" ginjalnya cocok untuk di donorkan, tapi... mbaknya sudah pernah di operasi bukan? Itu juga di bagian perut, jika di sekitar sana di operasi lagi apa mbaknya kuat? Soalnya mendonorkan ginjal bukanlah hal sepele, itu juga bisa membahayakan nyawa mbaknya " ucap dokter setelah memeriksa ginjal Talia..
" Tal.. jangan.... kita cari yang lain saja ya.. gue gak mau kehilangan lo " ucap Dea...
Talia terdiam sejenak..
" tidak apa dok.. saya rela... asalkan Reyhan bisa bangun.. saya akan melakukan apa saja untuk orang yang saya cintai " jawab talia..
" baiklah kalau begitu kita bisa melakukan operasinya sekarang, ayo " ajak dokter itu menuju suatu ruangan..
Dea memegang bahu Talia, kemudian memeluknya..
" gua gak akan maafin lo jika lo mati, akan gue marahin lo habis habisan jika itu terjadi.. awas saja " ancam Dea sambil menangis..
Talia mengangguk dan tersenyum...
Akhirnya operasi di lakukan. Talia melihat raga Reyhan terbaring lemas, dia sudah berjanji akan selalu ada untuk Reyhan, ia tidak mau kehilangan Reyhan meski Reyhan harus kehilangan dirinya..
" sudah siap? " tanya dokter itu...
Talia mengangguk, ia di bius, setelah pingsan barulah lampu lampu yang ada di atasnya di nyalakan...
Peralatan operasi juga sudah di sediakan...
Perlahan dokter memulai operasinya...
Sementara di luar, Dea dan Toro berdoa dan membaca alfatihah untuk keselamatan mereka ber 2...
Jam demi jam pun berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 23.00..
Pintu ruang operasi terbuka dan keluarlah dokter yang mengoperasi Talia...
" operasinya lancar, kondisi yang cowok sudah membaik... tapi.... " dokter terdiam sejenak..
Dea sudah deg degan..
" yang cewek belum bisa di pastikan... jika sampaai besok pagi dia tidak bangun juga.. maka... " dokter menunduk bertanda bahwa kemungkinan hidup untuk Talia sangatlah kecil..
Dea menutup mulutnya supaya tidak berteriak...
Keesokan harinya...
Setelah dipindahkan, Dea langsung menemui talia dan memeluknya.. ini yang ke 2 kalinya ia melihat Talia selemah ini dan sekarang, ia tidak tahu harus bagaimana lagi...
Sementara Toro menemani Reyhan yang sudah terbangun..
" siapa... ini ginjal siapa? " tanya Reyhan lemah...
Toro terdiam..
" lo istirahat aja, yang pasti yang punya ginjal adalah orang yang lo sayang " jawab Toro menahan air mata..
Reyhan terdiam sejenak..
" Talia " gumam Reyhan pelan, seketika Toro tersentak saat mendengar Reyhan mengucapkan nama Talia...
Toro berbalik melihat ke pintu, namun ia tidak menemukan Talia setelah itu toro kembali menatap Reyhan..
" Talia.. Talia ada disini " ucao Reyhan berusaha bangun..
" Rey.. Talia gak ada disini, udah lo istirahat aja " kata Toro dan menidurkan Reyhan kembali..
" Talia.. tadi gue liat Talia... Talia pasti ada disini.. " teriak Reyhan dan berhasil bangun..
Reyhan berjalan dengan pelan sambil membawa infusnya ke luar ruangan.. meski beberapa suster telah mengehentikannya namun ia terus memberontak...
" suster tadi saya melihat Talia... apa disini ada pasien yang namanya Talia " tanya Reyhan...
" sebentar saya cek dulu " ucap suster tersebut...
Toro segera menghampiri suster yang pergi mengecek nama pasien..
" dok... bilang kalau pasien yang namanya talia tidak ada.. saya mohon " ucap Reyhan memohon...
Suster terdiam dan kemudian reyhan tiba di sana..
" bagaimana sus? " tanya Reyhan...
" Toro... Talia kritis " teriak Dea saat melihat Toro duduk di dekat seorang suster..
Seketika mata Toro terbelalak, dan reyhan pin berbalik melihat sumber suara.. sementara Dea terdiam melongo saat melihat Reyhan berdiri di sebelah Toro..
Reyhan berjalan mendekati Dea..
" Talia dimana? Kenapa dia ada disini? Di mana diaa??? " tanya Reyhan...
Dea terdiam...
" Rey.. lo salah dengar.. gue-- "
" jangan bohong.. sekarang kasih tau gue Talia di mana atau kalian bakal gue habisi " ancam Reyhan...
" Talia.... diaa... dia kritis.... dan dia yang donorin ginjalnya buat lo " jelas Dea...
Badan Reyhan seketika lemah..
" De.. bawa gue ke Talia " ucap Reyhan pelan...
Da mengangguk dan membawa Reyhan menuju ruangan Talia...
Saat masuk pintu Reyhan tidak bisa menahan air matanya dan langsung memeluk Talia...
Ia menangis... ia mencium pipi dan kening talia serta menggenggam kuat tangannya...
" Talia... kenapa.... kenapa kamu melakukan ini.... " kata Reyhan pelan sambil terisak..
Kondisi Talia semakin lama semakin lemah.. sehingga terdengar suara...
Teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttt dari sebuah benda yang menunjukkan garis lurus...
Reyhan, dan Dea langsung berteriak memeluk dan memanggil Talia...
Sementara Toro memanggil dokter...
Hy guys...
Hweee diriku minta maaf karna beberapa hari ini gak update.. maafkan daku😢..
Tugas sekolah numpuk, pr banyak sekali... jadi harus ekstra belajar...
Sekali lagi maaf ya..
Btw ini belum tamat kok.. masih ada beberapa episod lagi...
Maaf ya guys... kali ini smpe seterusnya aku updatenya gak bakal nentu...
Ini aja udah sempat2in ngelanjutinnya meski pendek...
Jadi maaf ya.. dan jangan lupa vote juga..
Kebanyakan pembaca gelap...
Kalian tau rasanya di baca saja? Sakit tapi tak berdarah...
Follow juga ig ku : rafiatulhikmah
Thnx
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hidup TALIA
HumorPunya pacar, awalnya cuma sebagai taruhan, ntah kenapa secara perlahaan timbul rasa yang nyata dan sebenarnya ada.