" aaaaa " kata Reyhan membuka mulutnya supaya gue juga membuka mulut gue dan makan...
" ayo dong makan " bujuknya sambil memain-mainkan sendok makannya...
Gue masih diam gak ngomong apapun..
" tiiiiittt ada kereta apiii ayo buka terowongannya " bujuknya lagi sambil mengayunkan sendok itu ke mulut gue, lagi lagi gue diam dan menggeleng..
" aku kenyang " ucap gue melas..
" kenyang apaan... belum makan sesuap pun.. " bantah Reyhan yang masih mengaduk aduk bubur yang harus gue makan...
" aku aku gak terlalu suka bubur... terlalu lembek.. gak ada yang harus aku kunyah " alasan gue dengan wajah semelas melasnya..
" huh.. kalo kamu gak makan, kamu kapan sembuhnya? Mau di sini terus? " tanyanya...
Gue diam dan menunduk...
Tiba tiba Reyhan menyubit pelan pinggang gue...
" aaahh " jerit gue.. entah geli atau sakit gue juga bingung..
" hap.. yes berhasil " katanya sambil memasukkan sesendok bubur...
Ahh gue kalah.. Reyhan sengaja menggelitik gue supaya gue buka mulut dan dia memasukkan bubur hambar itu...
" ih hahu huhang " kata gue sambil muncrat kemana mana..
" habisin dulu nasinya sayang.. baru ngomong " katanya sambil mendekat..
Meskipun bubur tapi aku masih bisa mengunyah sedikit nasi yang tidak terlalu lembek...
" kamu curang ah" kata gue lagi setelah berhasil menelan bubur itu..
" biarin.. yang penting kamu sudah makan " jawabnya cuek..
Gue cuma pura pura ngambek...
" udahlah... masa cuma karna itu kamu ngambek.. ayolah makan neh " bujuk Reyhan lagi sambil berusaha memasukkan sesendok bubur ke mulut gue...
Akhirnya gue ngalah dan buka mulut...
Cuma beberapa sendok tiba tiba perut gue mual.." Rey.. aku pingin muntah " kata gue panik...
Reyhan juga panik.. dia segera mengambil baskom kecil yang ada di sana dan memberi sedikit air dan menyodorkannya ke gue...Gue langsung muntah... Reyhan menggosok gosok punggung gue pelan dan memberi gue minum..
Gue masih muntah... gue menggenggam bantal sebelah gue karna menahan sakit...
Reyhan yang melihat itu memegang tangan gue dan menggenggamnya...
" genggamlah tanganku.. aku akan membantu menguatkanmu "
Kata kata Reyhan membuat gue hangat seketika...Setelah selesai muntah, gue di beri minum oleh Reyhan...
" kenapa? " tanya gue..
Reyhan bingung...
" kenapa apa? " balasnya sama sekali tidak mengerti...
" kenapa kamu malah mendekat di saat aku muntah? Apa kamu gak jijik melihat muntahku? Apa kamu gak elfeel di saat aku muntah kayak gitu? " tanya gue bertubi tubi...
Reyhan mendekat.. ia memegang pipi gue dengan kedua tangannya...
" aku gak akan jijik dan gak akan elfeel dengan muntahmu bahkan darahmu.. selagi itu milikmu aku gak akan pernah jijik sekalipun.. karna semua yang ada pada dirimu juga ada pada diriku... untuk apa aku jijik? Kamu kan pacarku.. "
Kalimat itu membuat gue luluh seketika... gue menangis..." kenapa nangis? " tanya Reyhan dan menyeka air mata gue yang turun...
" aku minta maaf... aku sudah pernah membohongimu dan menyembunyikan ini semua dari dulu... aku minta maaf karna sudah membuat hubungan ini tidak sempurna... karna aku- "
Mulut gue ditutup Reyhan dengan telapak tangannya.." sudahlah.. juga itu semua masa lalu kan? Lebih baik sekarang kita fokus saja sama masa depan yang akan kita jalani "
Kata Reyhan sambil tersenyum...
Reyhan mendekatkan wajahnya dan mencium kening gue...
" piiiiiiiiiiiiittttttttttt... kartu merah.. Reyhan keluar " kata Dea tiba tiba...
Reyhan melepas pelukannya dan menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah...
" a-aku ke toilet dulu ya " ucapnya gugup...
Reyhan langsung berlari menuju keluar ruangan...
" aih.. dasar sejoli buta.. liat liat tempat dong kalau mau bermesraan... " kata Dea nyolot
Gue cuma diam...
" eh.. ini apa? Kamu muntah? " tanya Dea saat melihat baskom yang diisi muntah gue...
" eh.. iya.. tadi gue pusing dan mual " jawab gue..
Dea membersihkan baskom tersebut ke kamar mandi...
Tak lama kemudian diapun keluar...
" tal... sudah hampir sebulan lho lo udah di opname... gue bosan lho.. apa lo gak bosen? " tanya Dea..
Gue narik nafas dalam dan mendongak ke atas.. gue melihat atap yang lumayan canti berwarna orange...
" huh... lo aja bosan.. apalagi gue? Kalau gue bisa milih gue milih hidul bahagia tanpa ada sakit ini.. hidul bebas.. bersenang senang.. namun tuhan memberi gue sebuah ujian.. ujian yang berat yang harus di lalui dengan penuh kesabaran dan keikhlasan... gue cuma yakin satu hal aja... tuhan gak akan memberikan manusia ujian di luar kemampuan manusia tersebut.. jadi gue yakin semua ini pasti ada hikmahnya "
Jelas gue panjang lebar...Dea menepuk tangannya yang membuat gue bingung...
" lo kenapa? " tanya gue..
"Gak.. gue cuma heran aja sejak kapan sahabat gue jadi sebijak ini " balas Dea dengan wajah polos...
Gue cuma diam dan tersenyum kecut ke Dea...
PENGUMUMAN...
SEKARANG PGSKB AKAN UPDATE SEKALI SEHARI KARNA AKU SEDANG SIBUK... JADI SABAR YA BAGI YANG PENASARAN....MAKASIH...
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hidup TALIA
HumorPunya pacar, awalnya cuma sebagai taruhan, ntah kenapa secara perlahaan timbul rasa yang nyata dan sebenarnya ada.