk Reyhan telah berada di bibirku..

" aku tidak akan marah dengan orang yang ku cintai.. kamu pikir aku bisa marah denganmu?  Justru aku takut kamulah yang akan marah denganku karna kejadian waktu di taman kemaren " aku memeluk Reyhan...

" tidak... aku tidak marah sama sekali denganmu.. aku menyayangimu Rey.. sangat.. " kata gue kembali menangis..

" aku juga menyayangimu Tal... " katanya dan kembali mencium kening gue....

Dia duduk di sebelah gue dan mengusap usap pipi gue dan juga membelai rambut gue...

" sayang.. gimana kabarmu.. apa kamu sudah baikan? " tanyanya..

Gue mengangguk dan memegangi tangan Reyhan...

" kamu cantik " katanya yang membuat jantung gue berdebar...

" cantik apaan? Apa kamu tidak lihat aku sudah botak... rambutku sama seperti rambutmu.. apa cantiknya coba " kata gue yang sedih karna rambut panjang gue harus hilang...

" seperti apapun kamu.. kamu tetap cantik di mataku " pujinya...

Gue tersenyum, Reyhan yang duduk di samping gue pun mendekatkan wajahnya...

Sebuah ciuman lembut dari bibirnya menyentuh bibir gue...

" sepertinya dia melupakan perkataan yang dulu pernah di ucapkannya... katanya gak mau khilaf sebelum waktunya... ini? Apaan coba.. dasar Reyhan " gumam gue dalam hati...

Dia masih mencium gue dan mengusap usap pipi kanan gue... tangannya kembali memeluk tubuh gue setelah bercium...

" maaf karna selama ini aku gak pernah mengertiin dirimu " katanya dengan penyesalan...

Gue cuma diam.... dan tersenyum pelan...

" gak papa kok... "

" benar? "

" iya " gue kembali tersenyum..

Entah kenapa meski sudah berjumpa rasa kangennya masih ada....

Tak lama kemudian mama, papa dan tante Diany datang.. membuat gue dan Reyhan sedikit canggung.. Reyhan sedikit bergeser dari gue...

" kenapa menjauh? " tanya mama..

" eh.. ti-tidak " jawab Reyhan gugup..

" sudah.. tidak papa... kami tidak akan marah.. kami merestui kok " jawab mama tersenyum..

Gue dan Reyhan menunduk menahan malu..

Kenapa sih mama ngomong kayak gitu.. bikin malu aja...

" nak... boleh saya bicara denganmu sebentar? " tanya papa yang membuat gue dan Reyhan tenggelam dalam rasa penasaran...

" eh.. iya boleh " jawab Reyhan...

Papa dan Reyhan pun  keluar ruangan.. gue takut sekaligus cemas.. papa akan ngomong apa sama Reyhan? Apa kami di suruh pisah? Semuanya berkecamuk di kepala gue...

" sudahlah.. papa gak akan ngomong yang aneh aneh kok " kata mama seolah tau apa yang gue pikirin...

Gue melihat dari jendela papa sedang tertawa dengan Reyhan.. apa yang sedang mereka bicarakan?..

Tak lama kemudian papa dan Reyhan pun masuk ke ruangan gue.. papa kelihatan seperti bahagia dan Reyhan juga sama..

" kalian bicarain apa? " tanya gue penasaran...

Papa dan Reyhan saling natap kemudian tersenyum...

Gue mengernyitkan kening gue. Gak ngerti apa maksud mereka..

" papa kenapa? " tanya gue sekali lagi...

Lagi lagi papa tersenyum dan menyipitkan matanya ke gue...

" kamu sudah berani ya pacaran " kata papa tiba tiba.. gue terdiam...

" jawab! " kata papa sedikit membentak..

Kenapa papa jadi begini? Perasaan tadi papa terlihat senang deh...

" i-iya " jawab gue gugup dan menunduj..

Ya tuhan apa papa akan marah? Apa kami akan di suruh putus...

" kalau begitu putus sekarang!!!!! " bentak papa..

Gue mengangkat kepala gue dan menatap papa, mata gue membulat terkejut... gue menatap papa yang kelihatan sangat marah..

" kenapa diam!! Cepat!! " bentak papa sekali lagi.. gue menelan air ludah dan melihat ke Reyhan.. Reyhan kelihatan tenang saja.. dia memasang muka datar.. ntah dia marah, senang, sedih atau apa...

Perlahan air mata gue jatuh melihat bentakan papa... papa memasang wajah serius sekaligus marah.. bisa di katakan seperti singa yang hendak menerkam rusa....

" Hahahhahahha "
Gue mengernyitkan kening gue ketika melihat papa, mama dan Reyhan sedang tertawa...

" hahahaha... serius amat si nak.. papa cuma bercanda. Hahahahaha "

Anjay.. ternyata gue di zonk ngin... gue menghapus air mata gue dan memasang wajah datar ke mereka...

" auk ah gelap.. "

Gue langsung membelakangi mereka dan memutuskan untuk tidur...

" eh eh.. marah.. jangan marah dong " bujuk papa..

Ngrookk

Gue pura-pura ngorok dan tidur...

Papa, mama dan Reyhan masih tertawa.. sementara gue mengepalkan kedua tangan gue sambil tidur....

Ntah kenapa tiba-tiba sepi.. gue gak dengar suara siapa-siapa... hendaknya gue ingin berbalik namun gue masih berusaha mengurungi niat itu...

Tiba-tiba sebuah tangan membelai rambut gue yang botak, gak botak gundul sih.. kayak rambut laki laki rambut gue...

" tidurlah sayang, supaya kamu gak kelelahan dan bisa cepat sembuh... tidur yang nyenyak ya, moga mimpi indah "
Reyhan mengusap pipi gue dan mengecup kening gue... kemudian dia keluar..

Gue membuka mata dan memegang pipi gue yang sudah memanas dan merah...

Gue masih memikirkan yang di katakan Reyhan tadi...

Jantung gue berdetak kencang hingga hampir lepas...

Perjalanan Hidup TALIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang